Kembangkan 4 Program Tambahan, Kemeperin Siapkan Dana US$ 686 Miliar

JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengalokasikan dana sebesar Rp 686 miliar untuk 4 program tambahan pada 2015. Anggaran itu menjadi bagian dari usulan tambahan anggaran Kemenperin untuk tahun 2015 yang mencapai total Rp 2,16 triliun.
“Untuk programyang belum teralokasikan dalam pagu indikatif tahun depan, Kemenperinmengusulkan tambahan anggaran 2015. Sebesar Rp 686 miliar dari tambangan anggaran itu akan dialokasikan untuk program penumbuhan dan pengembangan industri logam, kimia, tekstil, dan aneka,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat saat Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR di Jakarta, pekan lalu.
Diamemaparkan, dana tersebut akan digunakan untuk pembangun­an pabrik propelan, pabrik pupuk majemuk/ NPK, pilot project pengembangan industri logam tanah jarang (rare earth metal), serta restruktu­risasi mesinmesin industri tekstil dan aneka.
Hidayat mengatakan, Kemenperin akan mendukung pembangunan pabrik propelan berkapasitas 1.000 ton per tahun. Pembangunan pabrik ini akan memperkuat kemandirian penyediaan propelan amunisi dan propelan untuk roket.
Tambahan anggaran, lanjut Hidayat, juga dialokasikan untuk membangun pabrik pupukmajemuk. “Pabrik pupuk majemuk/NPK yang akan dibangun berkapasitas 100 ribu ton per tahun,” tutur dia.
Selain itu,menurutHidayat, anggaran tersebut dialokasikan untuk pilot project pengembangan industri logam tanah jarang. Saat ini, Indonesia memiliki cadangan 7 juta ton logam tanah jarang di dalam mineral yang terdapat di Bangka Belitung. Tanah jarang tersebut memiliki kandungan thorium dan uranium. Indonesia akan fokus pada pemanfaatan thorium karena dirasa sebagai radioaktif yang lebih aman. Pengembangannya akan dimaksimalkan sampai ke hilir, mulai di energi hingga elektronik.
Program lainnya adalah untuk restrukturisasi permesinan industri tekstil dan aneka. Dana tambahan dari pagu anggaran 2015 sebagian akan digunakan untuk pembaharuan mesin produksi di 75 perusahaan.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat me­ ngatakan, untuk anggaran tahun 2014, tercatat sekitar 140 perusahaan yang mengajukan proposal restrukturisasi mesin dengan alokasi anggaran sekitar Rp 110 miliar. “Karena anggarannya agak terbatas, pemberian fasilitas restrukturisasi tidak secara penuh. Demi azas pemerataan, supaya semua dapat, yang harusnya memperoleh Rp 5 miliar, hanya Rp 3 miliar. (eme)
Investor Daily, Senin 1 September 2014, hal. 8

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Comments are closed.