Kerja sama : Incheon Bidik Hang Nadim

BATAM, KOMPAS — Manajemen Bandar Udara Incheon, Korea Selatan, berminat mengelola Bandar Udara Hang Nadim di Batam, Kepulauan Riau. Kamis (12/11), delegasi manajemen Bandara Incheon bertandang ke Batam untuk menindaklanjuti hal tersebut.

Anggota Badan Pengusahaan (BP) Batam Istono mengatakan, perwakilan Incheon sudah dua kali datang ke Batam. Dalam kunjungan pertama, mereka masih menyatakan minat dan melihat kondisi bandara. Kemarin, mereka menjajaki hal-hal yang bisa dikelola dari salah satu bandara dengan landas pacu terpanjang di Asia Tenggara itu.
“Mereka belum memastikan apa persisnya yang akan dilakukan. Hanya memberi gambaran hal-hal yang bisa dilakukan,” ujarnya.
Manajemen Incheon antara lain melihat potensi pengembangan Hang Nadim, bandara penghubung utama untuk berbagai penerbangan internasional. Mereka menawarkan pengalaman mengelola Incheon sehingga menjadi salah satu bandara terbaik secara global. “Kami juga memberi masukan atas paparan mereka apabila ada kekurangan,” ujarnya.
Jika tertarik, mereka akan melakukan studi kelayakan. Kajian itu akan menentukan apa yang bisa dilakukan di Hang Nadim. “Mereka yang akan membiayai studi kelayakan, tetapi hal itu masih jauh,” ujarnya.
Selain Incheon, PT Angkasa Pura juga menjajaki pengelolaan Hang Nadim. Namun, BP Batam melihat Angkasa Pura lebih cenderung ke penerbangan domestik. Sementara Incheon ke penerbangan internasional. “Nanti akan dipertimbangkan, mana yang paling baik,” kata Istono.
Bandara Hang Nadim dikelola oleh badan usaha bandar udara (BUBU) dan berstatus aset BP Batam. Pemerintah menetapkan BUBU pengelola Hang Nadim pada Agustus 2015.
“Pemerintah juga menghibahkan aset-aset yang dahulu dibeli dengan anggaran Kemenhub (Kementerian Perhubungan). Selain kepada BUBU Hang Nadim, ada juga aset yang dihibahkan kepada Perum Perusahaan Navigasi Indonesia atau AirNav Cabang Batam,” ujar Kepala Bidang Komersial Bandara Hang Nadim, Dendi Gustinandar.
Dendi mengatakan, saat ini, terlalu dini untuk memastikan Incheon akan jadi mitra BUBU Hang Nadim dalam pengelolaan bandara. Sejumlah kajian masih harus dilakukan. Selain itu, masih ada juga peraturan- peraturan yang harus diikuti. “Kami masih terus mencari apa bentuk kerja sama terbaik,” ujarnya.
Seperti pelabuhan, bandara memang mungkin dikelola sepenuhnya oleh asing. Namun, manajemen Hang Hadim memastikan mereka akan tetap berperan walaupun ada investor asing ikut mengelola atau mengembangkan bandara itu.
Dendi juga mengatakan, Hang Nadim memang sedang berusaha dikembangkankan. Pengelola akan menambah satu terminal penumpang dan memindahkan terminal kargo. Selain itu, tengah dipertimbangkan juga untuk membangun landas pacu kedua.
Proyek tahun depan antara lain perluasan apron. Saat ini, Hang Nadim punya apron untuk 96 meter persegi pesawat dan 11.025 meter persegi untuk helikopter. Dana untuk proyek tersebut Rp 100 miliar.
Dengan apron sekarang, Hang Nadim bisa menampung hingga 15 pesawat setara Boeing seri 737. Untuk seri lebih besar, kapasitas apron berkurang menjadi 12 pesawat. “Dengan pelebaran, bisa menambah delapan pesawat lagi,” ujar Istono. (raz)
Kompas 13112015 Hal. 21

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Recent Posts

Comments are closed.