JAKARTA – Perusahaan milik negara (BUMN) diminta segera menghilangkan budaya nepotisme. Langkah tersebut akan diikuti dengan diterbitkan instruksi Menteri BUMN mengenai pencegahan nepotisme.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, instruksi pencegahan nepotisme tersebut untuk menghapus pandangan masyarakat tentang nepotisme yang selama ini marak di BUMN.
“Instruksi menteri soal nepotisme paling lambat bulan ini sudah harus diterbitkan,” kata Dahlan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, barubaru ini.
Selama ini, kata Dahlan, sudah terbentuk semacam stigma negatif dari masyarakat tentang BUMN sebagai sarang nepotisme. Oleh karena itu, instruksi tersebut mengharuskan seluruh BUMN membuat peraturan internal yang mengatur nepotisme.
“Nepotisme sebagai cap BUMN mohon diakhiri, ke depan BUMN harus semakin besar dan semakin profesional, sudah banyak BUMN yang mempunyai peraturan antinepotisme,” tegasnya.
Adapun beberapa BUMN yang sudah mulai menerapkan peraturan pencegahan nepotisme, adalah PT Telkom Indonesia Tbk (Persero), PT Bank Mandiri Tbk (Persero), dan PT Pelindo I (Persero). Di Bank Mandiri, misalnya, sudah diatur bahwa karyawan tidak bolehmemiliki hubungan suami istri, anak, kakak, adik.
“Hubungan keluarga di Bank Mandiri sudah tidak bisa. Sama halnya di Telkom aturan itu juga sudah diberlakukan,” ujar Dahlan seperti dikutip Antara.
Sedangkan di Pelindo I ada per aturan yang mengatur direksi dan komisaris tidak diperbolehkan memiliki anak yang bekerja di lingkungan perusahaan itu.
Selanjutnya Dahlan memastikan, sebelummenerapkan instruksi pencegah an nepotisme itu seluruh BUMN mendapat surat edaran terlebih dahulu, soal bagaimana teknis internal dan pe nerapannya di masing-masing BUMN.
Jadi Sociopreneur
Selain itu, Dahlan Iskan mengatakan, dirinya siap menjadi seorang sociopreneur atau pengusaha yang menjalankan usahanya tidak hanya memikirkan keuntungan pribadi, tetapi juga memikirkan untuk membangun dan mengembangkan komunitasnya agar lebih berdaya.
“Jika tidak lagi menjabat sebagai menteri kembali, saya akan menjadi sociopreneur gerakan wirausaha yang bersifat sosial,” kata Dahlan.
Menurutnya, sociopreneur adalah entrepreneuryang menghasilkan uang dengan tujuan untuk mengerjakan proyek sosial bagi masyarakat. Ia menjelaskan, pada Pilpres 2014, dirinya memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden JokoWidodoJusuf Kalla.
“Jika memang Jokowi-JK memenangkan Pilpres 2014, saya tidak meminta jabatan terpenting pada pemerintahan selanjutnya,” ujarnya.
Ia menuturkan, pilihan menjadi sociopreneur sudah bulat dengan fokus pada sektor pertanian, sektor energi, dan juga sektor peternakan. Kegiatan sosial itu harus menghasilkan uang.
“Tapi uang itu tidak boleh dipakai. Hanya boleh digunakan untuk kegiatan sosial yang menghasilkan uang lagi. Jadi terus bergulir untuk kegiatan sosial,” tegasnya.
Investor Daily, Rabu 16 Juli 2014, hal. 26