JAKARTA – Maskapai penerbangan Sriwijaya Air akan membuka sejumlah rute baru ke kawasan regional, seperti Tiongkok, Malaysia, dan Bangladesh mulai bulan depan. Ekspansi ke regional merupakan strategi maskapai untuk meningkatkan komposisi pendapatan dalam dolar AS menjadi 30% dari sebelumnya 15%.
Direktur Komersial Sriwi jaya Air Toto Nursatyo meng ungkapkan, perusahaan pada awal tahun ini sudah membuka tiga rute ke Tiongkok yaitu ke kota Hangzhou, Chengdu, dan Wenzhou yang semuanya ber tolak dari Denpasar dengan tingkat keterisiannya di atas 95%. Selanjutnya, maskapai membuka penerbangan dari Denpasar ke Changsha dan Zhengzhou.
“Sampai sekarang, ada tambahan penerbangan dari lima kota ke Tiongkok dan ada dua hingga tiga pesawat yang terbang langsung ke sana. Agustus Nanti, penerbangan dibuka ke Chongqing, Nanning, Fuzhou, dan Guangzhou,” ung kap dia di Jakarta, Selasa (8/7).
Maskapai mengincar pe numpang dari Tiongkok, sam bung dia, dikarenakan potensi pasarnya cukup besar dengan jumlah populasi mencapai 1,5 miliar jiwa. Apalagi, pemerintah di sana, terutama kota-kota ke cil, mempunyai program agar warganya bisa pergi ke luar ne geri untuk membuka pola pikir secara internasional.
“Kalau setengah dari jumlah populasi Tiongkok adalah pen duduk dengan usia produktif, ada pasar selama 120 tahun yang tidak akan habis. Ini tentu pasar yang besar dan kami harus masuk,” papar dia.
Toto melanjutkan, maskapai juga akan membuka rute inter nasional lainnya ke Dakka (Bangladesh) dari Medan pada September 2014. Pembukaan rute ini untuk menangkap pasar dari pekerja asal Bangladesh yang bekerja di Malaysia. Oleh karena itu, maskapai juga akan membuka penerbangan ke ko ta-kota di Malaysia dengan rute Medan-Penang, Medan-Treng ganu, dan Medan-Ipoh.
“Ada sekitar 300.000 tenaga kerja Bangladesh dan tersebar di sejumlah wilayah di Malaysia. Ini pasar yang asli dari kawasan. Tetapi kami juga harapkan 1015% warga Bangladesh yang punya duit bisa berlibur ke Me dan,” ujar dia.
Dengan pasar yang ingin diraih tersebut, manajemen Sri wijaya Air mempunyai rencana untuk menambah dua pesawat sebelum akhir tahun ini. Saat ini, Sriwijaya sudah memiliki 37 pesawat. “Kami juga ingin me naikkan pendapatan dalam dolar ASmenjadi 30% dari sebelumnya 15%. Pendapatan dari dolar ini juga untuk menahan gempuran depresiasi rupiah yang menaik kan biaya operasional,” jelas dia.
Domestik
Di dalam negeri, maskapai ini akan memperkuat pasar di wilayah timur Indonesia, meski harus menutup rute ke Aceh, Pekanbaru, dan Palangkaraya. Sriwijaya juga telah mengajukan penawaran untuk mengambil rute yang ditinggalkan oleh Tigerair Mandala. Adapun rute eks Mandala yang diincar ada lah Yogyakar ta-Palembang, Yogyakar ta-Pekanbaru, dan Jakarta-Singapura.
“Ada sekitar lima penerbangan Mandala dengan rute JakartaSingapura yang tutup dalam sehari dengan suplai 750 seat per hari. Namun, kami masih mengkaji potensi ini,” jelas Toto.
Sementara itu, sepanjang enam bulan pertama 2014, Sri wijaya sudah menerbangkan sebanyak 3,9 juta penumpang. Angka ini menurun bila di bandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun dari sisi pendapatan meningkat sekitar 15% dibandingkan tengah tahun pertama 2013.
Penurunan jumlah penum pang dikarenakan maskapai sedang melakukan rightsizing agar bertahan menyusul pem bengkakan biaya operasional akibat pelemahan rupiah dan naiknya harga avtur. “Namun, hingga akhir tahun ini kami ha rapkan jumlah penumpang yang diterbangkan paling tidak sama dengan tahun lalu sebanyak 8,9 juta penumpang,” kata dia.
Di tempat yang sama, Direktur Komersial Nam Air (anak usaha Sriwijaya Air) Hasudungan Pandiangan menambahkan, sepanjang Januari-Juni sudah menerbangkan sekitar 90.000 pe numpang. Hingga akhir tahun ini jumlah penumpang ditargetkan mecapai 180.000 orang.
Untuk menambah jaringan penerbangan, maskapai ini juga akan memperkuat rute di wi layah timur Indonesia dengan ti dak berbenturan rute Sriwijaya.
“Kami lihat wilayah Bali dan Nusa Tenggara masih ada pasarnya. Apalagi beberapa pengusaha hotel, pemda, dan travel agent minta untuk me ngembangkan jaringan ke wilayah itu, seper ti Labuan Bajo, Bima, dan Ende. Kami juga sedang kaji rute-rute milik Mandala,” ujar dia.
Investor Daily, Kamis 10 Juli 2014, hal. 6