Bandara Soekarno-Hatta : Pembebasan Lahan untuk Landasan Selesai Akhir Tahun Ini

TANGERANG, KOMPAS — PT Angkasa Pura II (Persero) optimistis pembebasan lahan untuk pembangunan landasan ketiga Bandar Udara Soekarno-Hatta akan selesai akhir tahun ini. Dengan demikian, pekerjaan konstruksi bisa segera dilaksanakan.

“Dengan undang-undang yang baru, lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan landasan itu maksimal bebas akhir tahun ini. Pemerintah daerah sudah setuju, Badan Pertanahan Nasional juga sudah setuju. Kami akan segera melakukan sosialisasi ke masyarakat,” tutur Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Budi Karya Sumadi, di Tangerang, Rabu (24/2). Budi merujuk pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
Target pembebasan lahan itu disampaikan Budi setelah penandatanganan Pakta Komitmen Sinergi Badan Usaha Milik Negara antara AP II dan Bank BNI, BRI, dan Bank Mandiri. Dalam pakta tersebut, sindikasi perbankan BUMN sepakat untuk menggelontorkan pinjaman Rp 2,1 triliun untuk AP II.
Menurut Budi, pinjaman tersebut antara lain akan digunakan untuk pembebasan lahan pembangunan landasan ketiga. “Ada banyak pekerjaan yang akan kami lakukan. Hingga tahun 2021, kebutuhan investasi AP II sebesar Rp 60,1 triliun,” ujar Budi.
Untuk landasan ketiga, lahan yang dibutuhkan seluas 200 hektar. Saat ini AP II sudah membebaskan 40 hektar. Sisanya, 160 hektar, diharapkan selesai akhir tahun ini. “Pembangunan harus segera dilakukan. Jika ada pemilik lahan yang tidak setuju, uang penggantinya akan dikonsinyasikan,” ujar Budi.
Selain dari pinjaman perbankan, AP II juga berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 2 triliun pada pertengahan tahun ini. Obligasi tersebut diperlukan untuk membiayai belanja modal perusahaan yang tahun ini berkisar Rp 11 triliun. Selain itu, AP II juga mendapatkan pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur dan Eximbank senilai Rp 4,5 triliun.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, sinergi BUMN yang dilakukan AP II dan perbankan BUMN akan mendorong pembangunan lebih cepat. “Sinergi ini menunjukkan, BUMN hadir untuk negeri,” kata Rini.
Rini mengharapkan, walaupun Bandara Soekarno-Hatta tidak sebesar Changi di Singapura, layanan dan kualitas di Bandara Soekarno-Hatta akan lebih baik dari Changi.

Keamanan penerbangan

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Suprasetyo mengingatkan, penjagaan keamanan bandara harus terus ditingkatkan. “Beberapa kali masih ditemukan ada kelengahan. Ke depan tidak boleh terjadi lagi,” kata Suprasetyo saat peluncuran aplikasi pengujian lisensi personel keamanan penerbangan berbasis daring (online).
Menurut Suprasetyo, saat ini tingkat keamanan penerbangan Indonesia mencapai 93,6 persen sesuai dengan standar Organisasi Penerbangan Sipil Dunia (ICAO). “Keamanan penerbangan memegang peranan sangat penting. Kita pernah punya pengalaman pesawat Garuda dibajak dan dibawa ke Bangkok. Di situ, kita melihat pentingnya kualitas petugas keamanan penerbangan (aviation security (avsec),” ujarnya.
Penyediaan layanan pengujian lisensi personel keamanan penerbangan berbasis daring ini dilakukan untuk mempermudah pengurusan, penerbitan, perpanjangan, dan pengawasan lisensi personel keamanan itu.
Direktur Keamanan Penerbangan Ditjen Perhubungan Udara Nasir Usman mengatakan, dari 30.000 lisensi personel keamanan penerbangan yang telah diterbitkan, yang aktif hanya 14.000. “Penggunaan web (jaringan) akan membuat data selalu akurat dan tidak bisa dipalsukan,” kata Nasir. (ARN)
Kompas 25022016 Hal. 17

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Recent Posts

Leave a Comment