PURWAKARTA, KOMPAS — Investasi industri di sektor tekstil dan produk tekstil cenderung naik setiap tahun, termasuk saat terjadi pelambatan pertumbuhan ekonomi. Kementerian Perindustrian mencatat, hingga triwulan II-2015, investasi di sektor tersebut mencapai Rp 3,947 triliun.
Rinciannya, sebanyak 55,8 persen dari investasi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang berasal dari penanaman modal asing (PMA) dan 44,2 persen dari penanaman modal dalam negeri (PMDN).
“Pertumbuhan investasi itu diharapkan dapat menumbuhkan optimisme bahwa sektor industri TPT masih berpeluang sangat besar,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin saat meresmikan pabrik PT Indo Bharat Rayon, di Purwakarta, Jawa Barat, Senin (12/10).
Menurut Saleh, investasi sektor TPT berpeluang terus ditingkatkan agar mampu berkompetisi secara global. Hal itu diperlukan di tengah pola perdagangan dunia yang kian terbuka dengan penerapan berbagai perjanjian perdagangan bebas regional dan multilateral.
Menurut Saleh, pemerintah berupaya meningkatkan kinerja sektor industri, seperti peningkatan pengendalian impor dan pengamanan pasar domestik. “Hal itu dilakukan melalui kebijakan nontarif, seperti penerapan SNI wajib, program penggunaan produk dalam negeri, dan perlindungan melalui kebijakan perlindungan industri dalam negeri (trade remedies), seperti safeguard, bea masuk antidumping, dan instrumen lain,” katanya.
Peningkatan daya saing industri, lanjut Saleh, dilakukan melalui restrukturisasi permesinan industri tekstil dan alas kaki, serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia.
“Selain itu, membangun merek nasional untuk meningkatkan nilai tambah, serta membangun basis logistik kapas untuk menjamin ketersediaan bahan baku,” kata Saleh. Ia mengapresiasi langkah PT Indo Bharat Rayon mengembangkan investasi baru pada pabrik lini ketujuh. “Diharapkan investasi ini dapat menjawab kesulitan industri TPT hilir mendapatkan bahan baku rayon,” katanya.
Menurut Presiden Direktur PT Indo Bharat Rayon Mukul Agrawal, investasi perluasan pabrik lini ketujuh itu senilai 60 juta dollar AS.
Chief Operating Officer PT Indo Bharat Rayon Bir Kapoor mengatakan, investasi pabrik itu merupakan wujud kontribusi perusahaan dalam pengembangan industri. “Komitmen kami memberikan stimulasi industri di Indonesia,” katanya.
Sinergi industri
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar berharap investasi PT Indo Bharat Rayon dapat menciptakan keterkaitan dan bersinergi dengan industri tekstil yang menjadi andalan Jabar. “Apalagi, salah satu permasalahan industri tekstil selama ini, ketergantungan terhadap bahan baku impor,” kata Deddy. Perusahaan diharapkan memberdayakan tenaga kerja setempat.
Menurut Bupati Karawang Dedi Mulyadi, pemerintah wajib mengawal perkembangan industri. Paket kebijakan subsidi energi yang baru diluncurkan diharapkan mendukung industri. (CAS).
Kompas 13102015 Hal. 17