JAKARTA, KOMPAS — Wartsila, perusahaan pembangkit listrik dan penyedia teknologi asal Finlandia, berminat terlibat dalam proyek ketenagalistrikan 35.000 megawatt. Perusahaan itu juga berencana mengembangkan pusat pelatihan di Indonesia, sebagai bagian dari proses transfer teknologi.
Di sisi solusi energi, Wartsila menawarkan teknologi mengefisienkan pembangkit listrik.
“Kami telah memiliki sejarah dan pengalaman panjang selama 180 tahun. Kami bergerak di bidang solusi energi, solusi kemaritiman, dan pelayanan,” kata Executive Vice President, Corporate Relations and Legal Affairs Wartsila Kari Hietanen, di Jakarta, Kamis (5/11).
“Teknologi kami akan membantu proyek pembangkit mendapatkan harga listrik yang paling rendah,” kata Regional Director South East Asia and Australia Wartsila Frederic Carron.
Rekam jejak Wartsila antara lain kontrak penyediaan barang untuk mesin pembakaran gas pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) Duri, Riau, dengan daya 112 megawatt (MW). Selain itu, kontrak penyediaan PLTMG Sei Gelam, Jambi, sebesar 107 MW; mesin gas untuk pembangkit listrik di Bengkanai, Kalimantan Tengah, berdaya 155 MW; dan pembangkit listrik Pesanggrahan, Bali sebesar 200 MW.
Terkait proses transfer teknologi, Kari Hietanen menuturkan, Wartsila memberikan pelatihan profesional bagi karyawan. Investasi Wartsila di bidang riset dan pengembangan pada 2014 sebesar 139 juta euro. Wartsila memiliki 17.700 tenaga profesional dari 70 negara yang tersebar di 200 lokasi. Khusus di Indonesia, ada 205 karyawan. (CAS)
Kompas 06112015 Hal. 20