TANGERANG, KOMPAS — Konektivitas dan frekuensi transportasi yang kurang hingga kini masih menjadi kendala bagi pengembangan pariwisata di Tanah Air. Meski sejumlah rute penerbangan terus dibuka, sejumlah tempat yang menjadi tujuan wisata belum memiliki jalur penerbangan.
”Saat ini sudah banyak dibuka penerbangan ke kota-kota kecil. Garuda Indonesia, misalnya, membuka penerbangan ke Banyuwangi, Labuan Bajo, dan Raja Ampat. Namun, ada tempat-tempat lain, seperti Silangit, yang belum dilayani,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu saat meresmikan logo Wonderful Indonesia di badan pesawat Garuda Indonesia yang memiliki rute internasional, di hanggar GMF AeroAsia, Tangerang, Selasa (1/7).
Selain kurangnya konektivitas, untuk rute-rute yang sudah ada, juga masih ada kekurangan frekuensi penerbangan. ”Penerbangan-penerbangan seperti ke Labuan Bajo, Raja Ampat, dan Wakatobi ternyata selalu penuh,” kata Mari.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengakui, konektivitas masih menjadi kendala. Meski memiliki 237 bandara, tidak semua bandara mempunyai landasan yang panjang, bisa beroperasi malam hari, dan dilengkapi instrumen modern.
”Namun, para pelancong mempunyai alternatif bepergian melalui jalan darat karena seluruh pulau di sabuk selatan Indonesia sudah tersambung dengan feri,” kata Bambang.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan, Garuda terus mempromosikan pariwisata Indonesia melalui rute-rute internasional. ”Kantor-kantor kami di luar negeri terus mempromosikan agar semakin banyak wisatawan asing datang ke Indonesia. Kami juga bergabung dalam jaringan Skyteam sehingga jutaan wisatawan asing dari 178 negara bisa datang ke Indonesia,” ujarnya.
Garuda juga melakukan codeshare (perjanjian bisnis dua maskapai berbagi kode penerbangan) bersama KLM, Etihad, Turkish, Philippine Airlines, Vietnam Airlines, Royal Brunei Airlines, dan China Airlines.
Logo Wonderful Indonesia yang akan dipasang di 22 pesawat Garuda itu juga mempromosikan pariwisata. Selain untuk branding, pada logo itu juga tertera situs www.indonesia.travel yang akan memberikan informasi mengenai pariwisata Indonesia.
Data yang dihimpun oleh BPS dan Pusdatin Kemenpar dan EK menyebutkan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara selama 5 bulan pertama 2014 (Januari-Mei) mencapai 3,7 juta orang atau tumbuh 9,96 persen dibandingkan periode yang sama pada 2013 yang jumlahnya 3,364 juta orang.(ARN)
Kompas, Rabu 2 Juli 2014, hal. 17