SUBANG, KOMPAS — Pemerintah terus menjalankan proses konsolidasi badan-badan usaha milik negara. Konsolidasi kini memasuki tahap pembentukan tim komite eksekutif dari tiap-tiap pimpinan BUMN. Tiga sektor yang sudah membentuk tim adalah pertambangan, pertahanan strategis, dan industri berat perkapalan.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno menjelaskan hal itu, Kamis (28/1), di Subang, Jawa Barat. Dua BUMN pendukung dilibatkan dalam tiga tim komite eksekutif itu, yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dan Krakatau Steel.
“Penyatuan ini adalah amanat peta jalan BUMN yang disusun oleh Kementerian BUMN. Pembentukan komite eksekutif untuk menentukan bentuk penyatuan, termasuk penghitungan efisiensi biaya. Jadi, sebelum perusahaan penyatuannya terbentuk, tim akan bertugas mirip perusahaan yang terintegrasi secara virtual,” tutur Fajar. Kementerian BUMN menetapkan jangka waktu menuju penyatuan dua tahun. Namun, diharapkan pelaksanaannya akan lebih cepat.
Presiden Direktur PT Pindad (Persero) Silmy Karim mengatakan, konsolidasi BUMN industri pertahanan strategis merupakan langkah tepat. “Konsolidasi yang kelak akan terbentuk memudahkan rantai suplai bahan baku, ongkos produksi lebih murah. Juga pembinaan sumber daya manusia, investasi, dan berkaitan langsung dengan efisiensi biaya operasional,” ujarnya.
Di sektor pertambangan, BUMN yang berkonsolidasi adalah PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, PT Antam Tbk, dan PT Inalum. Direktur Utama PT Bukit Asam Milawarma mengatakan, “Kalau BUMN pertambangan bersatu, maka sekali mengeksplorasi bisa menemukan sumber daya mineral dan batubara yang baru.”
Direktur Utama PT Len Industri (Persero) Abraham Mose juga menyambut baik konsolidasi BUMN sektor industri strategis. Konsolidasi ini memungkinkan kerja sama untuk mendongkrak daya saing industri. Mose mencontohkan konsolidasi industri pertahanan strategis di bidang perkapalan. Di bidang ini, PT Len menyokong manajemen sistem dan produksi kapal PT PAL.
Transformasi Peruri
Sementara itu, pesatnya perkembangan sistem keamanan digital memengaruhi strategi jangka panjang Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri). Selain tetap fokus pada inti bisnis, yaitu percetakan uang dan keamanan dokumen, Perum Peruri juga bersiap mengembangkan sistem elektronik pemerintahan serta pembayaran digital atau e-payment.
Direktur Utama Perum Peruri Prasetio, seusai peluncuran merek dan logo baru Perum Peruri, Kamis, di Gedung Wahju Hagono Peruri, Karawang, menyampaikan strategi tersebut. Menurut dia, rencana strategi perusahaan mengembangkan e-payment merupakan tuntutan era transaksi digital.
“Sejauh ini, kami mempunyai anak perusahaan yang telah mengembangkan sistem transaksi pembayaran secara elektronik di Pelni,” ucap Prasetio. Peruri juga akan membawa sistem tersebut ke BUMN lain, antara lain PT Angkasa Pura (Persero).
Adapun Peruri Digital Security, anak perusahaan Peruri, diarahkan menjadi penyedia solusi bisnis. Hal ini dilakukan menjawab permintaan pasar. Solusi yang diberikan misalnya paspor dan dokumen pertanahan secara elektronik. (MED)
Kompas 29012016 Hal. 20