JAKAR TA – Per usahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI)melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan konsultan asal Amerika Serikat The Mitre Corporation pada Selasa (6/10). Kerja sama tersebut berdurasi lima tahun dengan nilai sebesar US$ 2,3 juta.
Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Direktur Utama Airnav Indonesia Bambang Tjahjono dan International Director of The Mitre Corporation Greeg A Leone, serta disaksikan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake di Kantor Kemenhub, Jakarta.
“Melalui kerja sama ini, Mitre akan memberikan dukungan teknis dalam program modernisasi pelayanan navigasi penerbangan Indonesia (Indonesia Modernization of Air Navigation Ser vices/IMANS) yang dicanangkan oleh Airnav Indonesia,” kata Direktur Operasi Airnav Wisnu Darjono dalam jumpa pers di Kantor Kemenhub, Jakarta, Selasa (6/10).
Secara detail, menurutnya, Mitre memberikan jasa konsultasi dalam kegiatan peningkatan keselamatan dan keamanan penerbangan, modernisasi sistem navigasi penerbangan, pengembangan dan peningkatan pelayanan dukungan penerbangan dan analisis kapasitas, serta pengembangan dan perencanaan ruang udara dan bandar udara di 237 bandar udara di Indonesia.
Mitre juga akan memberikan konsultasi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Saat ini, Airnav tercatat mempunyai sekitar 3.600 SDM. Wisnu mengatakan, dalam perspektif Airnav, jumlah tersebut sudahmencukupi. Tetapi, untuk penilaian yang objektif, diperlukan masukan dari pihak ketiga. Mitre akan memberikan konsultasi itu, termasuk masukan mengenai peningkatan kualitas SDM-nya sendiri.
“Konsultasi ini pun termasuk dalamsalah satupersiapanAirnav untuk mendukung pemerintah dalam mengambil alih ruang udara yang saat ini masihdikelola oleh Singapura,” ungkap dia.
Wisnu menyatakan, pemilihan Mitre sebagai rekan kerja Airnav didasarkan pada pengalamannya dalammemberikan pendampingan sejumlah penyedia jasa navigasi di lalu lintas udara di sejumlah wilayah yang padat di kawasan Asia, Eropa, dan Timur Tengah. Apabila diperlukan, kerja sama ini pun bisa dilanjutkan untuk lima tahun berikutnya.
Wisnu menjelaskan, sebenarnya kerja sama ini bermula dari ditandatanganinya memorandum of understanding(MoU) antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat tentang pendirian Kelompok Kerja Penerbangan AS-Indonesia (The US-Indonesia Aviation Working Group) pada 22 April 2015. MoU tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan MoU antara Airnav dan MITRE pada 9 Juni 2015 di kediaman duta besar Amerika Serikat.
Sementara itu, Robert Blake mengapresiasi kerja sama antara Mitre dan Airnav. Menurutnya, hal tersebut dapat mendukung kebutuhan sektor penerbangan di Indonesia yang kini tengah berkembang. (esa)
Investor Daily, Rabu 7 Oktober 2015, Hal. 6