PLN Bangun PLTU di Lombok

LOMBOK BARAT – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan membangun lagi pembangkit listrik tenaga uap di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, untuk memenuhi kekurangan daya di daerah tersebut.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lombok Barat H Baehaqi mengatakan, badan usaha milik negara (BUMN) tersebut sudah melakukan ekspose rencana pembangunan di hadapan bupati.
“Lokasi pembangunan berada di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), yang sudah dibangun di Jeranjang, Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, beberapa tahun lalu,” katanya belum lama ini.
Dalam ekspose tersebut, kata dia, PLN berencana membangun PLTU baru dengan kapasaitas 2 X 33 mega watt (MW) dengan net 58 MW. Dia berharap, adanya tambahan PLTU baru tersebut bisa memenuhi seluruh kebutuhan energi listrik di Pulau Lombok.
Menurut Baehaqi, pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan kajian terhadap rencana PT PLN tersebut, mulai dari tata ruang, analisis dampak lingkungan, dan kajian lainnya.
Upaya pengkajian itu melibatkan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Lombok Barat yang nantinya merekomendasikan layak apa tidak proyek tersebut dilaksanakan di lokasi yang diinginkan PLN.
Mengacu dari gambaran awal lokasi pembangunan, Baehaqi menilai sudah sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Meskipun demikian, tetap perlumelakukan kunjungan lapangan.
“Kami harus turun lapanganmelihat semua aspek, sehingga betul-betul tidak hanya eksplisit tapi secara riil sesuai tata ruang. Setelah itu baru bisa dikeluarkan izin prinsip,” ujar Baehaqi seperti dikutipAntara.
Manager PT PLNAreaMataramBagus Hari Abrianto, menjelaskan target rasio elektrifikasi pada 2014 sebesar 68%. “Dari target itu kami sudah mampu mencapai 64% hingga pertengahan 2014 atau lebih dari sebagian penduduk NTB telah menikmati layanan kelistrikan, sisanya 4% lagi,” katanya.
Rasio elektrifikasi menandakan tingkat perbandingan jumlah penduduk yang menikmati listrik dari jumlah total penduduk di wilayah itu. Rasio elektrifikasi sangat berhubungan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.
Bagus mengatakan, sisa target sebesar 4% itu cukup sulit diwujudkan jika masih dilakukan pemadaman bergilir akibat kekurangan daya. Persoalan itu juga berimbas kepada kebijakan perusahaanya yang menunda pemasangan sambungan baru khususnya bagi pelanggan besar. (ks)
Investor Daily, Rabu 16 Juli 2014, hal. 26

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Leave a Comment