Babak Baru Mahakam : Pertamina Investasi 2,5 Miliar Dollar AS untuk Kelola Blok Mahakam

JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina diminta mempertahankan produksi minyak dan gas bumi Blok Mahakam. Pada 1 Januari 2016, Pertamina memasuki proses transisi pengelolaan Blok Mahakam yang masih dikelola Total Exploration & Production Indonesie dan Inpex Corporation.

Untuk mengelola Blok Mahakam di Kalimantan Timur itu, Pertamina perlu investasi 2,5 miliar dollar AS per tahun. Hal itu mengemuka seusai penandatanganan pokok-pokok perjanjian Pertamina dengan Total dan Inpex, Rabu (16/12), di Jakarta.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said (kanan depan), Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto (kiri), VP Finance HR and Communication Total E&P Indonesie Anindya Novianto (dua dari kiri), dan Senior Vice President E&P Strategy-Business-Development Member of the Management Commitee Olivier de Langavant (kanan belakang) seusai penandatanganan prinsip dasar perjanjian  Pertamina dengan Total E&P dan Inpex Corporation soal pengalihan Blok Mahakam, di Jakarta, Rabu (16/12).
KOMPAS/HENDRA A SETYAWANMenteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said (kanan depan), Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto (kiri), VP Finance HR and Communication Total E&P Indonesie Anindya Novianto (dua dari kiri), dan Senior Vice President E&P Strategy-Business-Development Member of the Management Commitee Olivier de Langavant (kanan belakang) seusai penandatanganan prinsip dasar perjanjian Pertamina dengan Total E&P dan Inpex Corporation soal pengalihan Blok Mahakam, di Jakarta, Rabu (16/12).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, Senior VP Asia Pacific Total E&P Olivier Cleret de Langavant, Managing Executive Officer Inpex Corporation Kenji Kawano, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja, dan Gubernur Indonesia untuk OPEC Widhyawan Prawiraatmaja.
Sudirman berpesan agar Pertamina mampu menjaga produksi migas di Blok Mahakam sejak diambil alih Pertamina per 1 Januari 2018. Pasalnya, kontribusi produksi migas Blok Mahakam cukup signifikan bagi produksi siap jual (lifting) migas dalam negeri.
“Ini sebuah tanggung jawab besar bagi Pertamina. Operasi di Blok Mahakam sangat kompleks dan berat. Kunci agar Pertamina mampu menjaga kesinambungan produksi adalah memanfaatkan sebaik mungkin masa transisi ini,” kata Sudirman.
Dwi Soetjipto mengatakan, selama masa transisi mulai 1 Januari 2016 hingga 31 Desember 2017, pihaknya akan mengumpulkan data terkait operasi Blok Mahakam.
Dwi berharap ada kerja sama dan kemudahan yang diberikan operator Blok Mahakam saat ini, yakni Total E&P Indonesie untuk mengakses data tersebut.
“Kami juga akan mempersiapkan belanja investasi yang diperlukan sebelum benar-benar mengambil alih Blok Mahakam pada 2018. Berkaca pada operator saat ini, dana yang dibutuhkan untuk mengoperasikan Blok Mahakam setiap tahun 2,5 miliar dollar AS,” kata Dwi.
Kontrak Total E&P dan Inpex di Blok Mahakam berakhir pada 31 Desember 2017 dan hak kelola diserahkan sepenuhnya kepada Pertamina.

Kuasai 60 persen

Pertamina menguasai 60 persen saham Blok Mahakam dan Total E&P dan Inpex mendapat porsi 30 persen. Sisa saham 10 persen akan diserahkan kepada badan usaha milik daerah di Kalimantan Timur. Saat ini, saham Blok Mahakam dikuasai Total E&P dan Inpex masing-masing 50 persen dengan Total E&P sebagai operator.
Namun, hingga saat ini belum ada keputusan berapa yang harus dibayarkan oleh Total E&P dan Inpex kepada Pertamina atas saham 30 persen yang mereka dapat.
Amien mengatakan, SKK Migas akan membantu memfasilitasi Pertamina selama masa transisi untuk mendapatkan data dan informasi tentang Blok Mahakam. Data dan informasi itu sangat dibutuhkan Pertamina untuk menjaga kelangsungan produksi migas berjalan baik tanpa terjadi penurunan produksi.
“Berdasarkan evaluasi kami sejauh ini, Total dan Inpex bekerja sama sangat baik dengan pemerintah. Mereka berkomitmen menjaga kelangsungan investasi sampai kontrak berakhir pada akhir 2017,” kata Amien.
Blok Mahakam yang memiliki luas 2.738,51 kilometer persegi mulai berproduksi pada 1974. Rata-rata produksi tahunan Blok Mahakam 1.747,59 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) gas dan 69.186 barrel per hari minyak dan kondensat.
Secara garis besar, terdapat dua kesepakatan penting dalam pokok-pokok perjanjian itu, yaitu perjanjian masa transisi dan perjanjian komersial. Perjanjian masa transisi untuk menjamin terjadinya peralihan operator dengan baik untuk mempertahankan kelanjutan operasi, seperti peralihan pekerja dari operator sekarang ke Pertamina.
Adapun perjanjian komersial menekankan kesepakatan tentang hal-hal yang akan dilakukan semua pihak di Blok Mahakam nanti. (APO)
Kompas 17122015 Hal. 19

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Recent Posts

Comments are closed.