Garuda Terus Berekspansi

JAKARTA – Maskapai penerbangan PT Gar uda Indonesia tetap melakukan ekspansi untuk mempertahankan pertumbuhan profit.
Selain ekspansi, maskapai plat merah ini melakukan efisiensi dan menyiapkan berbagai strategi dalam 10 tahun ke depan untuk mengembangkan per usahaan. Garuda akan memperkuat penerbangan domestik, namun tetap menyasar rute regional dan internasional. “Kami menekankan growth in profit, bukanprofit in growth. Tugas kami meningkatan global competitiveness ke depan. Garuda harus tumbuh dan tetap profit karena kita harus sustainable. Ke depannya, kita hanya harus kapitalisasi apa yang sudah dicapai. Ini sebagai strategi sepuluh tahun ke depan, yakni kita tidak hanya tumbuh di domestik, tapi juga regional,” kata Dirut PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Arif Wibowo, dalam kunjungannya ke Berita Satu Media Holdings di Jakarta, Selasa (6/10).
Arif juga mengatakan, Garuda Selain itu, pihaknya juga akan memperbesar kapasitas dan menambah frekuensi penerbangan di ruterute yang diyakini menguntungkan. Menurutnya, hal itu juga akan membantu untuk menutupi kekurangan penghasilan di rute yang lebih sepi. Arif menjelaskan, Garuda akan menempatkan pesawat besar di lima kota dengan pangsa pasar tertinggi. “Garuda Indonesia untukenlarging capacity kita main dengan Airbus 737-800.
Di domestik ada lima kota besar yang dimulai pakai bigger capacity, yakni Surabaya, Denpasar, Medan, Makassar, dan Balikpapan. Ini juga untuk menyiasati kepadatan infrastruktur bandara di Indonesia,” kata dia. Di sisi lain, kata Arif, Garuda juga akan terus mengembangkan anak perusahaannya untuk mendapatkan keuntungan dari sana. “Bagian penting bagaimana anak usaha kami seperti Gapura Angkasa dan Aerofood akan menjadi backbone biar beda dari kompetitor,” kata dia. Lebih lanjut Arif mengatakan, Garuda telah membidik beberapa destinasi untuk melebarkan sayap di pasar regional. Dia menyebut beberapa rute dari dan ke Beijing juga Shanghai mendapat respons positif dari pasar. Untuk itu, pihaknya akan mengkaji berbagai rute di Asia Tenggara, Timur, dan Tengah.
“Citilink akan grab pasar middle di Asean. Kalau Garuda kita akan sasar Singapura dengan memperbesar kapasitas yang ada, karena pasar di sana juga sangat besar,” ujar dia.
Sementara itu, Arif mengakui pasar internasional lebih sulit digarap dibandingkan domestik dan regional. Arif menyebut penerbangan jarak jauh (long haul) memiliki berbagai risiko seperti biaya operasional yang tinggi. Selain itu, Garuda juga belum bisa menggaet pangsa pasar internasional yang lebih besar.
“Pasar ini sangat berat. Kita sebenarnya memilih untuk bermain di middle range. Tapi hal ini harus kita siasati ke depan. Namun, saya harus menyesuaikan dengan kondisi ekonomi di Indonesia. Ada beberapa penguatan networkyang harus dilakukan, seperti mengoneksikan Jepang-Australia-Cina via Jakarta. Kalau Eropa masih dilihat satu per satu karena tidak gampang,” kata dia.
Lebih lanjut, Arif mengatakan Garuda berharap bisa menjadikan Bandara Soekarno Hatta sebagai hub internasional. “Kami sudah membicarakan fokus dengan Angkasa Pura II, nantinya Cengkareng (Bandara Soekarno Hatta) akan jadi home base dan hub base, untuk penerbangan domestik, regional, dan internasional. Kami juga akan membuat Soekarno Hatta menjadi tempat transit paling besar,” kata dia.
Selain itu, Garuda juga akan meminta regulator untuk membuat aturan yang mendukung persaingan Garuda denganmaskapai lain di dunia internasional.
“Jangan biarkan pesawat besar seperti Airbus A380 masuk ke Cengkareng. Karena pasti Middle East Carrier akan masuk ke sini. Mereka mencari mangsa pasar-pasar selain yang high density juga yang high population market,” katanya.
Sementara itu, Arif mengatakan Garuda Indonesia akan melakukan natural replacement untuk pesawat yang sudah berumur. Dalam 10 tahun ke depan, maskapai akan mengganti 22 unit pesawat berbadan besar(wide body) dan 71 pesawat berbadan sedang (narrow body). Sementara, sebanyak 15 pesawat akan datang tahun depan yang terdiri atas enam unit Airbus A330-300 dan sembilan ATR. Dia juga mengatakan, rata-rata umur pesawat yang dimiliki Garuda saat ini mencapai 4,6 tahun.
Kinerja Kuartal III
Garuda Indonesia optimistis mencatatkan laba bersih pada kuartal III–2015. Kinerja positif itu dibukukan perseroan di tengah tekanan negatif penerbangan domestik akibat kabut asap yang melanda beberapa wilayah sejak Agustus 2015.
Namun, Arif Wibowo mengatakan, perseroan belum bisa merilis kinerja keuangan kuartal III–2015 sebelum analist meetingpekan ini. Namun, dia meyakinkan bahwa laba bersih Garuda masih tumbuh positif meskipun terjadi sedikit penurunan.
Sebagai informasi, hingga kuartal II–2015, Garuda Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar US$ 29,29 juta. Capaian tersebut memperbaiki kinerja buruk perseroan pada periode sama tahun lalu yangmerugi US$ 201,3 juta.
Dalam kurun tiga minggu saja, maskapai pelat merah tersebut telah membatalkan sebanyak 1.870 penerbangan dan anak usahanya Citilink Indonesia membatalkan sekitar 600 penerbangan akibat asap kebakaran hutan.
Menurut Arif, kerugian akibat asap di sejumlah wilayah cukup signifikan, sekitar Rp 50miliar, karena pembatalan penerbangan berpengaruh ke beberapa sektor, seperti katering makanan dan pemborosan bahan bakar.
“Bulan Juli, Agustus, September very toughbuat kami, yakni ada kebakaran hutan, erupsi Gunung Raung dan lain-lain,” kata dia.
Dia menambahkan, bandara di Palangkaraya (Kalimantan Tengah), Jambi, dan Pekanbaru (Riau) yang merupakan bandara paling parah terkena dampak kabut asap sudah ditutup selama 1,5 bulan. Tidak saja bandara di kota-kota tersebut, bandara di Pontianak, Kalimantan Barat dan Batam, bahkan Sabang juga terkena dampak asap.
Direktur Operasional Garuda Novianto Herupratomo menambahkan, bencana asap sebenarnya sudah merambah ke negara tetangga, namun penerbangan di sana tidak terganggu karena peralatan di bandara negeri jiran lebih lengkap. Sebaliknya peralatan bandara domestik di area bencana asap, seper ti di bandara Palangkaraya, masih minim.
“Kalau saja bandara kita punya instrument landing systemyang standar, minimun altitude untuk landing 200 feet dan 800 meter visibility. Bandara kita banyak yang tidak dilengkapi instrumen, bahkan di bandara besar dalam artian trafik padat, seperti Jambi, dimana kami ada delapan flight per day,” jelas dia.
garuda01
garuda01a
Investor Daily, Rabu 7 Oktober 2015, Hal. 1

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Comments are closed.