Realisasi pengerjaan konstruksi Pelabuhan Kalibaru (New Priok) tahap pertama baru 26%. Namun begitu, terminal petikemas (container terminal) yang menjadi bagian dari pembanguna proyek Kalibaru tahap I, diharapkan bisa beroperasi pada Kwartal III-2015.
Direktur Utama PT Pengembangan Pelabuhan Indonesia/PPI (anak usaha PT Pelabuhan Indonesia/Pelindo II) Dani Rusli mengungkapkan, pembangunan tahap satu proyek perluasan Pelabuhan Tanjung Priok tersebut terdiri atas lima terminal, yaitu tiga terminal petikemas dan dua terminal bahan bakar. Konstruksi tahap pertama ini dimulai sejak Januari 2013 dan ditargetkan selesai pada 2018.
“Untuk container terminal I progresnya sudah sekitar 60% dan ditargetkan dermaga sepanjang 400 meter sudah dapat diselesaikan pada akhir 2014. Ini untuk memenuhi janji ke pemerintah sepanjang 200 meter,” kata Dani di Jakarta, Senin (14/7).
Adapun keselur uhan con tainer terminal I dengan total panjang dermaga 800 meter beroperasi penuh pada per tengahankuartal III-2015 dengan kapasitas daya tampung sebesar 1,5 juta twenty-feet equivalent units (TEUs). Perseroan saat ini tengah memasang sekitar 9.185 tiang pancang sepanjang 35 meter. Sebanyak 6.860 tiang pancang saat ini telah terpasang.
“Operator container terminal I, Mitsui, saat ini juga tengah memesan sejumlah peralatan un t uk mendukung peng operasiannya. Kedatangan peralatan-peralatan terminal itu membutuhkan waktu 6-12 bu lan,” papar dia.
Pengembangan Pelabuhan Kalibaru ini dilakukan dalam dua tahap. Adapun proyek tahap pertamamembutuhkan investasi hingga mencapai US$ 2,5 milar atau sekitar Rp 25 triliun. Dari jumlah itu sekitar Rp 13 triliun disiapkan internal perusahaan yang sebagian didapat dari pinjaman perbankan nasional untuk membiayai pengerjaan sisi infrastruktur. “Sedangkan sisanya sekitar Rp 12 triliun untuk pengadaan peralatan,” tutur Dani.
Terkait akses jalan baik yang menuju dan mengarah Pelabuhan Kalibaru, kata dia, perseroan berencana mem bebaskan lahan seluas 8 hektare (ha). Akses jalan ini nantinya terhubung dengan jalan bebas hambatan yang tengah dibangun Kementerian Pekerjaan Umum. Pembebasan lahan akan dilaku kan dua tahap, yakni pada tahap pertama sebanyak 3 ha dan tahap kedua 5 ha.
“Saat ini masih dalam proses identifikasi dan pengukuran oleh tim apraisal. Pemerintah Kota Jakarta Utara juga siap mem bantu dalamproses pembebasan lahan ini,” kata dia.
Kinerja Pelindo II
Di tempat yang sama, Se kretaris Perusahaan Pelindo II Rima Noviyanti mengung kapkan, perseroan mencatat total pendapatan bersih sebesar Rp 1,77 triliun pada kuar tal I-2014, atau naik sebesar 11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Dari total pen dapatan tersebut, laba bersih yang didapat sebesar Rp 332,28 miliar,” ujar dia.
Rima menolak memberikan capaian kinerja hingga semester I-2014, menyusul belum dite rimanya laporan keuangan dari 16 anak usaha Pelindo II. Datadata laporan keuangan ke-16 anak usaha diperkirakan baru masuk seluruhnya pada akhir bulan ini.
“Berdasarkan rencana kerja perusahaan hingga akhir ta hun ini, target pendapatan per usahaan sekitar Rp 2,5 triliun,” ungkap dia.
Rima menambahkan, rea lisasi kinerja perusahaan pa da kuartal I-2014 dari sisi pe layanan petikemas di 12 cabang pelabuhan Pelindo II tercatat sebanyak 1,234 juta boks atau sekitar 1,62 juta TEUs. “Pela buhan Tanjung Priok sendiri melayani 1,42 juta TEUs atau mencapai 88% dari selur uh kontainer yang dilayani oleh pelabuhan-pelabuhan di bawah pengelolaan IPC,” ujar dia.
Di luar peti kemas, lanjut dia, kenaikan trafik arus barang terjadi di dermaga curah, se perti pada curah cair (liquid bulk) naik tipis sebesar 0,08% dari 6,52 juta ton pada kuartal I-2013 menjadi 6,53 juta ton pa da kuartal I-2014. Begitu pula, dengan curah kering (dry bulk) mengalami kenaikan sebesar 5% dari 10,34 juta ton pada kuartal I-2013 menjadi 10,94 juta ton pada kuartal I-2014.
Sementaraitu,realisasiuntukge neral cargoyaitu sebesar 3,29 juta ton danbag cargosebesar 2,31 juta ton. Sedangkan arus penumpang dalam negeri pada kuartal I-2014 sebesar 201.796 orang.
Rima melanjutkan, untuk bongkar muat (dwelling time), IPCmeningkatkan waktu sandar kapal dan bongkar muat dari 7,9 hari pada Desember 2013 menjadi 6,02 hari pada Juni 2014.
“Kami optimistis dapat mem perbaiki waktu tunggu bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok menjadi empat hari sesuai arahan Menko Perekonomian agar proses keluar masuk ba rang lebih cepat dan lancar,” jelas dia.
Investor Daily, Selasa 15 Juli 2014, hal. 6