Igor Sikorsky : Mimpi, Visi, dan Etos Kerja

Kisah sukses sejati selalu berawal dari mimpi dan visi. Tak terkecuali riwayat sukses Igor Sikorsky membangun bisnis dirgantara dan turut menentukan arah sejarah dunia aviasi.
Igor Ivanovich Sikorsky lahir pada 25 Mei 1889 di Kiev, yang di dunia masa kini menjadi ibu kota Ukraina. Di tahun itu, Kiev masih menjadi bagian dari Kekaisaran Rusia.
Igor Sikorsky, salah satu perintis helikopter dan pendiri Sikorsky Aircraft, tengah menguji helikopter pertama buatannya, VS-300, pada September 1939  (foto kiri) dan surat terakhir yang ditulis sendiri oleh Igor Sikorsky, perintis helikopter dan pendiri Sikorsky Aircraft, pada 25 Oktober 1972, menunjukkan keyakinannya bahwa helikopter memiliki kemampuan untuk menyelamatkan nyawa manusia. Sikorsky meninggal dunia sehari setelah menulis surat ini.
The Igor I Sikorsky Historical Archives IncIgor Sikorsky, salah satu perintis helikopter dan pendiri Sikorsky Aircraft, tengah menguji helikopter pertama buatannya, VS-300, pada September 1939 (foto kiri) dan surat terakhir yang ditulis sendiri oleh Igor Sikorsky, perintis helikopter dan pendiri Sikorsky Aircraft, pada 25 Oktober 1972, menunjukkan keyakinannya bahwa helikopter memiliki kemampuan untuk menyelamatkan nyawa manusia. Sikorsky meninggal dunia sehari setelah menulis surat ini.
Ibunya seorang sarjana kedokteran, sementara ayahnya adalah seorang dokter dan profesor psikologi. Latar belakang intelektual ini turut membentuk ketertarikan Sikorsky kecil terhadap dunia sains, terutama dunia penerbangan.
Secara khusus, ia tertantang dengan sketsa kuno Leonardo da Vinci tentang teori “sekrup terbang”, yang tak lain adalah gagasan awal tentang sebuah helikopter: wahana transportasi yang bisa terbang dan mendarat secara vertikal.
Keberhasilan Wright Bersaudara menerbangkan pesawat terbang pertama mereka di Kitty Hawk, North Carolina, Amerika Serikat, pada 1903 memantapkan tekad Sikorsky untuk menekuni dunia dirgantara.
Pada usia 20 tahun, sepulangnya dari Paris dan setelah bertemu para perintis dunia aviasi di ibu kota Perancis, itu, Sikorsky pulang ke Kiev dan membuat helikopter pertamanya, H-1. Di laman www.sikorskyarchives.com, desain S-1 tak lebih dari kerangka, mesin, dan dua baling-baling koaksial di atasnya.
Percobaan pertama ini gagal. Namun, ia mencoba lagi tahun 1910 dengan H-2. “Helikopter” kedua ini bisa tinggal landas, tetapi tak bisa terbang karena tak mampu mengangkat beban mesinnya sendiri.
Ia pun kemudian mengalihkan perhatiannya pada pesawat konvensional bersayap tetap. Masih di tahun 1910, dia berturut-turut mengembangkan desain pesawat S (Sikorsky)-1, S-2, S-3, dan S-4 yang menggunakan sayap ganda dan mesin tunggal.
Sejak awal dia melakukan segalanya sendiri, mulai dari menggambar sketsa, desain teknis, merakit pesawat, hingga belajar menerbangkannya sendiri. Etos kerja ini ia pertahankan hingga akhir hayatnya.
“Saya masih ingat, meski setelah pensiun, dia masih sering datang ke kantor dan ingin terlibat langsung dengan pengembangan helikopter terbaru saat itu,” tutur Shane G Eddy, Presiden Commercial System and Services Sikorsky, saat makan siang bersama Kompas di Singapura, 12 November 2015.
Tahun 1911, Sikorsky untuk pertama kalinya berhasil membuat pesawat yang sungguh- sungguh bisa diterbangkan, S-5. Dengan pesawat pertama itu, ia langsung memecahkan empat rekor penerbangan di Rusia saat itu, yakni rekor ketinggian (500 meter), jarak terbang (85 kilometer), durasi penerbangan (52 menit), dan kecepatan tertinggi (groundspeed 125 kilometer per jam).
Dalam kurun waktu lima tahun kemudian, ia membuat tak kurang dari tujuh tipe pesawat lagi, termasuk pesawat-pesawat tempur dan pengebom yang digunakan Rusia di kancah Perang Dunia I.
Salah satu terobosan lain yang dilakukan Sikorsky adalah membuat pesawat dengan mesin banyak (multi-engines) pertama. Tak tanggung-tanggung, pada 1913 ia membuat pesawat pertama dengan empat mesin, yang disebut The Grand (S-21).

Hijrah ke AS

Situasi suram Eropa pasca Perang Dunia I dan Revolusi Bolshevik yang pecah di Rusia tahun 1917 membuat Sikorsky berpikir tak ada masa depan untuk industri dirgantara di tempat itu. Ia pun memutuskan pindah ke Amerika Serikat pada 1919.
Setelah bertahan hidup selama empat tahun di New York City dengan mengajar matematika dan sains kepada para imigran Rusia di AS, pada 1923 ia akhirnya mendapat dukungan modal dari sejumlah temannya untuk mendirikan Sikorsky Aero Engineering Corp.
Pesawat pertama yang dibuat di bawah perusahaan ini adalah S-29A (A untuk Amerika). Ini adalah pesawat bermesin ganda yang seluruh bodinya terbuat dari metal dan mampu mengangkut 14 penumpang.
Pesawat tersebut dibuat sepenuhnya dengan tangan di sebuah peternakan ayam milik rekannya sesama imigran dari Rusia. Sebagian besar suku cadangnya adalah hasil menjelajah tempat-tempat penimbunan barang bekas.
Pesawat itu akhirnya bisa terbang perdana pada 25 September 1924 setelah melalui perjuangan panjang. Salah satu kunci sukses Sikorsky waktu itu adalah bantuan dari komposer musik besar Rusia, Sergei Rachmaninoff, yang juga hijrah ke AS. Rachmaninoff, yang tak sengaja melewati peternakan tempat Sikorsky merakit S-29A, kagum dengan hasil karya rekan sebangsanya itu.
Ia pun menuliskan cek senilai 5.000 dollar AS (yang setara dengan 100.000 dollar AS saat ini) kepada Sikorsky untuk meneruskan proyek itu. Perkenalan itu menjadi awal persahabatan dua orang besar ini.
Memasuki akhir dekade 1920-an, minat Sikorsky bergeser pada pesawat-pesawat amfibi. Ia membuat pesawat amfibi pertamanya, S-34, pada tahun 1926. Pesawat itu kemudian dikembangkan menjadi S-38 yang mampu mengangkut 8 penumpang dan menarik minat maskapai penerbangan Pan American Airways (PanAm). PanAm kemudian membuka rute baru ke Amerika Tengah dan Amerika Selatan dengan pesawat itu.
Tahun 1929, kesuksesan Sikorsky dilirik oleh perusahaan United Aircraft and Transport Corporation Inc yang kemudian mengakuisisinya. Sikorsky kemudian berada di bawah United hingga awal November 2015.
Dengan suntikan modal besar ini, Sikorsky melanjutkan produksi pesawat-pesawat amfibi, termasuk pesawat legendarisnya, The Flying Clipper (S-40), pada tahun 1931. Pesawat ini kemudian dikembangkan menjadi S-42 yang mampu terbang melintasi Samudra Atlantik dan Pasifik, serta memperluas sayap PanAm ke seluruh dunia.
Dengan ketersediaan modal yang kini melimpah dan tingkat kematangan pengetahuan yang makin tinggi, Igor Sikorsky pada 1938 memutuskan kembali ke cinta pertamanya, yakni helikopter. Ia pun mulai menggambar desain, merakit, dan akhirnya menerbangkan sendiri helikopter perdananya, VS-300.

Warisan nilai

Merespons pertanyaan Kompas melalui bagian komunikasi perusahaan Sikorsky, putra Sikorsky, Sergei Sikorsky, mengenang ayahnya sebagai seorang pilot yang hebat. Ayahnya bahkan mampu menilai kemampuan terbang sebuah pesawat hanya dengan melihatnya dari luar.
“Saat terbang dengannya, saya terkesan dengan kemampuannya menguasai pesawat hanya dalam hitungan menit. Saat ditanya, dia dengan kalem menjawab bahwa ia menguji terbang sendiri seluruh pesawat buatannya sejak 1910 sampai 1930-an, dan menerbangkan sendiri helikopter VS-300 dari tahun 1939 sampai 1943,” ujar Sergei dalam surat elektronik, 5 Desember 2015.
Shane G Eddy menambahkan, salah satu warisan abadi Igor Sikorsky terhadap perusahaannya adalah keyakinan mendalamnya bahwa helikopter memiliki kemampuan untuk menyelamatkan nyawa orang. “Saat ini, kamilah yang meneruskan visi itu dan kami memahami serta menerima tanggung jawab berat untuk terus memproduksi pesawat yang aman dan bisa diandalkan,” tutur Eddy kepada Kompas.

Menurut dia, setiap hari di dunia ini, ada helikopter Sikorsky yang sedangdan siap menolong korban bencana alam atau membawa orang-orang sakit atau terluka ke rumah sakit. “Itulah realitas yang telah diwujudkan Igor dan kami merasa beruntung hari ini untuk bisa meneruskan (visi) itu,” ujar Eddy. (DHF)

Kompas 23122015 Hal. 25

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Recent Posts

Comments are closed.