JAKARTA – PT Modernland Realty Tbk (MDLN) berencana membeli kembali obligasi global sebesar US$ 150 juta yang jatuh tempo pada 2016. Untuk itu, perseroan akan menerbitkan obligasi global yang baru senilai lebih dari US$ 150 juta. Sisa dana akan dipakai untuk membayar utang, akuisisi lahan, dan keperluan umum.
Lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings telah memberikan peringkat sementara untuk obligasi global (glo bal bond) Modernland yang bar u pada level B, dengan recover y rating RR4. “Surat utang itu akan jatuh tempo pada 2019,” ungkap Fitch Ratings dalam laporannya, Senin (14/7).
Fitchmenegaskan, peringkat tersebut masih bisa berubah hingga waktu penerbitan obligasi. Sesuai rencana, Modernland akan menerbitkan obligasi melalui anak usahanya, Marquee Land Pte Ltd. Modernland yang merupakan perusahaan properti milik keluarga Honoris akan menjamin penuh obligasi tersebut.
Sementara itu, Moody’s Investors Service memberikan peringkat sementara untuk obligasi global Modernland pada level B2. Outlook dari peringkat tersebut stabil.
“Penyematan peringkat ter sebut berdasarkan asumsi bahwa obligasi tersebut akan digunakan untuk refinancing utang dan pengumpulan dana tambahan. Hal itu tidak akan meningkatkan utang Modernland secara signifikan pada akhir tahun ini,” jelas Jacintha Poh, assistant vice president and analyst Moody’s.
Meski demikian, menurut dia, jika emisi obligasi tersebut tidak sesuai harapan, bakal berakibat buruk bagi Modernland. “Jika obligasi tersebut sukses di pasar, akan memperpanjang jatuh tempo utang perseroan dan meningkatkan likuiditas. Namun, kami masih berhati-hati dengan ambisi perseroan untuk mengakuisisi lahan di Bekasi,” papar Poh.
Per 31 Maret 2014, kas dan setara kas Modernland sebesar Rp 480 miliar atau sekitar 0,52 kali dari utang jangka pendek yang senilai Rp 930 miliar. Meski demikian, pembayaran akuisisi lahan oleh PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) kepada Modernland akan mendukung arus kas dan likuiditas perseroan. Modernland masih membutuhkan waktu selama 24 bulan untuk membiayai kegiatan usaha, terutama proyek yang akan menjadi sumber utama pendapatan, yaitu Jakarta Garden City (JGC).
Pembayaran dari AlamSutera diperkirakan sebesar Rp 900 miliar per tahun pada 2014 dan 2015. Pada 2016, pembayaran mencapai Rp 600 miliar. Pada kuartal I tahun ini, pembayaran dari Alam Sutera menyumbang 65% dari penerimaan kas Mo dernland.
Arus kas perseroan juga bakal didukung oleh PT AEON Mall Indonesia. Pada kuartal IV tahun ini, Modernland berpeluang menerima pembayaran dari AEON sebesar 95% dari US$ 45,7 juta. Pembayaran itu terkait penjualan tanah komersial di Jakarta Garden City.
Akuisisi Lahan
Modernlandmenganggarkan belanja modal (capital expend iture/capex) sebesar Rp 1,3 triliun tahun ini. Perseroan akan menggunakan seluruh capex untuk mengakuisisi lahan hingga seluas 1.000 hektare (ha).
“Kami berniat membeli ta nah seluas 900-1.000 ha. Dari lahan tersebut, sekitar 400 ha di antaranya untuk kawasan industri dan sisanya 600 ha untuk menambah lahan di Jakarta Timur,” kata Investor Relations Modernland Cuncun Wijaya kepada Investor Daily, baru-baru ini.
Cuncun menegaskan, perseroan akan menggunakan kas internal untuk membiayai seluruh capex. Dari total capex Rp 1,3 triliun, sekitar Rp 1,2 triliun di antaranya berasal dari hasil penjualan lahan perseroan kepada Alam Sutera Realty.
Tahun lalu, Modernlandmenganggarkan capex sebesar Rp 1,9 triliun, tapi dipangkas menjadi Rp 1,5 triliun. Tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan pemasaran (marketing sales) unit properti sebesar 48,14%menjadi Rp 4 triliun, dibandingkan 2013 sebesar Rp 2,7 triliun. (c08)
Investor Daily, Selasa, 15 Juli 2014, hal. 13