JAKARTA, KOMPAS — PT Bursa Berjangka Jakarta atau Jakarta Futures Exchange dan PT Bukit Asam (Persero) meluncurkan perdagangan fisik batubara secara daring (online) di Jakarta, Selasa (1/7). Melalui perdagangan itu, diharapkan terbentuk referensi harga dan penentuan standardisasi mutu batubara.
Dalam peluncuran perdana itu, batubara yang ditawarkan atau dilelang sebanyak 75.000 ton. Sudah ada 17 perusahaan pembeli dari Taiwan, Jepang, Tiongkok, Malaysia, dan domestik yang meminatinya.
Direktur Utama PT Jakarta Future Exchange Sherman R Krishna mengatakan, perdagangan fisik batubara daring memudahkan akses dari semua tempat karena para pembeli batubara kebanyakan dari luar negeri. Hal itu berarti sistem itu dapat memotong biaya pemasaran, baik dari penjual maupun pembeli.
”Sistem itu juga membuat perdagangan batubara menjadi lebih transparan dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga memudahkan pengawasan pemerintah,” kata dia.
Direktur Utama PT Bukit Asam Milawarma mengemukakan, harga batubara di Indonesia masih banyak tergantung dari indeks harga batubara luar negeri. Melalui perdagangan fisik batubara daring itu, diharapkan Indonesia mampu menyumbang referensi indeks harga batubara.
Sistem perdagangan itu juga bisa membentuk tata niaga batubara yang baik sehingga ada keseimbangan harga. Hal itu karena selama ini harga batubara dirusak oleh penjual batubara ilegal.
”Mereka menjual batubara di bawah indeks harga batubara. Ke depan perusahaan-perusahaan batubara di Indonesia bisa masuk dalam sistem itu sehingga terbentuk tata niaga batubara yang baik dan adil,” tutur dia.
Sementara itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral R Sukhyar mengatakan, pemerintah tidak bisa memaksa semua perusahaan batubara masuk dalam sistem itu. Pemerintah hanya bisa mendorong mereka agar mengikuti sistem yang mengedepankan transparansi dan akuntabilitas.
Melalui sistem itu, pemerintah lebih mudah mengawasi dan membina para perusahaan batubara. ”Kami juga bisa lebih mudah mengendalikan harga batubara,” kata dia. (HEN)
Kompas, Rabu 2 Juli 2014, hal. 20