Alokasi KUR Meningkat : Pemerintah Dorong Lebih Banyak Perbankan Terlibat

JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah berencana meningkatkan alokasi kredit usaha rakyat dari Rp 30 triliun pada 2015 menjadi Rp 100 triliun pada 2016. Melalui alokasi anggaran sebesar itu, pemerintah mendorong lebih banyak perbankan terlibat. Kualitas penyaluran kredit perlu diperhatikan.

Sesuai data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), alokasi Rp 30 triliun tersebut terdiri dari kredit usaha rakyat (KUR) mikro Rp 20 triliun, KUR ritel Rp 9 triliun, dan KUR tenaga kerja Indonesia Rp 1 triliun.
Keluarga besar karyawan Bank Rakyat Indonesia  bersama anak-anak penyandang disabilitas berpartisipasi dalam perayaan HUT Ke-120 BRI dengan kegiatan jalan gembira dari area Parkir Timur Senayan, Jakarta, Minggu (27/12). Dalam kesempatan itu, BRI juga memberikan sumbangan senilai Rp 12 miliar kepada anak-anak penyandang disabilitas yang diwakili lima yayasan.
KOMPAS/RIZA FATHONIKeluarga besar karyawan Bank Rakyat Indonesia bersama anak-anak penyandang disabilitas berpartisipasi dalam perayaan HUT Ke-120 BRI dengan kegiatan jalan gembira dari area Parkir Timur Senayan, Jakarta, Minggu (27/12). Dalam kesempatan itu, BRI juga memberikan sumbangan senilai Rp 12 miliar kepada anak-anak penyandang disabilitas yang diwakili lima yayasan.
Deputi Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Braman Setyo yang dihubungi Kompas, Minggu (27/12), di Jakarta menyampaikan, ada tiga bank pelat merah yang sudah terlibat menyalurkan sejak Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian Nomor 6 Tahun 2015 dikeluarkan. Ketiganya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Hingga sekarang, Kementerian Koperasi dan UKM mencatat jumlah kredit usaha rakyat yang tersalurkan sebesar Rp 21,3 triliun dengan jumlah debitor 960.134 orang. Nilai KUR yang tersalurkan ini masih di bawah target awal Rp 30 triliun.
Memasuki bulan November, pemerintah menerima pengajuan dua Bank Pembangunan Daerah (BPD) berpartisipasi, yakni BPD Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Barat. Kemudian, dua bank swasta, yaitu Maybank dan Bank Sinarmas. Keempatnya ditetapkan dengan Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian Nomor 8 Tahun 2015.
BPD NTT dan BPD Kalimantan Barat bertugas menyalurkan KUR mikro dan ritel. Kedua bank itu diberi porsi anggaran sebanyak Rp 2 triliun. Adapun Maybank dan Sinarmas khusus menyalurkan KUR bagi tenaga kerja Indonesia. Hal ini disebabkan latar belakang keduanya yang memang telah bergeliat di layanan keuangan bagi TKI di luar negeri. Menurut rencana, alokasi dana KUR mereka masing-masing Rp 100 miliar.

Program inovasi

Di sela-sela peringatan ulang tahun ke-120 BRI, Direktur Utama BRI Asmawi Syam menyebutkan, sebagai tindak lanjut program inovasi, perusahaan akan mendirikan Institut Internasional Keuangan Mikro dan pusat inovasi Corporate University. Kedua lembaga pendidikan ini berlokasi di Jakarta dan diharapkan selesai pada 2016.
Terkait dengan Institut Internasional Keuangan Mikro, Asmawi mengungkapkan, sudah ada beberapa perguruan tinggi luar negeri yang berniat bekerja sama. “Kami memang telah menjajaki dengan profesor, terutama dari universitas di Amerika Serikat. Namun, kami belum menentukan siapa yang akan diajak kerja sama kelak,” katanya.
Dalam perayaan ulang tahun ke-120 itu, BRI menyalurkan dana Rp 12 miliar kepada kelompok anak disabilitas. Dana tersebut dikumpulkan oleh 130.000 pegawai BRI. Lalu, sebanyak Rp 2,4 miliar sebagai dana tanggung jawab sosial yang siap disalurkan sebagai dana pendidikan.
Direktur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) BRI Moh Irfan menegaskan, pihaknya akan tetap konsisten menjadi bank penyalur kredit bagi UMKM. Selama 120 tahun, 80 persen portofolio kinerja BRI berasal dari distribusi kredit UMKM.
Terkait KUR, Irfan mengatakan, BRI mendapat porsi 70 persen. Dari Rp 20 triliun yang menjadi porsi, BRI sudah menyalurkan Rp 15 triliun. Menurut dia, perlu kerja keras agar realisasi target alokasi KUR tercapai.
Di satu sisi, bank memegang amanat negara untuk menyalurkan KUR kepada masyarakat lebih merata. Di sisi lain, tantangan terbesar adalah bagaimana bank menjangkau debitor secara tepat sasaran. Jumlah debitor KUR sekarang 900.000 orang, atau 200.000 orang lebih banyak dari target awal. Meski begitu, besaran pinjaman yang diambil di bawah plafon. (MED)
Kompas 28122015 Hal. 20

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Recent Posts

Comments are closed.