JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membatalkan rencana pelepasan saham PT Citilink Indonesia, anak usaha perseroan yang menjalani bisnis penerbangan berbiaya murah ( low cost carrier ). Pembatalan itu menyusul tidak tercapainya kesepakatan harga dengan calon investor.
“Belum ada investor yang bisa menawarkan harga yang cocok untuk Citilink. Di sisi lain, kinerja Citilink saat ini semakin membaik,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar di Jakarta, Rabu (3/9).
Emir menegaskan, selain batal melepas saham Citilink ke investor strategis, pihaknya juga tidak akan melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham dalam waktu dekat. Pasalnya, perseroan akan meninjau lagi beberapa regulasi perusahaan.
Sebelumnya, Garuda sempat bernegosiasi dengan investor strategis terkait pelepasan saham Citilink sebesar 40-45%. Dari empat peserta yangmengajukan penawaran, sempat tersisa dua perusahaan.
Lebih lanjut Emir mengatakan, kinerja Gar uda dan anak-anak usaha akan semakin mengkilap, jika batas atas tarif diperlonggar, impor suku cadang dipermudah, dan rasionalisasi harga bahan bakar. Saat ini, harga bahan bakar avtur di Indonesia termahal di Asean.
“Jika aturan itu dibuat baik, kinerja Garuda akan semakin positif. Saat ini, penumpang semakin banyak, tetapi kami ter tekan regulasi. Terlebih, sekitar 75% kinerja operasional perusahaan dalam dolar AS,” jelas dia.
Direktur Keuangan Garuda Indonesia Handrito Hardjono menambahkan, Garuda membatalkan pelepasan saham Citilink, karena ingin lebih mempersiapkan anak usahanya tersebut menjadi lebih baik. “Tidak bagus menjual pada harga yang tidak layak. Jika semakin baik, harga Citilink pasti lebih baik,” kata dia.
Handrito menegaskan, perseroan akan terus mencari peluang terbaik. Perseroan menunjuk Bahana Securities dan Standard Chartered Bank sebagai penasihat keuangan.
Selain Citilink, Garuda juga memfokuskan peningkatan kinerja anak usaha lainnya, PT GMF AeroAsia. GMF membuka peluang masuknya mitra strategis untuk memperkuat ekspansi usaha.
Sebelumnya, Garuda Indonesia tidak merestui rencana Citilink untuk mengakuisisi PT Mandala Airlines atau Tigerair Mandala. Karena itu, Citilink batal membeli saham maskapai penerbangan bertarif murah tersebut.
Direktur Utama Citilink Arif Wibowo pernah mengatakan, selain tidak mendapat restu dari Garuda, pihaknya juga sedang fokus mengembangkan program yang sudah ada. “Kami fokus menggarap penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma,” kata dia kepada Investor Daily, belum lama ini.
Citilink dikabarkan sempat ditawari sebanyak 33,3% saham Mandala milik Tiger Airways Holdings Ltd, perusahaan penerbangan yang berbasis di Singapura. Selain itu, Saratoga Capital selaku pemegang 51,3% saham Mandala juga disebutsebut berniat melepas kepemilikannya.
Investor Daily, Kamis 4 September 2014, hal. 14