KATEGORISASI INDUSTRI: OJK Akan Atur Ulang Bank Asing

JAKARTA-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana mengatur ulang kategorisasi bank asing yang beroperasi di Indonesia. Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengatakan pengaturan ulang mengenai kategorisasi bank asing merupakan bagian dari harmonisasi pengaturan bank di wilayah Asean.

Kredit Korporasi: BII Pasok Ap II Rp 1,5 Triliun

Jakarta – PT Angkasa Pura (Persero) II memperoleh kredit 10 tahun dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk. sebesar Rp 1,5 triliun untuk pengembangan Bandara International Soekarno-Hatta. Direktur Utama Angkasa Pura II Tri S. Sunoko mengatakan kemitraan dengan BII merupaka salah satua upaya perusahaan untuk menjadikan Bandara Internasional Soekarno-Hatta berkelas dunia.

Fungsi Intermediasi: Kredit Investasi Belum Maksimal

Jakarta – Kredit investasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan kredit modal kerja dan investasi pada pertengahan tahun ini, meski belum maksimal. Pertumbuhan yang tinggi tersebut, jika dibandingkan dengan pertumbuhan dua tahun sebelumnya, maka kredit investasi mencetak perlambatan yang cukup dalam.

Kewajiban Divestasi: Freeport Ingin Melantai di Bursa

Jakarta – PT Freeport Indonesia memilih mekanisme penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia dalam proses divestasi 20,64% saham dengan Pemerintah Indonesia dalam lima tahun mendatang. Presiden Direktur Freeport Rozik B. Sutjipto mengatakan pihaknya masih memprioritaskan pemerintah pusat kendati pihaknya menyukai mekanisme penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) pada divestasi...

Risiko Konglomerasi: OJK Terapkan Pengawasan Terintegerasi

JAKARTA-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan sistem pemeriksaan dan pengawasan terintegrasi dalam industri jasa keuangan di Indonesia akan dapat diimplementasikan mulai triwulan III/2014. Deputi Komisioner Manajemen Strategis IB OJK Lucky Fathul Aziz Hadibrata mengatakan sistem pemeriksaan dan pengawasan yang dilakukan oleh regulator akan disinergikan dengan penilaian tingkat risiko konglomerasi...

Anak Usaha Garuda: GMF Didorong Segera IPO

Jakarta – Setelah tertunda beberapa kali, maskapai penerbangan milik pemerintah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. kembali mendorong anak usahanya yakni PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia untuk segera go public. Direktur Keuangan Garuda Indonesia Handrito Hardjono mengatakan anak usaha badan usaha milik negara (BUMN) memang didorong untuk segera melakukan penawaran umum perdana (initial...

Bisnis Penjaminan Efek: Kinerja Masih Moncer

Jakarta – Kendati emisi obligasi melambat dan nilai IPO sepanjang paruh pertama tahun ini lebih kecil dibandingkan dengan posisi pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan penjaminan emisi dan penjualan efek sebagian besar sekuritas tetap tumbuh. Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, tujug dari 10 perusahaan sekuritas yang melaporkan kinerja keuangan kepada PT Bursa Efek Indonesia mencatatkan...

PENANAMAN MODAL: Suksesi Pemerintahan Tahan Investasi

JAKARTA-Realisasi investasi baru ke industri di dalam negeri pada semester I/2014 tak sebaik periode yang sama tahun lalu. Suksesi pemerintahan dinilai sebagai faktor utama yang menahan minat investor menanaman kapital. Realisasi penanaman kapital di sektor industri pada semester I/2014 mengalami penurunan secara year-on-year (y-o-y). Penanaman modal asing menyusut sekitar 16,2% sedangkan investasi...

Investasi Daerah: PMA Dominan Tanam Modal di Riau

Pekanbaru – Terbatasnya modal yang dimiliki perusahaan dalam negeri membuat investor asing masih mendominasi investasi di Riau sepanjang semester pertama  tahun ini. Irhas Irfan, Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah (BPMPD) Riau, mengatakan penanaman modal asing (PMA) sepanjang semester pertama pada 2014 mencapai US$ 946,05 juta.

37 Tahun Pasar Modal: Perusahaan Besar Enggan IPO

Jakarta – Kendati telah 37 tahun pasar modal diaktifkan, masih banyak perusahaan besar yang enggan masuk ke indutri ini. Alhasil, belakangan lebih banyak perusahaan berskala kecil yang memanfaatkan pendanaan lewat IPO. Tak ada yang salah, karena PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memang mengakomodasi perusahaan dengan net tangible asset minimal Rp 5 miliar untuk bisa mencatatkan sahamnya di bursa.