Menggenjot Investasi hingga Rp 1.900 Triliun
Pemerintah menargetkan investasi pada 2025 mencapai US$ 120 miliar atau sekitar Rp 1.900 triliun, naik 15,2% dibanding proyeksi akhir 2024 sebesar Rp. 1.650 triliun. Target ini dinilai cukup moderat mengigat realisasi pertumbuhan investasi tahun 2023 pun mencapai 17,5% serta tahun ini yang diproyeksikan bisa tumbuh 16,4%. Namun sejumlah tantangan dalam menggenjot investasi tahun depan juga cukup besar.
TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM: Membersihkan Aral Investasi Migas
Beragam tantangan masih mengganjal upaya peningkatan investasi hulu minyak dan gas bumi di dalam negeri. Sejumlah upaya pun dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan agar bisa membersihkan rintangan pengembangan sektor yang hingga kini masih menjadi tulang punggung ketahanan energi nasional.
DAYA SAING INVESTASI: Bersama-sama ‘Poles’ Hulu Migas
Pemerintah memastikan bakal memperbaiki iklim usaha industri hulu minyak dan gas bumi atau migas di dalam negeri untuk memastikan peningkatan investasi yang berujung pada ketahanan energi nasional.
INVESTASI KENDARAAN LISTRIK : Rumah Bagi Pabrikan Mobil Setrum Nasional
Provinsi Jawa Barat bakal bertransformasi menjadi rumah bagi produsen kendaraan listrik nasional, seiring dengan penanaman modal asing yang dilakukan oleh berbagai pabrikan otomotif dunia. Terbaru, pabrikan asal China dan Vietnam menyusul produsen asal Korea Selatan untuk memilih Jawa Barat sebagai basis produksinya.
TUPOKSI KEMENTERIAN/LEMBAGA: Kelembagaan BKPM Bakal Berubah
Kelembagaan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal akan diubah alias disesuaikan dengan visi dan misi pemerintahan Prabowo Subianto Gibran Rakabuming Raka.
Investasi Pusat Data akan Dipermudah
Pemerintah berjanji akan memberikan kemudahan, menyederhanakan perizinan, dan mempertimbangkan memberikan insentif untuk menggenjot investasi pusat data (data center) di Tanah Air.
WNA Bisa Investasi di Sektor Properti
Program pemberian Golden visa, yang resmi diluncurkan pemerintah pada Juli 2024, membuka peluang baru bagi warga negara asing (WNA) untuk berinvestasi di sector properti, khususnya segmen residencial. Hal ini dikatakan konsultan properti Knight Frank Indonesia.
EKONOMI BERKELANJUTAN: Peluang Investasi Besar, Laporan ESG Harus Lebih Terstandar
Indonesia memiliki peluang besar untuk menerapkan aspek keberlanjutan lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG dalam setiap kegiatan usaha dan bisnis, termasuk peluang untuk menangkap investasi ESG yang banyak masuk.