Proyeksi Lapangan Kerja Positif : Kementerian PUPR Rancang Proyek agar Menyerap Banyak Pekerja

JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah proyek infrastruktur yang telah dikerjakan tahun lalu dan akan dilanjutkan pada tahun ini memberikan proyeksi positif bagi pembukaan lapangan kerja di beberapa daerah. Setiap proyek diperkirakan menyerap ribuan tenaga kerja.

“Sehari-hari saya hanya tukang batu. Jika tidak ada proyek, ya, tinggal di desa. Namun, adanya proyek jembatan ini, saya senang karena mendapat upah di atas Rp 50.000 per hari,” ujar Kasmadi, pekerja asal Mranggen, Kabupaten Demak, ketika ditemui di sebuah proyek di Kota Semarang. Ia dan beberapa pekerja lain telah bekerja di tempat itu sejak September lalu dan kini tengah menyelesaikan akhir badan jembatan.
Sejumlah kalangan di daerah ketika ditemui Kompas, Kamis (7/1), mengatakan, mereka optimistis proyek-proyek infrastruktur menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Kondisi ini sejalan dengan survei indeks keyakinan konsumen Bank Indonesia, pekan ini, yang menyebutkan, kondisi perekonomian pada enam bulan mendatang akan baik karena terjadi perbaikan pada lapangan pekerjaan dan pendapatan.
Di Jawa Timur, beberapa proyek pembangunan infrastruktur mulai menyerap tenaga kerja dan hal itu akan terus terjadi pada 2016. Kondisi ini akan mendongkrak perekonomian warga dan menyerap banyak pekerja di semua sektor.
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengatakan, penyerapan tenaga kerja tidak hanya di sektor konstruksi, tetapi juga pertanian dan industri, termasuk jasa dan perdagangan. “Memang tenaga kerja akan didominasi untuk mengisi sektor konstruksi, seperti pembangunan jalan tol, jalan lintas selatan, dan pembuatan embung di beberapa kabupaten,” kata Saifullah. Untuk 2016, Provinsi Jawa Timur telah menandatangani 64 kontrak proyek senilai Rp 4,5 triliun.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Kota Surabaya Jamhadi mengatakan, dengan adanya proyek pembangunan jalan, penyerapan tenaga kerja minimal dapat mencapai 7.000 orang.

120 paket proyek

Di Jawa Tengah, pembangunan infrastruktur yang gencar diyakini mampu menyerap tenaga kerja produktif.
“Serapan tenaga kerja paling banyak pada proyek peningkatan jalan, jembatan, dan proyek saluran irigasi. Pada 2016, di Jawa Tengah saja terdapat 120 paket pekerjaan infrastruktur,” tutur Kepala Bidang Teknik Dinas Bina Marga Jawa Tengah Hanung Triyono.
Hanung mengatakan, apabila pembangunan itu digabung dengan proyek infrastruktur yang berasal dari anggaran APBN, tentu daya serap tenaga kerja bisa bertambah.
Beberapa proyek besar di Jawa Tengah adalah proyek PLTU Batang, proyek lanjutan tol Bawen-Salatiga-Solo, proyek lanjutan tol Pejagan-Pemalang, dan proyek jalan lintas selatan Wonogiri-Yogyakarta-Kebumen-Cilacap.
Pembangunan proyek-proyek infrastruktur bidang energi di Kabupaten Cilacap, hingga tahun 2021, diperkirakan menyerap sekitar 30.000 tenaga kerja lokal.
“Serapan pekerja dalam jumlah besar memiliki dampak ganda ikut menggerakkan perekonomian masyarakat Cilacap,” kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Cilacap Kosasih.

content

Di Sulawesi Selatan, proyek infrastruktur yang diharapkan dapat menggerakkan perekonomian daerah, antara lain, adalah pembangunan Makassar New Port, jalur kereta api (KA) Trans-Sulawesi, pembangkit listrik, serta sejumlah ruas jalan nasional dan provinsi.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan Causa Iman Karana mengatakan, proyek infrastruktur berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan tahun 2016. “Proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2015 sebesar 7 persen-8 persen. Pada 2016, proyeksi pertumbuhan meningkat menjadi 7,5 persen-8,5 persen,” ujarnya.
Proyek-proyek infrastruktur tersebut, lanjut Causa, juga akan menyerap material konstruksi, seperti batu, pasir, dan bata. “Efek domino dari adanya proyek infrastruktur itu akan sangat besar,” ujar Causa.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Selatan Dewi Indriati mengatakan, jumlah orang yang bekerja di wilayah Sumatera Selatan meningkat 3 persen-4 persen dalam setahun terakhir. Penambahan jumlah pekerja ini seiring adanya proyek pembangunan infrastruktur di Sumatera Selatan.
Pembangunan infrastruktur di Sumatera Selatan terus berlangsung, terutama dalam menyambut Asian Games 2018. Pembangunan infrastruktur strategis telah dimulai pada 2015, antara lain pembangunan tiga ruas tol Trans-Sumatera, pembangunan jaringan transportasi kereta ringan, serta pembangunan Jembatan Musi IV dan Musi VI.

Rancang proyek

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong pemanfaatan tenaga kerja dan material lokal secara maksimal. Hal itu dapat dilakukan di dalam proses lelang dengan mensyaratkan pemakaian material tertentu di dalam spesifikasi proyek.
“Pekerjaan proyek di Kementerian PUPR beragam. Ada yang memang padat teknologi dan alat, seperti pembangunan jembatan, tetapi ada pula yang menyerap banyak tenaga kerja. Kami sedang merancang, proyek konstruksi yang sebelumnya dikerjakan alat, tenaga kerja dapat mengerjakannya meski tetap memakai alat,” tutur Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Taufik Widjoyono di Jakarta.
Secara terpisah, Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Suradi Wongso mengatakan, jenis proyek konstruksi, seperti pembangunan irigasi, bendungan, dan jalan, masih menyerap banyak tenaga kerja. Namun, pembangunan pembangkit listrik dan infrastruktur migas lebih banyak menggunakan teknologi.
Secara terpisah, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, penggunaan komponen lokal dalam proyek infrastruktur harus terus didorong.
“Baja untuk jembatan, baja fondasi, landasan rel kereta, dan konstruksi pekerjaan-pekerjaan sipil seharusnya bisa dipenuhi dari produk dalam negeri,” kata Putu Suryawirawan.

(WHO/ZAL/ETA/RAM/IRE/ENG/GRE/ACI/BAY/CAS/NAD)

Kompas 08012016 Hal. 1

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Recent Posts

Comments are closed.