JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menargetkan pada tahun 2025 Indonesia menjadi negara industri baru. Target tersebut dikejar antara lain dengan mengembangkan industri agro, alat transportasi, dan industri informasi komunikasi sebagai industri masa depan.
“Untuk mewujudkan target tersebut, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian telah memulai berbagai program pengembangan industri barang modal,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin, di Jakarta, Kamis (8/10).
Saleh mengatakan hal tersebut saat memberikan sambutan peringatan 40 tahun pabrik PT Siemens Indonesia di Pulomas, Jakarta. Pada saat yang sama diresmikan pula pusat kompetensi Medium Voltage Systems Regional Hub ASEAN-Pacific.
Pusat kompetensi dimaksud akan bertanggung jawab menangani semua produk dan sistem perangkat listrik bertegangan rendah dan menengah. Mencakup pula bidang teknik, pengadaan, tender, dan pemasangan di wilayah ASEAN-Pasifik.
Saleh Husin mengatakan, pengembangan industri barang modal dilakukan Kemenperin bekerja sama dengan sektor bisnis dan akademis. Ada empat aspek yang tercakup dalam pengembangan industri barang modal tersebut.
Pertama, penguasaan teknologi dari sistem konvensional, menengah, hingga tingkat lanjut baik dalam proses perakitan maupun pembuatan komponen.
“Kedua, penguatan kualitas tenaga kerja untuk mengisi kekurangan tenaga kerja berkualitas dengan kapasitas teknik supervisor,” kata Saleh.
Menurut Saleh, aspek ketiga adalah pengembangan sistem informasi untuk mendukung kegiatan manajemen, termasuk data dan catatan perkembangan teknologi serta kegiatan penelitian pengembangan.
Keempat adalah penyiapan struktur organisasi dan institusi sehingga menciptakan organisasi pembelajar di perusahaan. “Kesemua aspek tersebut penting dalam pengelolaan teknologi sehingga industri barang modal dapat terus berkembang dan meningkat kualitasnya,” ujar Saleh.
Sementara itu, President Director and CEO PT Siemens Indonesia Josef Winter mengatakan, komitmen perusahaannya di Indonesia bukan semata di sisi bisnis.
“Akan tetapi, juga mengembangkan kompetensi lokal untuk tumbuh bersama,” kata Winter.
Disebutkan pula bahwa Siemens Indonesia menawarkan pelatihan ekstensif dalam bidang kompetensi inti teknik, manajemen proyek, dan keuangan bisnis komersial. Hal tersebut diperlukan agar kemampuan tenaga kerja Indonesia terus bertumbuh dan bernilai tambah bagi produksi Indonesia.
Deputy Head of Mission Embassy of The Federal Republic of Germany Thorsten Hutter mengatakan, perusahaan-perusahaan Jerman kuat di bidang inovasi, termasuk dalam pengucuran dana untuk kegiatan penelitian dan pengembangan.
Dalam merayakan ulang tahun ke-40 pabriknya di Jakarta, Siemens berkomitmen untuk lebih meningkatkan kemampuan teknik guna mendukung daya saing industri manufaktur lokal.
Setelah diresmikan, Pusat Kompetensi ini akan bertanggung jawab dalam menangani semua produk dan sistem perangkat listrik bertegangan rendah dan menengah, termasuk di bidang teknik, pengadaan, tender dan pemasangan di wilayah ASEAN-Pasifik.
“Hal ini sejalan dengan strategi kami untuk meningkatkan kandungan lokal dan nilai tambah,” kata Roland Busch, anggota Dewan Direksi Siemens. (CAS)
Kompas 09102015 Hal. 18