Penerbangan : MITRE Digandeng AirNav Indonesia

SEOUL, KOMPAS Perbaikan pelayanan navigasi tengah dilakukan oleh pemerintah. Untuk mencapai pelayanan yang maksimal, Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (AirNav) Indonesia menggandeng konsultan dari Amerika Serikat.

Manajer Senior Standar, Desain, dan Prosedur Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia) I Wayan Sudiarta menuturkan, mulai pekan ini tim MITRE dari Amerika Serikat berada di Indonesia.
MITRE adalah pusat rekayasa keamanan yang berasal dari Amerika Serikat.
“Tim MITRE berada di Indonesia mulai minggu ini dalam rangka modernisasi dan peningkatan layanan AirNav,” kata Wayan Sudiarta ketika transit di Seoul, Korea Selatan, dalam perjalanan pulang dari Washington DC ke Jakarta, pekan lalu.
Wayan Sudiarta menuturkan, tim akan melakukan semacam audit di Makassar, Bali, dan Jakarta serta memberikan konsultasi terkait navigasi dan pelayanan navigasi.
“Kami menunjuk mereka sebagai konsultan, bagaimana sebenarnya operasi AirNav dalam memberikan layanan navigasi, prosedur, desain ruang udara, struktur rute, dan lain sebagainya. Itu semua berimplikasi pada peningkatan kapasitas, keselamatan, pelayanan penerbangan,” ujar Wayan.
Menurut Wayan, berbicara mengenai keselamatan tidak bisa hanya dari sisi pelayanan navigasi penerbangan. Aspek keselamatan tergantung juga dari maskapai, bandara, faktor manusia dari semua sektor tersebut, faktor alam, dan sebagainya.
Wayan mengatakan, MITRE merupakan lembaga nonprofit, bergerak di penelitian dan pengembangan khusus di bidang penerbangan, navigasi penerbangan-baik dari sisi pesawat, antariksa, maupun ruang udara- yang dibiayai oleh AS.
“MITRE ada di bawah koordinasi Badan Penerbangan Federal AS (FAA). Kalau dia menandatangani nota kesepahaman atau perjanjian dengan negara lain, harus sepersetujuan FAA,” ujar Wayan.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia) Bambang Tjahjono mengatakan, kerja sama dengan MITRE adalah untuk mengembangkan IMANS (Indonesia Modernization Air Navigation Services).
“Jadi mereka yang nanti akan menyusun mengenai manajemen air traffic services di Indonesia seperti apa agar tidak ketinggalan,” kata Bambang.

Dikaji mendalam

Dalam pertemuan dengan MITRE di AS, Bambang mengatakan, disampaikan beberapa hal antara lain kecenderungan negara berkembang yang selalu termakan teknologi baru.
“Mereka mengatakan teknologi baru mesti dikaji mendalam. Jadi, tahapannya teknologi sederhana tepat guna seperti apa yang ada. Itu dipertahankan dulu. Baru ke depan disusun teknologi baru seperti apa yang digunakan,” ujar Bambang.
Selain itu, Bambang mengatakan, dibutuhkan waktu pula untuk mengubah kultur orang beralih dari penggunaan teknologi lama ke baru. Prinsipnya, sistem yang ada tidak boleh terganggu saat terjadi transisi. “Di AS pun seperti itu. Jadi, pergantian itu bertahap,” ujarnya. (CAS)
Kompas 02112015 Hal. 18

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Recent Posts

Comments are closed.