Program penggunaan gas sebagai sumber energi yang akan menggantikan bahan bakar minyak (BBM) bakal berdampak positif terhadap PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) ke depan. Kinerja emiten berkode saham PGAS tersebut juga bakal didukung oleh tambahan pasokan volume gas.
Calon presiden Joko Widodo sebe lumnya berkomitmen untuk mengu rangi subsidi BBM dengan meman faatkan sumber energi lainnya, yaitu gas bumi, panas bumi, dan energi terbarukan. Jika terpilih, pihaknya berniat untuk mengalihkan peng gunaan BBM ke gas. Langkah itu akan dilakukan setelah adanya per baikan infrastruktur seperti pipa gas, sehingga gas bisa digunakan untuk transportasi publik dan perumahan.
Analis CLSA Securities Indonesia Jayden Vantarkis mengungkapkan, PGN bakal menjadi perusahaan yang paling diuntungkan oleh program capres yang fokus pada peningkatan penggunaan gas untuk mengurangi subsidi BBM. “Program pemerintah an baru nantinya untukmengembang kan infrastruktur gas akan sangat menguntungkan PGN ke depan,” ung kap dia dalam risetnya, baru-baru ini.
Jayden menegaskan, Pemerintah Indonesia sebaiknya memanfaatkan energi alternatif selain BBM, karena lifting minyak di Indonesia tak kun jung naik hingga semester I-2014.
Selain kondisi tersebut, potensi PGN untuk mendapatkan tambahan pasokan gas dalam 1-2 tahun menda tang bakal ikut memperkuat outlook perseroan ke depan. Tambahan pa sokan yang diperkirakan mencapai 100-200 mmscfd datang dari Conoco fase tiga di Sumatera Selatan. Perse roan juga berpeluang mendapatkan pasokan gas dari Husky di Jawa Timur sebanyak 50 mmscfd.
Meskipun mendapatkan dukungan dari pemerintahan baru nantinya, dia mengakui, investor masih khawatir terhadap rencanaopen access, karena bisa menekan margin keuntungan PGN. “Namun, menurut pandangan kami, tingkat pengembalian yang besar sangat dibutuhkan perusahaan untuk mempercepat pengembangan jaringan infrastruktur pipanisasi gas, sehingga perseroan kemungkinan menaikkan harga jual gas,” ungkap Jayden.
Ekspektasi membaiknya prospek distribusi dan transmisi gas perse roan ke depan mendorong CLSA Securities menaikkan rekomendasi sahamPGAS dari outperformmenjadi buy. Target harga saham PGAS juga dinaikkan menjadi Rp 6.550. Target harga tersebut mengimplikasikan PE tahun 2015 dan 2016 masing-masing sekitar 17,5 kali dan 15,6 kali.
Ekspansi Bisnis
Analis RHB OSK Securities Willi Sitorus mengungkapkan, strategi mengakuisisi beberapa blok minyak dan gas (migas), ekspansi infrastruk tur gas, dan tren peningkatan per mintaan gas di dalam negeri menjadi sentimen positif terhadap penguatan kinerja keuangan PGN dalam jangka panjang.
“Kami masih memandang prospek cerah bisnis transmisi dan pendistri busian gas, apalagi dengan langkah perseroan masuk ke sektor hulu migas. Oleh karena itu, saham PGAS masih menarik untuk dilirik sebagai investasi dalam jangka panjang,” jelas Willi dalam risetnya.
Meski tetap cerah, RHB OSK Securities tetap memangkas turun ekspektasi laba bersih PGN pada 2014 dan 2015 masing-masing sebesar 7% dan 1%. Estimasi laba bersih tahun ini dipangkas dari Rp 904 miliar menjadi Rp 844 miliar. Adapun proyeksi laba bersih tahun 2015 diturunkan dari Rp 908 miliar menjadi Rp 902 miliar.
Revisi turun laba dipengaruhi eks pektasi tekanan margin keuntungan bersih PGN pada 2014 dan 2015 ma sing-masing sebesar 25,3% dan 23,6%. Angka ini lebih rendah dari perkiraan semula yang sudah ditetapkan RHB OSK Securities sekitar 28,7% dan 25,8%.
Lonjakan harga pembelian gas sudah mulai memberikan dampak negatif terhadap kinerja keuangan PGN pada kuartal I-2014. Laba bersih perseroan turun hingga 35,3% dari US$ 273 juta pada kuartal I-2013 men jadi US$ 177 juta pada kuartal I-2014. Margin keuntungan bersih anjlok dari 37,4% menjadi 21%.
RHB OSK Securities memperkira kan volume pendistribusian gas per seroan sebanyak 849 mmscfd pada 2014 dan diharapkan naik menjadi 904 mmsfd tahun 2015. Sedangkan volume transmisi ditargetkan naik menjadi 880 mmscfd dan 906 mmscfd untuk tahun 2014 dan 2015.
Sedangkan harga rata-rata (ASP) pendistribusian gas perseroan diharap mencapai US$ 9,5 per mmbtu pada 2014, dan diharapkan naik menjadi US$ 10 mmbtu. Tarif trasmisi gas juga diharapkan berada pada level US$ 0,6 per mmbtu untuk tahun ini dan tahun depan.
RHBOSK Securities tetap memper tahankan rekomendasi beli saham PGAS dengan target harga Rp 6.000. Target tersebut merefleksikan eks pansi perseroan ke sektor hulu migas, penguatan jaringan infrastruktur gas, dan tren peningkatan konsumsi gas domestik.
Bayar Utang
Direktur Keuangan PGN Riza Pahlevi Tabrani pernah mengatakan, PGN telah membayar utang sebesar US$ 700 juta selama semester I-2014. Saat ini, perseroan masih memiliki utang sekitar US$ 1,8 miliar termasuk utang obligasi. “Pada prinsipnya, pembayaran itu dilakukan pada utang jangka pendek pada beberapa bank,” kata dia.
Perseroan terus menjajaki pinjaman bank untukmembiayai aksi korporasi, seperti akuisisi dan lainnya. Menu rutnya, PGN masih memiliki komit men pinjaman dengan beberapa bank. Namun, pihaknya enggan menyebut kan berapa utang yang sudah diraih.
Dia menuturkan, penjualan dan laba bersih perseroan selama semester I-2014 relatif lebih bagus dibanding kan periode sama tahun sebelumnya. Hal itu karena membaiknya distribusi dan infrastruktur perseroan. “Belum bisa beri angka tepatnya karena se dang diproses. Intinya, operasional kami berjalan lancar sesuai rencana,” ujar dia.
Riza menjelaskan, hingga Juni 2014, PGN telah menyelesaikan pem bangunan jaringan pipa distribusi di Lampung sepanjang 90-100 km. Mela lui anak usahanya, PT Saka Energi Indonesia, PGN juga mengakuisisi blok migas di dalam dan luar negeri. “Perseroan telah mengakuisisi 36% hak partisispasi di Blok Shale Gas Fasken di Amerika Serikat senilai US$ 175 juta,” ujar dia.
Investor Daily, Rabu 16 Juli 2014, hal. 15