JAKARTA, KOMPAS — Indonesia akan membuat pabrik perakitan gerbong kereta khusus kereta cepat. Pabrik perakitan ini diperlukan setelah kereta cepat dioperasikan.
“Kami meninjau lokasi yang akan kami jadikan sebagai pabrik perakitan gerbong. Lokasinya sekitar Surabaya,” kata Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sahala Lumban Gaol, di Jakarta, pekan lalu.
Meski demikian, lanjut Sahala, pabrik perakitan ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan kereta cepat. Namun, juga untuk kereta transportasi massal cepat (mass rapid transportation/MRT) dan kereta ringan (light rail transportation/LRT) yang sedang dibangun di Indonesia.
“Saat ini negara kita sedang membangun transportasi yang modern. Kebutuhan akan gerbong kereta tentu akan tinggi seiring dengan peningkatan jumlah pengguna alat transportasi modern itu,” kata Sahala.
Dalam pembangunan pabrik ini, menurut Sahala, PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka akan digandeng. Dengan demikian, PT Inka bisa belajar untuk membuat kereta berteknologi tinggi.
“Kami juga akan mengajak PT Len Industri untuk membuat persinyalan. Len dan Inka memang tidak ikut dalam konsorsium kereta cepat. Namun, mereka akan diberi kesempatan untuk belajar karena teknologi yang digunakan di kereta cepat berbeda dengan kereta konvensional,” tutur Sahala.
Mengenai status perusahaan perakitan gerbong ini, Sahala belum bisa memastikan, apakah akan menjadi perusahaan baru atau anak perusahaan dari perusahaan patungan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Adapun pengoperasian kereta Jakarta-Bandung dan sebaliknya yang akan mempunyai kecepatan 250-300 kilometer per jam ini akan dilakukan putra-putri Indonesia di bawah pengawasan ahli dari Tiongkok.
“Sambil menyiapkan infrastruktur, kami juga menyusun pelatihan di Tiongkok, baik gelar maupun nongelar. Setelah lulus, mereka akan magang di sana dalam kurun waktu tertentu dan setelah itu kembali ke Indonesia. Dengan demikian, yang mengoperasikan kereta cepat semuanya orang Indonesia. Ahli dari Tiongkok hanya mengawasi,” ujar Sahala.
Alih teknologi ini, menurut Sahala, menjadi sangat penting. Itu karena KCIC diproyeksikan menjadi perusahaan internasional yang akan membangun kereta cepat di ASEAN dan di kawasan Timur Tengah.
Kawasan baru
Menurut rencana, pengembangan wilayah yang menjadi andalan untuk pembangunan kereta cepat akan dilakukan di lima titik. Baru dua titik yang ditetapkan untuk dikembangkan, yakni Walini dan Karawang. Kawasan Walini di Cikalong, Bandung Barat, Jawa Barat, akan dikembangkan menjadi kota baru sebagai sentra bisnis dan permukiman bergengsi.
Untuk mewujudkan Kota Baru Walini, Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara VIII Dadi Sunardi menyerahkan aset perusahaan yang tidak produktif lagi. “Ini bagian dari upaya kami mengoptimalkan aset agar perusahaan kami mempunyai nilai tambah,” kata Dadi.
Adapun Karawang yang saat ini sudah menjadi sentra industri otomotif akan dikembangkan menjadi kawasan bisnis ritel, perkantoran, apartemen, dan hotel. (ARN)?
Kompas 19102015 Hal. 19