JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan memberlakukan subsidi khusus untuk angkutan barang atau kargo perintis dengan pesawat udara. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Suprasetyo mengatakan, sebelumnya telah ditetapkan subsidi untuk angkutan barang dengan pesawat udara, tetapi disatukan dengan subsidi angkutan penumpang.
“Sudah ada tapi dicampur dengan angkutan penumpang, jadi ditambah porsinya,” kata Suprasetyo di Jakarta, Senin (18/1). Suprasetyo belum memastikan nilai subsidinya, tetapi dia menyebutkan sekitar Rp 55 miliar untuk angkutan barang perintis udara 2016. Untuk rute, kata dia, belum ditentukan, namun akan diprioritaskan untuk rute yang jauh dari pelabuhan, seperti Wamena.
Suprasetyo menambahkan nanti dilakukan tender untuk subsidi rute perintis angkutan barang tersebut. “Setelah ini, kami akan identifikasi mana saja rutenya, kami akan tentukan jadwalnya,” ujar dia.
Dia mengatakan ketetapan tersebut telah diatur dalam peraturanmenteri dan saat ini masih dilakukan penentuan sumber anggaran subsidi tersebut, bisa dari APBNP atau sisa kontrak.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan telah membuat peraturan menteri terkait subsidi angkutan barang atau kargo perintis dengan pesawat udara. “Kami tidak mengajukan Peraturan Presiden karena cukup di (peraturan) menteri saja,” kata dia.
Jonan mengatakan akan melakukan lelang untuk subsidi tersebut tahun ini. Saat ini, dia menyebutkan Kemenhub masih memberikan 261 rute perintis karena memang belum bisa dikomersialkan mengingat landasan pacunya belummampu didarati pesawat jet atau ATR72.
“Juga sesuai arahan Bapak (Presiden) untuk kabupatenkabupaten atau daerah di pegunungan menyediakan subsidi angkutan barang dengan menggunakan pesawat terbang,” papar dia.
Sementara itu, Bandara Wamena, Papua memegang peranan penting sebagai pintu masuk barang dan penumpang ke tujuh kabupaten selain Wamena. Ketujuh kabupaten itu antara lain Duga, Yalimou, Mambrano Tengah, Tolikara, Lanijaya, Puncak Jaya, dan Jayawijaya. Untuk itu, bandara har us ter us dikembangkan guna peningkatan kapasitas dan aspek keselamatan serta keamanannya.
“Kalau bandara ini terganggu, tujuh kabupaten pun akan terganggu, terutama dari segi logistik,” kata Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas I Wamena Lukman F Laisa lalu.
Dia mengungkapkan saat ini Bandara Wamena diterbangi 22 maskapai. Jumlah pergerakan pesawat di Wamena didominasi oleh pesawat kargo. Dalam sehari, rata-rata lalu lintasnya adalah 170 pergerakan dengan durasi 10 jam operasi, mulai pukul 06.00-16.00. Dari angka tersebut, pergerakan pesawat penumpangnya hanya sekitar 16 pergerakan. “Jadi sisanya (pergerakan) itu adalah pesawat kargo,” papar Lukman.
Lukman mencatat, jumlah kargo yang datang ke Bandara Wamena mencapai 11.000 ton per bulan atau rata-rata 366 ton per hari. Menurut dia, cukup signifikannya nilai itu karena banyak barang yang har us didatangkan dari luar Wamena.
“Hampir semua material dan beberapa bahan pokok yang dibutuhkan Wamena dan kabupaten-kabupaten lainnya didatangkan dari Sentani (Jayapura). Yang ada di Wamena itu, batu, dan pasir saja. Kami datangkan semen, aspal, minyak, dan bahan makanan dari Sentani,” ujar dia.
Tetapi, tutur Lukman, jumlah logistik yang diangkut keWamena dirasa masih kurang. Hal itu disinyalir dari masih mahalnya harga barang-barang penting, seperti bahan keperluan pembangunan infrastruktur, bensin, hingga bahan makanan.
“Meski barang yang diangkut ada, tetapi tidak semua maskapai bisa terbang. Untuk mengangkut aspal misalnya, hanya beberapa maskapai yang memiliki izin mengangkut aspal, seperi Trigana Air, Deraya, Cardig, TriMG,dan MyIndo. Slot kami juga terbatas,” ungkap dia. (esa)
Investor Daily, Selasa 19 Januari 2016, Hal. 6