JAKARTA – Jumlah penumpang angkutan udara periode Januari-Oktober 2015 mencapai 67,46 juta orang atau naik 12,75% dibanding realisasi pada periode yang sama tahun 2014 sebesar 59,83%.
Jumlah penumpang angkutan udara domestik, pada periode Januari hingga Oktober 2015 mencapai 56,1 juta orang atau meningkat 15,64% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebanyak 48,5 juta orang.
“Jumlah penumpang internasional pada periode Januari hingga Oktober 2015 mencapai 11,4 juta orang atau naik 0,40% dibanding periode yang sama tahun 2014, yang tercatat sebanyak 11,3 juta orang,” kata Deputi Bidang Statistik dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (1/12).
Jumlah penumpang angkutan udara domestik pada Oktober 2015 naik sebesar 6,49%, menjadi 5,7 juta orang dari sebelumnya 5,3 juta orang pada September 2015. Adapun jumlah penumpang angkutan udara internasional juga bertambah 2,95%, menjadi 1,1 juta orang dibandingkan pada September 2015 sebanyak 1,09 juta orang. “Jumlah penumpang angkutan udara baik domestik dan internasional mengalami kenaikan, diharapkan nantinya bisa meningkat lebih tajam lagi,” ujar dia.
Sebelumnya Ketua Bidang Penerbangan Berjadwal Indonesia National Air Carrier Association (INACA) Bayu Sutanto memprediksi pertumbuhan jumlah penumpang udara domestik dan internasional sepanjang 2015 hanya sekitar 5-6% atau lebih rendah dari target awal 8%. Sedangkan BPS mencatat jumlah penumpang udara baik domestik maupun internasional di sejumlah bandara di Indonesia pada 2014 mencapai 72,6 juta orang atau naik 5,6% dari 2013 yang sebanyak 68,5 juta orang.
Bayu menjelaskan, terdapat sejumlah penyebab yang membuat angka prediksi pertumbuhan penumpang pada tahun ini terkoreksi. Aspek pertama adalah kondisi perekonomian nasional yang juga melambat hampir di sepanjang tahun ini. Hal tersebut tentu berdampak pada penurunan demand masyarakat untuk jasa penerbangan.
“Selain itu, adanya penutupan bandara akibat kabut asap sehingga membuat banyaknya pembatalan penerbangan. Adapula dampak dari erupsi Gunung Barujari (Lombok) yang mengakibatkan pembatalan penerbangan di beberapa bandara, seperti Bandara Ngurah Rai dan Bandara Internasional Lombok,” kata Bayu kepada Investor Daily, Selasa (10/11).
Angkutan Lain
Sementara untuk jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri yang diberangkatkan pada Oktober 2015 tercatat 1,4 juta orang atau naik 15% dibanding September 2015, dengan jumlah keberangkatan tercatat sebanyak 1,2 juta orang. Adapun selama Januari-Oktober 2015 jumlah penumpang mencapai 12,3 juta orang atau naik 13,67 persen dibanding dengan periode yang sama tahun 2014.
“Untuk peningkatan penumpang angkutan laut, kemungkinan disebabkan adanya peralihan, karena bencana asap sehingga banyak penumpang (angkutan udara) pindah ke angkutan laut,” ucap Sasmito.
Kenaikan untuk angkutan laut bukan hanya terjadi pada jumlah penumpang saja, akan tetapi juga jumlah barang yang diangkut naik 2,01% menjadi 21,9 juta ton, dari sebelumnya 21,5 juta ton. Secara kumulatif periode Januari-Oktober 2015, jumlah barang yang diangkut naik 2,51% atau mencapai 193,9 juta ton dari sebelumnya 189,1 juta ton.
Untuk angkutan lainnya, jumlah penumpang kereta api yang berangkat pada Oktober 2015 sebanyak 28,7 juta orang atau naik 4,24% dibanding September 2015 yang tercatat sebanyak 27,5 juta orang. “Serupa dengan jumlah penumpang, jumlah barang yang diangkut kereta api naik 1,54% menjadi 2,8 juta ton,” papar Sasmito.
Secara kumulatif, selama Januari-Oktober 2015 jumlah penumpang kereta api mencapai 268,4 juta orang atau naik 18,32% dibanding periode yang sama tahun 2014. Namun, hal yang berbeda untuk jumlah barang yang diangkut kereta api turun 3,87% menjadi 26,5 juta ton. (ean/tm)
Investor Daily, Rabu 2 Desember 2015, Hal. 6