Target Minyak Realistis Tantangan Indonesia Semakin Berat

JAKARTA, KOMPAS – Target produksi minyak mentah yang diusulkan pemerintah kepada DPR untuk tahun 2015 sebesar 830.000-870.000 barrel per hari dinilai realistis. Target itu dapat dipenuhi jika sumur Blok Cepu, Jawa Tengah, mencapai produksi puncaknya, yakni 165.000 barrel per hari.
Secara umum, tantangan produksi minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia ke depan diprediksi semakin berat.
”Jika Blok Cepu mulai berproduksi tahun ini dan mencapai produksi puncak 165.000 barrel per hari tahun depan, saya rasa target produksi minyak mentah yang diajukan pemerintah itu realistis,” kata Presiden Asosiasi Perminyakan Indonesia Lukman Mahfoedz kepada Kompas di Jakarta, Kamis (10/7).
Selain produksi puncak dari sumur Blok Cepu, target pemerintah bisa terpenuhi dengan asumsi produksi minyak dari lapangan-lapangan yang ada selama ini mencapai 740.000 barrel per hari (bph). Syarat lain, menaikkan produksi sumur-sumur minyak tua dengan teknologi pemulihan produksi migas tingkat lanjut (enhanced oil recovery).
Dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR pekan lalu, pemerintah mengusulkan, asumsi target produksi minyak mentah dalam negeri untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun anggaran 2015 sebesar 830.000-870.000 bph. Angka itu di atas realisasi produksi minyak mentah tahun ini yang rata-rata 818.000 bph.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengatakan, realisasi produksi minyak mentah dalam negeri untuk tahun ini masih di bawah target. Penyebabnya, sumur minyak di Indonesia banyak yang sudah tua sehingga produksinya merosot.
Namun, Jero yakin jika sumur Blok Cepu mulai berproduksi tahun ini, produksi minyak mentah Indonesia kembali bisa naik.
”Saya optimistis target 830.000-870.000 bph dapat tercapai. Kami mengandalkan produksi sumur minyak dari Blok Cepu untuk memenuhi target produksi tahun depan. Sesuai rencana, sebelum pemerintahan sekarang berakhir, Blok Cepu diharapkan sudah bisa memulai produksinya,” kata Jero.
Data Badan Pusat Statistik, ekspor migas Indonesia pada Januari-Mei 2014 mencapai 16,911 juta ton dengan nilai 12,899 miliar dollar AS. Adapun impor migas pada periode yang sama sebanyak 19,6 juta ton dengan nilai 18,401 miliar dollar AS.
Tantangan
Tantangan Indonesia ke depan, yakni menaikkan produksi minyak mentah, semakin berat. Berdasarkan kajian, sekitar 75 persen potensi sumber daya migas di Indonesia berada di lepas pantai dan perairan dalam wilayah timur Indonesia. Untuk eksplorasi di wilayah seperti itu diperlukan teknologi canggih dan dana investasi yang sangat besar.
”Untuk pengeboran satu sumur eksplorasi di lepas pantai dan perairan dalam diperlukan dana 100 juta dollar AS-200 juta dollar AS dengan tingkat kesuksesan kurang dari 50 persen,” ujar Lukman.
Peningkatan produksi minyak, tambah Lukman, tergantung ketersediaan dana, teknologi, infrastruktur migas, dan sumber daya manusia yang andal. Investor juga perlu iklim usaha yang menarik terkait perpajakan dan syarat fiskal yang ditetapkan pemerintah. (APO)

Kompas, Jumat 11 Juli 2014, hal. 19

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Leave a Comment