PLN Perluas Penggunaan CNG

JAKARTA – PT PLN (Persero) memperluas penggunaan gas terkompresi (compressed natural gas/CNG) untuk pembangkit hingga ke pulau-pulau kecil.
PLN selama ini telah memanfaat­ kan CNG untuk menambah daya pa­sok pembangkit listrik di Jawa ke­tika beban puncak di malah hari. Dengan cara ini, perseroan bisa me­ ngu­rangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) ketika beban puncak. Beberapa waktu yang lalu, PLN juga memanfaatkan CNG untuk menghi­ langkan BBMpada pembangkit listrik di Pulau Kijang, Kepulau Riau dan Pulau Bawean, Jawa Timur.
Menurut Kepala Divisi BBM dan Gas Suryadi Mardjoeki, CNG dibawa ke pulau-pulau dengan kapal (CNG Marine). “Jadi gas dari PLTGUGresik di­kompres, dimasukkan ke tube skid, kemudian dikapalkan sampai Bawean,” kata dia di Jakarta, Kamis (21/8). Sementara untuk Pulau Ki­ jang, gas dibawa dari mother station Panaran, Batam.
Dalam waktu dekat ini, lanjut dia, pihaknya menargetkan bisa meman­ faatkan CNG untuk melistriki Pulau Karimunjawa. Saat iini, masyarakat Karimunjawa hanya menikmati listrik selama 6 jam dari sore hingga malam hari dari PLTD milik PLN. Padahal, de­ngan banyaknya hotel di pulau tersebut, PLN memperkirakan kebu­ tuhan setrum di sana bisa mencapai 30 megawatt (MW).
“Untuk CNG Pulau Karimunjawa, anak usaha PLN yakni PT Indonesia Power sedang mengadakan lelang pengadaan,” ujar Suryadi.
Satu lagi proyek PLTG CNG yang te­ngah digarap PLN yakni untuk Pu­ lau Lombok dengan kapasitas 100 MW dan kebutuhan gas 5 juta kaki kubik per hari (million standard cu­ bic feet per day/mmscfd). Proyek ini masih dalam tahap konstruksi dan diharapkan bisa beroperasi pada awal 2016.
Selain memangkas pemakaian BBM di pembangkit, penggunaan CNG juga membuat PLN bisa meng­ hemat biaya. Dari CNG di Bangkanai, Gresik, dan Tambaklorok saja PLN menargetkan penghematan US$ 790 ribu per hari. Kemudian dari Pulau Kijang dan Pulau Bawean, masingmasing bisa diperoleh penghematan sebesar Rp 57 miliar per tahun dan Rp 1,48 miliar per bulan.
Suryadi menargetkan, pemanfaatan CNG ini bisa dilakukan di seluruh pu­ lau berpenghuni yang masuk dalam Kepulauan Riau. Dia memperkirakan kebutuhan listrik setiap pulau tersebut yakni sekitar 1-2MW. PLN akanmem­ bawa CNg ke setidaknya 30 pulau berpenghuni di Kepulauan Riau.
“Saat ini yang sudah ada CNG kan baru Pulau Kijang. Sisanya masih pa­kai PLTD,” kata dia. Rencana gasi­ fi­kasi kelistrikan Kepulauan Riau ter­sebut telah mendapat dukungan pe­merintah daerah setempat.
Untuk itu PLN membutuhkan gas setidaknya 15 mmscfd untuk mempro­duksi setrum60MW. Suryadi ber­harap bisa mendapat pasokan gas dari Petrochina Jabung untuk bisa merealisasikan gasifikasi 30 pulau di Kepulau Riau tersebut.
“Saat ini kami sedang negosiasi de­ngan Petrochina. Kemungkinan gas siap dipasok pada akhir tahun ini,” jelas dia.
Proyek gasifikasi Kepulauan Riau itu, tambah Suryadi, akan digarap Bright PLN Batam yang merupa­ kan anak usaha PT PLN (Persero). Nantinya, Bright PLN Batam bakal menjual listrik ke PLN Riau pada harga keekonomian lantaran Bright PLNBatam sudah tidak lagi mendapat subsidi. Menurut dia, skema ini tetap lebih hemat daripada PLN Riau terus membakar BBM.
“Yang penting, kami sudah tidak pakai BBM lagi. Kemudian kami ju­ ga sudah ikut merealisasikan target pemerintah untuk mengganti PLTD dengan PLTG,” tegas Suryadi.
Unvestor Daily, Jumat 22 Agustus 2014, hal. 9

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Comments are closed.