Bank Syariah Diimbau Tidak Kejar Target Market Share

JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau industri perbankan syariah mengedepankan prinsip kehati-hatian di tengah kondisi likuiditas yang ketat saat ini. Perbankan syariah diharapkan tidak memaksakan diri untuk mengejar target pangsa pasar (market share) seebsar 7% hingga akhir tahun 2014, agar tidak menimbulkan permasalahan di sisi pembiayaan.
Kepala Eksekutif Bidang Pengawasan Perbankan OJKNelson Tampubolon mengatakan, jika dilihat berdasarkan aktivitas bisnis perbankan syariah hingga semester I-2014, target market share sebesar 7% kemungkinan dapat tercapai. Sebab, hingga saat ini pangsa pasar industri perbankan syariah sudah di atas 5%. Tetapi, menurut dia, upaya bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) untuk mencapai target tersebut harus memiliki batasan.
“Mencapai target 7% barangkali harus dalam batas-batas yang bisa diusahakan. Otoritas Jasa Keuangan berpesan dalam kondisi likuiditas yang ketat seperti ini, bank syariah harus prudent. Jangan memicu peningkatan angka pembiayaan bermasalah (non per forming financing/NPF),” tegas Nelson ketika ditemui di sela halalbihalal OJK, di Jakarta, Senin (4/8).
Menurut Nelson, walaupun pertumbuhan mungkin sedikit di bawah yang ditargetkan, bank seharusnya janganmemaksakan diri mencapai target. Dalam kondisi likuiditas ketat seperti sekarang ini, bank syariah sebaiknya hati-hati.
Dia menambahkan, perbankan sebaiknya melihat kondisi apakah perlu ada penyesuaian terkait rencana bisnis bank (RBB). Saat ini, belum ada bank yang mengajukan revisi RBB. Nelson mengatakan, kemungkinan nanti perbankan akan memasang target revisi penurunan per tumbuhan. “Tetapi, kami masih menunggu. Kelihatannya, feelingsaya nanti target 17% (pertumbuhan kredit industri perbankan) akan adaadjustment (penyesuaian) ke bawah,” ujar Nelson.
Pada kesempatan itu, Nelson juga mengomentari pertumbuhan bank asing di Tanah Air. Menurut dia, OJK sedang mendiskusikan apakah akan membatasi investor asing mendominasi sektor keuangan di Indonesia, sehingga perbank­an nasional dapat menjadi tuan rumah. “Tetapi, janganlah sampai jadi antiasing. Sebab, keberadaan mereka juga ada sisi positifnya yang sehar usnya dijaga,” jelas dia.
Nelson menambahkan, dari sisi pendanaan dukungan untuk bank asing lebih banyak. Selain itu, dari sisi efisiensi bank asing juga sudah lebih unggul. “Arti­ nya, ada sesuatu yang mereka miliki dan perbankan nasional bisa belajar dari itu,” ujar Nelson. (c01)
Investor Daily, Selasa 5 Agustus 2014, hal. 22

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Comments are closed.