JAKARTA, KOMPAS — Ketatnya likuiditas perbankan pada tahun 2015 meningkatkan persaingan dalam penghimpunan dana. Dengan laba Rp 290 miliar, PT Bank Syariah Mandiri akan fokus pada pembiayaan untuk sektor yang konsumsi modalnya kecil, seperti proyek infrastruktur pemerintah yang mengandalkan APBN.
“Kami berharap tahun 2016 mendapat laba lebih dari Rp 290 miliar, dengan asumsi perekonomian lebih baik,” kata Direktur Utama PT Bank Syariah Mandiri Agus Sudiarto, dalam pemaparan kinerja PT Bank Syariah Mandiri, Rabu (2/3), di Jakarta.
Agus mengatakan, meski persaingan menghimpun dana ketat, PT BSM dapat meningkatkan perolehan Dana Pihak Ketiga dari Rp 59,82 triliun pada 2014 menjadi Rp 62,11 triliun atau tumbuh 3,83 persen. Pertumbuhan itu didorong pertumbuhan giro 12,12 persen menjadi Rp 5,83 triliun dan tabungan sebesar 10,19 persen menjadi Rp 24,99 triliun per Desember 2015.
Dengan demikian, total komposisi dana murah naik dari 46,61 persen menjadi 49,63 persen. Saat ini, PT BSM menguasai pangsa pasar tabungan per Desember 2015 sebesar 36,41 persen dari total dana tabungan di perbankan syariah, naik 35,68 persen dari Desember 2014.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Syariah Agus Dwi Handaya mengatakan, laba sebesar Rp 290 miliar mengalami pertumbuhan 303,4 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Pada tahun ini, pihaknya akan memaksimalkan tempat pembayaran melalui bank secara daring (PPOB) untuk memperluas jangkauan yang selama ini digunakan untuk membayar beragam tagihan, seperti listrik, telepon, pulsa, dan tiket pesawat terbang.
“Karena selama ini 20.000 outlet PPOB ini kan belum bisa melakukan setoran. Kalau bisa setor dan tarik, berarti kita akan langsung punya tambahan 20.000 outlet. Apalagi penyebarannya ada di seluruh Indonesia,” kata Agus Dwi.
Agus Dwi mengatakan, tahun ini pihaknya menargetkan pembiayaannya tumbuh 10-12 persen. Untuk itu, pihaknya akan fokus di beberapa sektor yang konsumsi kapitalnya relatif kecil, yaitu di proyek infrastruktur pemerintah, pembiayaan yang bersinergi dengan inbank induk, yakni Bank Mandiri melalui sindikasi, serta proyek rumah sakit dan sekolah/perguruan tinggi. (NAD)
Kompas 03032016 Hal. 20