NUSA DUA, KOMPAS — Industri penerbangan terus tumbuh. Namun, tekanan ekonomi global yang cukup besar membuat pertumbuhan industri tidak maksimal. Bahkan, saat ini disinyalir banyak maskapai kelebihan pasokan pesawat.
“Pertumbuhan dunia penerbangan yang signifikan pada 4-5 tahun lalu membuat banyak maskapai yang memesan pesawat dalam jumlah yang besar. Namun, pertumbuhan tidak seperti yang diharapkan sehingga maskapai kelebihan pasokan pesawat,” kata Chairman Asosiasi Penerbangan Asia Pasifik (AAPA) Arif Wibowo dalam jumpa pers tentang pertemuan tahunan AAPA di Nusa Dua, Bali, Kamis (12/11).
Kelebihan pasokan pesawat merupakan salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan yang berlangsung hingga Jumat (13/11) ini. Topik lain yang dibahas adalah keselamatan, pengurangan pajak, dan isu perubahan iklim.
Menurut Arif, kelebihan pasokan membuat maskapai penerbangan semakin kesulitan. Kondisi ini menambah beban akibat depresiasi rupiah terhadap dollar AS, perang tarif, serbuan dari maskapai Timur Tengah, dan kerja sama atau patungan di antara maskapai-maskapai besar.
“Sudah ada beberapa maskapai besar, seperti KLM dengan Air France dan Singapore Airlines dengan Lufthansa yang bersatu menawarkan harga sangat kompetitif,” ujar Arif.
Arif yang juga menjabat Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengatakan, Garuda berusaha mengurangi jumlah pesawat yang dipesan untuk 2016. Menurut rencana, Garuda akan mendatangkan 9 unit ATR, 5 unit Airbus A330, 1 unit B777, dan 8 unit Airbus A320.
“Kami berupaya mengurangi pesanan ATR hingga hanya setengahnya,” ujar Arif.
Semakin banyak pesawat yang dioperasikan, jelas Arif, maka beban perusahaan semakin berat. Ada tiga beban yang harus ditanggung, yakni asuransi, biaya sewa, dan perawatan. Beban besar ini mengurangi pendapatan.
Keselamatan
Direktur Operasional Garuda Indonesia Capt Novianto Herupratomo mengatakan, terkait aspek keselamatan, akan dibahas sejumlah hal dalam pertemuan AAPA. “Ada beberapa kelompok kerja yang akan membahas topik-topik dalam keselamatan,” kata Novianto.
AAPA mempunyai 16 anggota yang terdiri dari maskapai penerbangan berjadwal Air Astana, All Nippon Airways, Asiana Airlines, Bangkok Airways, Cathay Pacific Airways, China Airlines, Dragonair, EVA Airways, Garuda Indonesia, Japan Airlines, Korean Air, Malaysia Airlines, Philippine Airlines, Royal Brunei Airlines, Singapore Airlines, dan Thai Airways International.
“Dalam pertemuan tahun ini juga akan dibahas mengenai keanggotaan. Apakah bisa ditambah lagi atau bagaimana. Dibahas juga mengenai pengenaan pajak-pajak yang memberatkan maskapai,” kata Novianto. (ARN)
Kompas 13112015 Hal. 20