JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengajukan prakajian konsolidasi bank BUMN kepada Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) pekan depan. Dalam prakajian tersebut, Kementerian BUMN menawarkan empat opsi konsolidasi bank BUMN.
Deputi Bidang Usaha Jasa Ke menterian BUMN Gatot Trihargo menuturkan, pihaknya akan meng ajukan prakajian konsolidasi bank BUMN kepada UKP4. Nantinya, prakajian tersebut akan menjadi masukan bagi pemerintahan baru dalammelakukan konsolidasi bank BUMN. “Prakajiannya akan kami ajukan ke UKP4 awal Oktober,” ujar Gatot di Jakarta, Kamis (25/9).
Gatot sebelumnya menjelas kan, kajian awal tersebut akan menjadi bahan per timbangan bagi pemerintahan baru untuk merealisasikan konsolidasi bank BUMN. Jika disetujui, rencana konsoldiasi bank BUMN tersebut akan dimasukkan dalam masterplan BUMN 2015-2019. Dia mem perkirakan, realisasi konsolidasi bank BUMNmembutuhkan waktu yang lebih cepat dibandingkan proses merger yangmelahirkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan dapat rampung sebelum integrasi perbankan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2020.
“Lima tahun cukup. Apalagi perusahaan ini kan yang dikonso lidasikan sehat, sehingga suasana kebatinan lebih bagus. Beda waktu merger untuk membentuk Bank Mandiri. Itu ‘kan kondisinya sakit. Kalau itu, untuk menjadi besar,” terang dia.
Sumber Investor Daily di Ke menterian BUMN menjelaskan, prakajian tersebut akan memuat empat opsi skema konsolidasi bank BUMN.
Opsi-opsi tersebut yakni kempat bank BUMN menjadi dua bank yang terdiri atas bank kor porasi dan ritel serta membentuk perusahaan baru yang akan menja di holding dari empat bank BUMN yang ada saat ini. Opsi lainnya adalah menjadikan empat bank BUMN menjadi dua bank BUMN tanpa harus mem baginya menjadi bank korporasi dan ritel. “BRI ini ‘kan ritel bisa saja belajar dengan BNI, Bank Mandiri sudah menguasai korporasi bisa belajar ritel dengan BTN,” terang sumber tersebut
Selain itu, menur ut sumber tersebut, konsolidasi dapat dilaku kan dengan membuat dua bank yang memiliki kekhususan tetap berdiri sendiri dan menggabung kan dua bank BUMN lainnya. Prakajian yang diajukan Kemen terian BUMN tersebut, menurut sumber, hanya bersifat garis besar. Setelah disetujui oleh pemerintah an baru, menurut dia, pihaknya baru akan melakukan kajian yang lebih detail terkait rencana konsoli dasi tersebut.
Harus Segera
Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin belum lama ini menuturkan, konsolidasi per bankan mutlak dibutuhkan guna memperkuat perbankan dalamneg eri untuk menghadapi masyarakat ekonomi Asean 2020 mendatang. Konsolidasi perbankan, menu rut dia, harus dimulai segera. Pasalnya, berdasarkan pengala man, untuk melakukan merger setidaknya dibutuhkan waktu sekitar 3-4 tahun.
“Roadmap (konsolidasi bank BUMN) ada di pemegang saham (Kementerian BUMN). Kami se rahkan ke pemegang saham. Kalau kami sendiri, yang penting konsoli dasi terjadi. Waktu kami ‘kan sudah tidak banyak. Integrasi perbankan sebentar lagi. Padahal, pengalaman merger itu membutuhkan waktu 3-4 tahun,” terang dia.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Per sero) Tbk (BNI) Gatot Suwondo mengungkapkan, jikapun keempat bank BUMN yang ada saat ini digabung, aset bank BUMN tetap tidak akan melebihi DBS. Konsoli dasi bank BUMN, menurut Gatot, membutuhkan energi yang besar danmenimbulkan biaya sosial yang tidak sedikit.
Selain itu, menurut Gatot, jika nanti bank BUMN dikonsolidasi kan, kantor cabang BNI di luar ne geri pun tidak lagi dapat beroperasi. Padahal, izin kantor cabang bank di luar negeri tersebut dibuka dengan menggunakan nama BNI. Artinya, jika nama BNI hilang, menurut dia, bank hasil konsolidasi harus meminta izin ulang beroperasinya kantor cabang bank di luar negeri tersebut, kecuali nama BNI tetap dipertahankan.
Investor Daily, Jumat 26 September 2014, hal. 21