JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengalokasikan anggaran sekitar Rp 3 triliun guna mendorong pertumbuhan anorganik. Anggaran tersebut akan dipergunakan untuk menyuntik modal anak usaha dan mengakuisisi bank denganmodal inti di atas Rp 1 triliun.
Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budidarmo menuturkan, pada tahun inipihaknyatelahmengalokasikananggaran untuk mendorong bisnis anak usaha melalui suntikan modal sekitar Rp 1-2 triliun. Selain untuk menyuntikkan modal anak usaha, pihaknya juga telahmengalokasikan anggaran untuk akuisisi bank pada tahun ini. “Total anggarannya di atas Rp 3 triliun, yang bersumber dari internal,” ujar Rico di Jakarta, Selasa (12/1).
Rico menyatakan, suntikan modal yang diberikan didasarkan pada kebutuhan bisnis anak usaha dengan pemahaman bahwa seluruh anak usaha dapat bersinergi kuat dengan induk. Saat ini, pihaknya berupaya meningkatkan bisnis anak usaha danmendorong kontribusi laba anak usaha terhadap induk. Oleh Agustiyanti “Selama ini kontribusi laba anak usaha terhadap induk masih minim, yakni sekitar 2-3%.
Tahun ini kami perkirakan akan naik ke level 5%,” ujar dia. Selain memperkuat bisnis anak usaha, menurut Rico, tahun ini BNI juga berencana mengakuisisi bank. Bank yang diincar merupakan kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II atau bank dengan modal inti Rp 1-5 triliun. Bank yang akan diakuisisi harus memiliki bisnis yang sejalan dengan bisnis BNI pada bidang korporasi dan konsumer. “Kami ingin nanti bank ini sejalan dengan bisnis kami. Sejauh ini kami belum melakukan penjajakan, tapi rencana akuisisi ini sudah masuk dalamrencana bisnis tahun ini,” kata dia.
Selain akuisisi bank, kata Rico, pihaknya juga membuka peluang akuisisi lembaga jasa keuangan lainnya seperti perusahaan asuransi umum yang saat ini belumdimiliki perseroan.
Cross Selling
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni menjelaskan, pihaknya pada tahun ini akan mendorong sinergi dan cross sell sesama komponen perusahaan dalam grup BNI untuk mempercepat bisnis perseroan. Tahun ini, pertumbuhan bisnis perseroan ditargetkan berada di atas rata-rata industri perbankan dengan target kredit tumbuh 15-17% dan dana pihak ketiga (DPK) meningkat 14-16%.
“Kami tahun ini akan optimalkan sinergi dengan anak usaha sehingga kami optimistis target bisnis akan terealisasi,” ungkap dia. Kendati penghitungannya belum final, Baiquni memperkirakan pada tahun lalu penyaluran kredit perseroan berhasil tumbuh di atas industri, yakni di kisaran 15-17%.
Sedangkan realisasi pertumbuhan DPK sedikit di bawah pertumbuhan kredit. Untuk tahun ini, kata Baiquni, pertumbuhan kredit didorong oleh penyaluran kredit pada sektor infrasturktur. Direktur Business Banking BNI Herry Sidharta menambahkan, pada tahun ini pihaknya berencana menyalurkan kredit baru di sektor infrastruktur sebesar Rp 20-25 triliun.
Sementara itu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar perseroan, Selasa, mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A Sarwono ditetapkan sebagai Komisaris Utama BNI yang baru. RUPSLB juga memilih Bistok Simbolon sebagai komisaris dan mengangkat Panji Irawan sebagai direktur.
Baiquni mengaku belum memutuskan tugas dan kewenangan Panji sebagai direksi baru BNI maupun perubahan tugas direksi lainnya. Namun, dengan latar belakang Panji yang sebelumnya menjabat sebagai Group Head Treasury BankMandiri, Panji kemungkinan akanmembidangi treasury.
Investor Daily, Rabu 13 Januari 2016, Hal. 1