PANDEMI COVID-19: Resesi Terparah Sejak Depresi Besar, Korona Tekan Ekonomi Warga Miskin

WASHINGTON DC, KAMIS — Dana Moneter Internasional memperkirakan ekonomi global akan tumbuh negatif 4,9 persen tahun ini, jauh lebih buruk daripada minus 3 persen yang diperkirakan dalam laporan sebelumnya pada bulan April lalu.

IMF mengatakan, kerusakan ekonomi global dari resesi akan lebih buruk daripada tekanan-tekanan ekonomi sejak masa Depresi Besar tahun 1930-an.

IMF mengeluarkan proyeksi suramnya pada Rabu (24/6/2020) dalam pembaruan laporan Proyeksi Ekonomi Dunia dari yang dirilis pada April. Pembaruan ini umumnya sejalan dengan proyeksi-proyeksi utama terbaru lainnya.

Awal bulan ini, misalnya, Bank Dunia memproyeksikan bahwa ekonomi global akan mengalami pertumbuhan negatif 5,2 persen tahun ini. Adapun Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memperkirakan ekonomi global tahun ini akan tumbuh negatif 6 persen.

“Ini adalah resesi terburuk sejak Depresi Besar,” kata Gita Gopinath, kepala ekonom IMF, mengatakan dalam jumpa pers di Washington. “Tidak ada negara yang terhindarkan.” Diperkirakan bahwa lebih dari 90 persen ekonomi negara maju dan negara berkembang akan mengalami penurunan pertumbuhan pendapatan per kapita pada tahun ini.

Baca juga: IMF: Dunia Kembali ”Depresi Hebat”, Investasi Jadi Penyelamat

IMF mencatat bahwa pandemi ini menekan kuat rumah tangga berpendapatan rendah. Kondisi itu dinilai membahayakan kemajuan signifikan yang dibuat dalam mengurangi kemiskinan ekstrem di dunia sejak 1990.

Dalam beberapa tahun terakhir, proporsi populasi dunia yang hidup dalam kemiskinan ekstrim (berpendapatan rata-rata kurang dari 1,90 dollar AS per hari) telah turun di bawah 10 persen dari level jumlah yang mencapai lebih dari 35 persen pada tahun 1990. Namun IMF mengatakan krisis Covid-19 mengancam untuk membalikkan semua kemajuan yang telah diraih.

Untuk proyeksi tahun depan, IMF memperkirakan pembalikan arah positif dalam hal pertumbuhan ekonomi. Syaratnya adalah tidak meluasnya kondisi pandemi serta tidak adanya gelombang kedua pandemi Covid-19 dalam tataran masif.

Lembaga itu memperkirakan ekonomi global akan tumbuh positif 5,4 persen pada tahun depan. Angka proyeksi itu masih lebih rendah 0,4 poin persentase dibanding proyeksi IMF sebelumnya.

Proyeksi IMF terbaru serta kekhawatiran atas gelombang kedua pandemi Covid-19 yang semakin besar pun menyeret penurunan mayoritas pasar saham global pada Kamis (25/6/2020). Pasar-pasar saham global turun ke level terendah dalam lebih dari satu pekan.

Pasar saham di Asia mengalami penurunan terbesar dalam kurun waktu delapan sesi terakhir. Indeks STOXX 600 Eropa juga turun hingga 1 persen di awal perdagangan. Bursa saham Wall Street juga dibuka turun.

Dampak lanjutan baru dan bahkan bisa lebih besar dari pandemi Covid-19 menjadi perhatian para pelaku pasar. Di Amerika Serikat (AS), Florida, Oklahoma dan South Carolina melaporkan peningkatan rekor dalam kasus baru pada Rabu.

Baca juga: Pengangguran di AS Diperkirakan Tertinggi sejak Perang Dunia II

Tujuh negara bagian lain memiliki rekor tertinggi awal pekan ini dan Australia mencatat kenaikan infeksi harian terbesar dalam dua bulan. Gubernur New York, New Jersey, dan Connecticut memerintahkan para pelancong dari delapan negara bagian untuk dikarantina pada saat kedatangan.

Disneyland telah menunda pembukaan kembali taman hiburan dan resort di California. Adapun wilayah Texas menghadapi “wabah besar-besaran” dan mempertimbangkan pembatasan baru. Hal itu dikatakan gubernur setempat.

“Pasar ekuitas kemungkinan menanjak lebih cepat sejak kenaikan yang terjadi pada Maret lalu dari seharusnya,” kata analis lembaga keuangan DWS dalam laporan triwulanan.

Negara-negara maju

Tekanan ekonomi tajam diperkirakan IMF bakal menghujam negara-negara maju. Produk domestik bruto (PDB) AS diperkirakan anjlok 8 persen sepanjang tahun ini. Ini lebih buruk daripada perkiraaan IMF sebelumnya, yakni penurunan 5,9 persen. Jika terealisasi, hal itu akan menjadi penurunan tahunan PDB terburuk pasca-Perang Dunia II.

Ekonomi AS diperkirakan tumbuh positif 4,5 persen tahun depan. Namun kenaikan itu tidak akan cukup untuk memulihkan ekonomi AS ke level sebelum pandemi Covid-19 melanda.

Asosiasi para ekonom resmi menyebutkan AS memasuki resesi pada Februari. Kala itu puluhan juta orang harus mengalami pemutusan hubungan kerja atau dirumahkan sementara akibat penutupan wilayah selama pandemi.

Pemerintah AS memperkirakan bahwa PDB nasional menyusut pada tingkat tahunan 5 persen pada triwulan I-2020 dan akan lebih rendah lagi pada triwulan kedua.

Baca juga:  Jalan Pelan Pemulihan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi China, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, tahun ini diperkirakan hanya akan tumbuh 1 persen. Adapun ekonomi India diperkirakan menyusut 4,5 persen akibat penutupan wilayah dan pemulihan yang lebih lambat.

Ekonomi zona Euro yang terdiri dari 19 negara diperkirakan IMF akan tumbuh negatif 10,2 persen namun akan kembali positif sebesar 6 persen pada tahun depan.

Di Amerika Latin, di mana sebagian besar negaranya masih berjuang untuk mengatasi Covid-19, dua negara ekonomi terbesarnya, Brasil dan Meksiko, masing-masing diproyeksikan menyusut 9,1 dan 10,5 persen.

Penurunan tajam harga minyak telah memicu resesi mendalam di negara-negara penghasil minyak. Ekonomi Rusia diperkirakan terkontraksi 6,6 persen pada tahun ini dan Arab Saudi terkontraksi 6,8 persen. IMF pun mengingatkan bahwa risiko penurunan ke depan masih signifikan.

Dikatakan kasus positif Covid-19 dapat melonjak kembali, memaksa ditutupnya wilayah-wilayah lagi dan mungkin kekacauan baru di pasar keuangan mirip dengan apa yang terjadi pada Januari hingga Maret.

IMF memperingatkan bahwa turbulensi finansial semacam itu dapat membawa negara-negara yang rentan ke dalam krisis utang yang selanjutnya akan menghambat upaya pemulihan.

Perkiraan yang diperbarui mencakup skenario dengan asumsi terjadinya gelombang kedua Covid-19 yang terjadi pada awal 2021. Dalam skenario ini, ekonomi global diperkirakan bakal mengalami kontraksi lagi tahun depan sebesar 4,9 persen. (AP/REUTERS)

KOMPAS, JUM’AT, 26062020 Halaman 4.

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Comments are closed.