JAKARTA, KOMPAS — Investor asing diperkirakan masih akan tetap menempatkan dananya di Indonesia. Kekhawatiran bahwa investor akan keluar dari Indonesia—seandainya hasil pemilihan presiden dan wakil presiden tidak sesuai ekspektasi pasar—kemungkinan besar tidak akan terjadi.
Hal ini karena kondisi perekonomian Indonesia saat ini lebih baik dari negara-negara lain.
Demikian mengemuka dalam Paparan Proyeksi Perekonomian Pasca Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang diselenggarakan oleh Citibank bekerja sama dengan BNP Paribas dan First State Investments di Jakarta, Selasa (15/7) malam.
Hadir dalam acara itu Head of Wealth Management Citibank Indonesia Ivan Jaya; ekonom Citibank, Helmi Arman; Presiden Direktur BNP Paribas Investment Partners Vivian Secakusuma; Kepala Penjualan dan Pemasaran First State Investments Harsya Prasetyo; dan pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti.
Helmi menjelaskan, Indonesia sudah mencapai pertumbuhan ekonomi 6 persen per tahun dalam beberapa tahun terakhir.
”Tampaknya untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen, Indonesia harus bekerja keras. Namun, kondisi negara-negara lain tak lebih baik dari Indonesia. Untuk itu, investor tetap akan menempatkan dananya di Indonesia,” tutur Helmi.
Dua pekerjaan rumah
Menurut Helmi, pembangunan infrastruktur dalam satu dekade terakhir menyebabkan pertumbuhan ekonomi tidak bisa optimal. Selain itu juga terjadi inefisiensi bahan baku impor, khususnya bahan bakar minyak. ”Ke depan, dua pekerjaan rumah itu harus diselesaikan oleh pemerintahan baru supaya investasi meningkat,” ujar Helmi.
Pengurangan subsidi bahan bakar minyak, yang kemudian akan menaikkan harga jual bahan bakar, adalah opsi rasional yang bisa diambil pemerintah jika ingin menekan defisit fiskal dan defisit transaksi berjalan.
Mengenai kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan setelah pengumuman oleh Komisi Pemilihan Umum, menurut Ikrar, kemungkinan besar hal itu tidak akan terjadi. Alasannya, kedua pasangan calon tidak akan mengorbankan nama baik yang sudah dibangun selama ini dengan memobilisasi massa seandainya kalah. ”Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga akan bekerja keras menjaga kondisi supaya aman. Dia pasti ingin mengakhiri masa jabatan dan masa transisi ini dengan warisan yang baik,” ujar Ikrar.
Harsya mengatakan, sebagian investor memang masih menunggu proses pemilihan presiden selesai. Namun, mereka akan langsung masuk ke Indonesia begitu proses itu selesai. ”Investor memahami, kedua pasangan calon akan meneruskan perbaikan kondisi ekonomi makro jika menyimak visi dan misi serta debat calon. Investor hanya menunggu waktu setelah hasil pemilihan presiden menunjukkan kepastian,” kata dia. (AHA)
Kompas, Kamis 17 Juli 2014, hal. 20