Kawasan industri : Pemerintah dan Swasta Ciptakan Lapangan Kerja

GRESIK, KOMPAS — Pemerintah Indonesia mengharapkan ada peningkatan investasi Amerika Serikat, baik baru maupun perluasan investasi yang sudah ada. Investasi itu terutama meliputi industri berteknologi tinggi, termasuk industri telematika, industri logam, makanan dan minuman, serta bidang jasa logistik.

Hal itu disampaikan Menteri Perindustrian Saleh Husin saat menerima kunjungan delegasi US-ASEAN Business Council, di kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kamis (12/11). Delegasi pengusaha asal AS itu dipimpin President and Chief Executive Officer US-ASEAN Business Council Alexander C Feldman.
“Kami mengharapkan peran pelaku usaha kedua negara semakin meningkat. Kami harapkan investasi AS yang cukup besar, terutama investasi teknologi tinggi,” kata Saleh.
Pada kesempatan itu, Feldman dan sejumlah pengusaha menyampaikan beberapa pertanyaan terkait investasi. Mereka mempertanyakan kebijakan investasi pemerintah, tingkat kandungan dalam negeri, cukai, dan kebijakan bahan baku industri.
Saleh menambahkan, pihaknya berharap perusahaan AS di Indonesia, seperti PT Freeport Indonesia, dapat menggunakan produk dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan. “Terkait kebutuhan bahan baku atau penolong, prinsipnya kami akan menjaga jangan sampai industri stop beroperasi karena kekurangan bahan baku atau penolong,” kata Saleh.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, pemerintah juga mengembangkan program tol laut. “Ini bukan semata pembangunan pelabuhan atau kapal, melainkan juga upaya menumbuhkan industri di sejumlah kawasan di Indonesia,” kata Putu.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal, investasi AS di Indonesia dalam 5 tahun terakhir tumbuh 23 persen. Investasi AS berkontribusi 6 persen terhadap total penanaman modal asing di Indonesia.
Lima sektor terbesar investasi AS adalah pertambangan sebesar 7,2 miliar dollar AS, perdagangan/reparasi 258 juta dollar AS, industri makanan 167 juta dollar AS, industri alat angkut 142 juta dollar AS, dan industri kimia/farmasi 56 juta dollar AS.

Lapangan kerja

Presiden Joko Widodo, Rabu, meresmikan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Kawasan Industri Terpadu dan Deep Sea Port, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, dan meluncurkan Program Penciptaan Lapangan Kerja melalui Sinergi Investasi dengan Pondok Pesantren. Program yang merupakan sinergi antara pemerintah dan swasta itu diharapkan bisa menggerakkan perekonomian nasional, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan daya saing.
Presiden berharap program sinergi dengan membangun kawasan terpadu bisa diterapkan di daerah lain sehingga meningkatkan perekonomian nasional dengan cepat. Ke depan, program itu bisa dilaksanakan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Program itu bisa dikerjakan BUMN, kerja sama antara swasta dan BUMN, atau swasta sendiri.
Saat memberikan sambutan pada peresmian kawasan industri terpadu itu, Presiden mengingatkan akan persaingan saat ini yang makin cepat dan ketat. Presiden menyebut ada tiga negara pesaing berat Indonesia, yaitu Vietnam, Thailand, dan Malaysia.
Terkait kerja sama dengan pondok pesantren, Presiden menyebutkan, saat ini terdapat sekitar 9,08 juta siswa atau santri di pendidikan menengah yang berada di bawah naungan Kementerian Agama.
“Ini bukan angka yang kecil. Artinya, ada 9,08 juta santri yang bisa menjadi karyawan, tenaga kerja di daerah masing-masing. Namun, ini harus disiapkan, ini perlu persiapan,” papar Presiden. (CAS/SON/ACI)
Kompas 13112015 Hal. 17

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Recent Posts

Comments are closed.