Korporasi : Sinergi Antar-BUMN Mulai Berhasil

JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah mendorong sinergi antar-badan usaha milik negara dalam pembangunan dan penyediaan fasilitas publik. Sinergi di beberapa BUMN telah menunjukkan hasil. Untuk itu pemerintah akan menerbitkan peta jalan arah dan kinerja BUMN pada akhir tahun 2015.

Menteri BUMN Rini Soemarno, di sela-sela paparan publik Laporan 1 Tahun Kementerian BUMN, Senin (26/10), di Jakarta, menyebutkan sejumlah langkah sinergi yang sudah dilakukan BUMN. Sebagai contoh, sinergi BUMN Karya dalam pembangunan jalan. Melalui sinergi, proyek dinilai berjalan cukup cepat, seperti ruas Tol Medan-Binjai sepanjang 17 kilometer yang ditargetkan selesai pada Maret 2017.
Dalam Laporan 1 Tahun Kementerian BUMN, contoh sinergi antar-perusahaan negara tercatat pada proyek pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke, Sumatera Utara. Para BUMN, antara lain PT PLN (Persero), PT Pertamina Gas, PT Perusahaan Gas Negara Tbk, PT Perkebunan Nusantara III, PT Inalum, dan PT Bukit Asam Tbk. Mereka menyediakan fasilitas vital, misalnya gardu induk 150 kiloVolt, jaringan transmisi pipa gas Belawan, pengembangan distribusi, hilirisasi kelapa sawit, dan beberapa pabrik.
Di bidang perbankan, Rini menilai upaya sinergi telah dilakukan. Pemerintah terus mendorong agar antarbank milik negara bekerja sama. Dia berharap, rencana bank-bank milik negara membangun anjungan tunai mandiri (ATM) bersama segera terealisasi pada 2016.
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Budi G Sadikin menyampaikan, bank negara bahkan telah bersinergi dengan BUMN di bidang infrastruktur. Dia menyebutkan, pihaknya bahkan telah menyalurkan kredit infrastruktur jangka panjang. Kelonggaran tarif pinjaman dengan nilai tukar dollar AS juga dilakukan. Hingga Juni 2015, Bank Mandiri telah mengucurkan kredit infrastruktur Rp 38,2 triliun dan 47 persen di antaranya menyasar ke sektor perhubungan.
Saat ini, jumlah BUMN mencapai 119 unit dengan total aset sebanyak Rp 4.664 triliun pada semester I-2015 atau naik dari periode sebelumnya, yakni Rp 4.580 triliun. Belanja modal 2015 adalah Rp 322,76 triliun. Dari jumlah tersebut 76 persen digunakan untuk proyek infrastruktur.
Sebanyak 86 proyek strategis pemerintah sekarang telah melibatkan 25 unit BUMN. Kemudian, 30 dari 86 proyek strategis BUMN telah terealisasi lebih dari 50 persen.

Memenuhi target

Pelambatan ekonomi memang menekan kinerja BUMN. Akan tetapi, dari segi laba, mereka masih mampu memenuhi target. Total pendapatan BUMN selama semester I adalah Rp 807,4 triliun atau baru 37 persen dari target 2015. Adapun laba keseluruhan, yaitu Rp 64,2 triliun atau 49 persen dari target 2015.
Rhenald Khasali, pendiri Rumah Perubahan, ditunjuk menjadi konsultan Kementerian BUMN dalam penyusunan laporan 1 tahun kementerian. Dalam paparannya, dia mengungkapkan, ada paradigma baru terhadap kinerja perusahaan negara. Mereka tidak sekadar membangun infrastruktur, fasilitas publik, industri, melainkan mengarah kepada penciptaan nilai tambah perusahaan. Selain itu, para BUMN tidak lagi hanya menjadi sapi perah kementerian teknis, tetapi bersinergi.
Meski begitu, ada masalah yang belum diselesaikan, yakni pola kerja BUMN. Birokrasi hukum masih berbelit. Para direktur pun belum cakap berkomunikasi kepada publik. (MED)
Kompas 27102015 Hal. 18

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Recent Posts

Comments are closed.