JAKARTA, KOMPAS–Bank Pembangunan Amerika Serikat, US International Development Finance Corporation atau DFC, menyampaikan komitmen untuk berinvestasi di proyek-proyek BUMN di Indonesia. Proyek yang ditawarkan pemerintah antara lain jalan tol, energi terbarukan, dan perhotelan.
DFC yang didirikan pada akhir 2019 ini bermitra dengan swasta untuk memberi pendanaan bagi negara-negara berkembang.
CEO DFC Adam Boehler mengemukakan komitmen lembaga itu untuk berinvestasi hingga puluhan miliar dollar AS di Indonesia. Indonesia dinilai sebagai mitra yang penting bagi AS. Pihaknya juga akan menggandeng mitra-mitra lain, seperti Jepang dan Australia, untuk mendukung investasi di indonesia.
Dana kelolaan DFC dari porsi pemerintah AS saat ini mencapai 60 miliar dollar AS. Dana itu dapat ditingkatkan hingga 4-5 kali lipat menjadi lebih dari 200 miliar dollar AS, dengan fokus investasi di negara-negara berkembang.
“Saya disini untuk menunjukkan komitmen (investasi) AS terhadap indonesia. Nilai investasinya akan mengarah ke puluhan miliar dollar AS,” kata Boehler di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Jumat (10/1/2019).
Kemarin, DFC bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta.
Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan, Indonesia akan melanjutkan pembangunan infrastruktur, baik jalan tol, bandara, pelabuhan, infrastruktur energi, maupun teknologi digital. Terobosan untuk mempermudah investasi juga disiapkan melalui omnibus law. Presiden juga menyambut baik komitmen DFC untuk mendukung program-program prioritas Indonesia.
Boehler menyampaikan apresiasinya atas upaya Presiden RI yang berupaya mengubah iklim bisnis untuk mendukung investasi. Dalam beberapa bulan mendatang, DFC akan kembali ke Indonesia dan memastikan nilai investasi.
Presiden Joko Widodo, tambah Boehler, juga menjelaskan bahwa fokus investasi adalah modal swasta untuk membangun Indonesia. “Dan Amerika Serikat siap mendukung Indonesia dengan investasi miliaran dollar AS dalam modal swasta,” tuturnya.
Terkait nilai investasi yang akan disiapkan untuk Indonesia, Boehler mengaku, nilai spesifiknya akan dibahas setelah ada daftar investasi potensial. Diharapkan, investasi miliaran dollar AS yang akan dibawa ke Indonesia akan menjadi katalisator.
Kemitraan
Di Kantor Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengemukakan, pihaknya menawarkan beberapa proyek BUMN di jalan tol, kawasan wisata baru di sektor perhotelan, serta energi terbarukan. Namun, masih diperlukan pembicaraan lebih lanjut mengenai struktur investasi dan sektor yang diminati.
Kartika menambahkan, bentuk investasi DFC tersebut berupa kemitraan strategis.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan, AS memiliki komitmen untuk berinvestasi di Indonesia dengan nilai yang masih diformulasikan. Investasi ini akan segera direalisasikan, antara lain pada proyek jalan tol di Jawa dan Sumatera.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal, realisasi penanaman modal asing di Indonesia pada Januari-September 2019 sebesar Rp 317,8 triliun. Adapun investasi Amerika Serikat pada periode tersebut sebesar 757,14 juta dollar AS di 537 proyek.
Terbuka
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan, investasi di jalan tol terbuka bagi semua investor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Investasi juga dapat dilakukan, baik di proyek jalan tol yang sedang direncanakan untuk dibangun, tahap konstruksi, maupun jalan tol yang telah beroperasi.
“Calon investor bisa masuk, baik di tahap awal, tengah, maupun pada saat sudah operasi,” kata Danang.
Beberapa waktu lalu, pemerintah telah menjajaki minat pasar untuk investasi 4 proyek jalan tol. Keempat proyek itu adalah tol Solo-Yogyakarta-Bandara Kulon Progo, tol Yogyakarta-Bawen, tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap, dan tol Makasar-Maros-Sungguminasa-Takalar. (LKT/INA/NAD)
KOMPAS, 11012020. Hal. 13.