Rights Issue Bumi Resource Disetujui: NEC Danai Proyek Bumi Minerals US$ 340 Juta

JAKARTA – China Non-Ferrous Metal Industry’s Foreign Engineering and Construction Co Ltd (NFC) siap mengucurkan dana sebesar US$ 340 juta atau sekitar Rp 4 triliun untuk membiayai proyek pertambangan PT Dairi Prima Mineral (DPM), anak usaha PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).
Bumi Minerals kini menguasai 80% saham Dairi Prima, pemegang konsesi pertambangan timah hitam dan seng di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Sisanya 20% saham dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Proyek pertambangan Dairi membutuhkan dana sebesar US$ 400 juta. Dari jumlah tersebut, NFC berkomitmen mendanai 85%. Sisanya 15% atau sebesar US$ 60 juta akan disiapkan oleh Bumi Minerals.
Komisaris Utama Bumi Minerals Ari Hudaya mengungkapkan, pihaknya tengah mempertimbangkan dua opsi untuk menyiapkan kebutuhan dana proyek Dairi.
“Opsi pertama, kami bisa mencari pinjaman untuk project financing. Kedua, kami bisa mencari dana lewat ekuitas Dairi Prima,” kata Ari di Jakarta, Senin (30/6).
Tambang Dairi memiliki cadangan sebanyak 11 juta ton bijih dan sumberdaya sebesar 25 juta ton bijih. Cadangan seng memiliki kadar 11,5%, sedangkan cadangan timah berkadar 6,8%.
Pelepasan Saham Dairi
Untuk project financing proyek Dairi, Bumi Minerals harus menekan jumlah utang terlebih dahulu. Karena itu, Bumi Minerals berniat melepas 29% saham Dairi Prima kepada NFC.
Perseroan bakal menggunakan dana hasil penjualan saham untuk membayar utang sebesar US$ 100 juta. Bumi Minerals juga membuka opsi penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) Dairi Prima. Perseroan berpotensi melakukan private placement saham Dairi kepada investor asing selain NFC.
“Kami bisa tawarkan ke investor Taiwan, Bangladesh, Pakistan, India, atau  siapapun yang membutuhkan produk seng. Penawaran kami tidak terbatas kepada NFC saja,” ujar Ari. Namun, dia belum bersedia mengungkapkan target dana dari penjualan saham Dairi.Hal itu tergantung dari valuasi perusahaan.
“Jika nilai proyek Dairi saja US$ 400 juta, valuasi perusahaan bisa jauh lebih tinggi. Mungkin bisa mencapai US$ 800 juta atau bahkan US$ 1 miliar,” kata Ari.
Rights Issue Bumi
Pemegang saham akhirnya menyetujui rencana penawaran umum terbatas saham (rights issue) PT Bumi Resources Tbk (BUMI), induk usaha Bumi Minerals. Nilai rights issue Bumi mencapai Rp 8,05 triliun atau lebih besar dari rencana semula Rp 6,5 triliun.
Bumi menambah jumlah saham yang dilepas menjadi 32,1 miliar saham (55,75%) dari rencana sebelumnya 26,1 miliar saham (53,5%). Perusahaan batubara terbesar di Indonesia milik keluarga Bakrie itu menetapkan harga pelaksanaan rights issue sebesar Rp 250 per saham.
Jika pemegang saham lama tidak mengeksekusi haknya, China Investment Corporation (CIC) selaku kreditor berhak mengambil 6,9 miliar saham baru atau setara 18,84% saham Bumi Resources. Begitu juga dengan Castleford Investment Holdings yang berhak memiliki 18,84% saham Bumi. Nilai transaksi masing-masing sebesar US$ 150 juta.“Sebanyak 56,3% pemegang saham telah menyetujui rencana rights issue. Kami berharap akan dieksekusi (pemegang saham lama),” ujar Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Dileep Srivastava, kemarin malam.
Sumber: investor Daily. 01 Juli 2014. hal: 13

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Leave a Comment