JAKARTA – Menteri Perhubungan (Menhub) EE Mangindaan menginstruksikan penggunaan mata uang rupiah untuk transaksi di pelabuhan Indonesia. Kebijakan itu diterapkan karena nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak stabil.
“Kalau mau mengikuti fluktuasi, dolar susah dipegang. Rupiah lah seharusnya yang menjadi panduannya di Indonesia. Saya sudah instruksikan ke pihak pelabuhan untuk menggunakan rupiah dalam transaksi,” kata Mangindaan di Jakarta, Kamis (10/7).
Direktur Jenderal Perhubun gan Udara Bobby Mamahit menambahkan, penggunaan rupiah di pelabuhan akan mem bantu pertumbuhan ekonomi. “Untuk industri saya rasa tidak ada masalah. Justru akan lebih mudah dengan menggunakan rupiah, mereka tidak perlu menukar uang rupiah dengan dolar. Aturan teknisnya segera disusun, setelah disahkan Men hub,” papar dia.
Di sisi lain, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III siap menjadikan mata uang rupiah sebagai alat bayar dalam bisnis kepelabuhanan. “Kami sebagai badan usaha pelabuhan (BUP) tidak masalah pembayaran yang dialihkan ke rupiah dari dolar AS,” kata Kepala Humas Pelindo III Edi Priyanto di Surabaya, baru-baru ini.
Dia optimistis kebijakan pe merintah tersebut tidak akan berdampak negatif terhadap perkembangan bisnis di pelabu han, termasuk bagi korporasi. Kalau ada pengaruh, hal itu akan dialami perusahaan pelayaran (shipping line).
“Penyebabnya, semua tran saksi terminal handling charge (THC) kepada shipping line me makai alat bayar dolar,” ujar dia. Meski begitu, kata dia, perse roan tetap menerima dan men jalankan kebijakan itu selama ada aturan dan mekanisme yang jelas. Ketika aturan tersebut tetap dilaksanakan, Pelindo III sudah menyiapkan serangkaian rencana bisnis. “Misal, pemba yaran tetap dilakukan dengan mata uang rupiah. Tapi idealnya menyesuaikan kurs dolar AS ke rupiah,” ujar dia.
Untuk itu, kata dia, pihaknya telahmelakukan investasi besarbesaran dalam bentuk dolar AS. Investasi tersebut diupayakan guna meningkatkan daya sa ing dan pelayanan. “Langkah bisnis itu tampak dari logistic performance index (LPI) yang diterbitkan Bank Dunia, turut terkerek,” jelas dia. Sementara itu, pada 2012 posisi LPI Pelindo III berada di peringkat 59 danMaret 2014 su dah naik ke posisi 53. Kemudian, dengan peningkatan infrastruk tur pada 2012 duduk di urutan ke-85 dan Maret 2014 sudah berada di urutan ke-56. “Permasalahan ini juga ter gantung pada asosiasi terkait dan Kementerian BUMN. Kalau disepakati ya, silakan,” kata dia. Di sisi lain, mantan Direktur Keuangan Pelindo III, Wahyu Supar yono mengungkapkan, selama ini dominasi 60% penda patan korporasi dalam bentuk dolar AS. Hal serupa disampai kanPublic Relation PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) se laku anak perusahaan Pelindo III M Solech “Kami harap kebijakan itu ada sosialisasi lebih lanjut dan regu lasi yang jelas. Dengan begitu, tidak akanmerugikan salah satu pihak,” ujar dia. (lrd)
Investor Daily, Jumat 11 Juli 2014, hal. 6