Kinerja Ekspor : Kemendag Tingkatkan Perjanjian Perdagangan dan Investasi

JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Perdagangan menargetkan ekspor nonmigas meningkat 9 persen pada tahun 2016 ini. Untuk merealisasikannya, Kementerian Perdagangan akan meningkatkan perjanjian perdagangan bilateral dan turut mewujudkan investasi penopang industri manufaktur.

Menteri Perdagangan Thomas Lembong dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (18/1), mengatakan, salah satu perjanjian perdagangan yang akan segera dilakukan adalah dengan Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA). EFTA beranggotakan empat negara, yaitu Swiss, Norwegia, Irlandia, dan Liechtenstein.
Komoditas unggulan Indonesia yang akan didorong ke sana antara lain kakao, kopi, teh, rempah-rempah, dan kelapa. Komoditas tersebut berpotensi diolah menjadi produk makanan dan minuman, terutama di Swiss.
“Kami juga akan mendorong ekspor produk-produk dari sektor perikanan dan energi terbarukan. Norwegia kuat di sektor perikanan dan pengolahan ikan,” kata Lembong.
Menurut Lembong, selain perjanjian dagang dengan EFTA, pemerintah akan melanjutkan perundingan perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa. Pemerintah juga telah membentuk tim nasional lintas kementerian yang akan mengkaji Kemitraan Trans-Pasifik.
Selain itu, Kemendag akan membantu mewujudkan investasi di sektor industri penopang ekspor. Salah satunya menjaring sejumlah industri dari Tiongkok yang ingin memindahkan industri ke sejumlah negara di Asia.
“Tiongkok saat ini tengah mereformasi industri. Mereka tidak lagi bertumpu pada industri berbasis komoditas, tetapi industri barang dan jasa yang lebih canggih. Selain itu, tren upah buruh di negara itu naik terus sehingga banyak pabrik yang ingin pindah ke negara lain,” tutur Lembong.
Berdasarkan data Kemendag, nilai ekspor nonmigas Indonesia selama tahun 2015 sebesar 150,3 miliar dollar AS. Pada tahun ini Kemendag menargetkan nilai ekspor meningkat 9 persen dan pada tahun-tahun berikutnya hingga 2019 ditargetkan naik 11,5 persen.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Nus Nuzulia Ishak menambahkan, untuk meningkatkan ekspor, Kemendag menggagas terbentuknya Badan Promosi Nasional. Persiapan pembentukan sudah dilakukan bersama Kementerian Koordinator Perekonomian, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), dan Staf Kepresidenan.
“Struktur organisasi BPN bisa terbentuk langsung di bawah presiden. Saat ini instruksi presidennya tengah digarap. Sambil menunggu, kami akan membuat tim Kerja Promosi Nasional yang akan mengoordinasi kegiatan promosi di sejumlah kementerian dan lembaga,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Kepala Bekraf Ricky Josep Pesik mengemukakan, Bekraf akan mendorong ekspor produk-produk ekonomi kreatif. Promosi ke negara-negara lain akan dilakukan bekerja sama dengan perwakilan-perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri yang berada di bawah Kemendag. (HEN/APO)

Kompas 19012016 Hal. 18

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Recent Posts

Comments are closed.