JAKARTA – PT Timah Tbk (TINS) memangkas belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini sebesar 30%menjadi Rp 840 miliar dari rencana semula senilai Rp 1,2 triliun. Perseroan akan lebih memprioritaskan capex untuk peningkatan produksi dan memperbaiki harga jual timah.
Corporate Secretary Timah Agung Nugroho mengatakan, perseroan tengah mengevaluasi rencana investasi tahun ini. Proyek investasi yang bersifat jangka panjang dan di luar masalah produksi akan dikurangi.
“Beberapa BUMN lain juga telah mengevaluasi rencana investasinya. Namun, capex untuk produksi tidak dipangkas,” ucap Agung kepada Investor Dailydi Jakarta, Kamis (10/7).
Dia menjelaskan, perseroan telah menarik pinjaman sebesar Rp 840 miliar dari stand by loan yang dimiliki saat ini sebesar Rp 3 triliun. Perseroan mendapatkan stand by loan tersebut pada akhir tahun lalu.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, kinerja keuangan perseroan sepanjang semester I-2014 lebih baik dibandingkan tahun lalu. Namun, Agung belum bisa mengungkapkan pendapatan Timah sampai saat ini.
“Pendapatan kami sudah mencapai kira-kira 50% dari target,” kata dia.
Pada semester II, jelas Agung, perseroan akan terus meningkatkan produksi dan memperbaiki harga jual timah. “Saat ini harga timah turun kembali di bawah US$ 23,” ujar dia.
Salah satu strategi perseroan untuk mendongkrak harga timah adalah dengan membatasi penjualan timah dalam negeri dan ekspor. Dia menjelaskan, secara produksi perseroan tidak mengalami masalah, tetapi harga timah masih belum ke kondisi normal.
Menurut Agung, memperbaiki harga timah akan tetap sulit apabila ekspor timah ilegal terus terjadi. “Hal tersebut yang menurunkan harga timah saat ini,” ungkap dia.
Diversifikasi Usaha
Sementara itu, perseroan juga tengah mempersiapkan pembentukan anak usaha baru di sektor properti. Rencananya, anak usaha baru tersebut akan terbentuk dan mulai beroperasi pada tahun depan.
“Nantinya perseroan akan bekerja sama dengan perusahaan BUMN (badan usaha milik negara), salah satunya dengan Adhi Karya,” jelas Agung.
Tujuan pemebentukan anak usaha baru tersebut, untuk dapat memanfaatkan lahan-lahan tidak produktif perseroan. Rencananya, perseroan akan melakukan test case (uji coba) terlebih dahulu dengan mengelola tanah milik Timah di Bekasi seluas 176 hektare (ha).
Dia melanjutkan, apabila uji coba tersebut berhasil maka lahan-lahan tidak produktif perseroan nantinya bakal dikelola untuk unit usaha baru tersebut. Saat ini perseroanmemiliki lahan di Sumatera dan Kalimantan.
Agung mengatakan, kebutuhan dana untuk pembentukan perusahaan baru belum ditentukan saat ini. Perlu disepakati dulu pembagian saham perusahaan baru dengan mitra kerja sama perseroan. (fik)
Investor Daily, Jumat 11 Juli 2014, hal. 13