Harga Avtur Diturunkan : Presiden Minta Harga BBM Dihitung Kembali

JAKARTA, KOMPAS — Pihak PT Pertamina menurunkan harga jual avtur sebesar 5,23 persen atau dari 45,9 sen dollar AS menjadi 44,1 sen dollar AS per liter per 1 Oktober 2015. Penurunan harga avtur itu hanya berlaku di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.

“Penurunan hanya di Bandara Soekarno-Hatta. Untuk bandara lain di Indonesia, masih harga semula (45,9 sen dollar AS per liter),” kata Vice President Corporate Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro, Kamis (1/10), di Jakarta.
Menurut Wianda, selain Bandara Soekarno-Hatta, harga avtur di bandara lain belum bisa diturunkan karena secara umum harga avtur di pasar global naik rata-rata 1,31 persen. Namun, Pertamina sanggup mengambil langkah-langkah efisiensi sehingga harga avtur di Bandara Soekarno-Hatta bisa ditekan menjadi lebih rendah.
Pertamina ditugaskan untuk menjaga pasokan avtur di 62 bandara di Indonesia. Bandara tersebut mulai dari bandara besar (Jakarta, Medan, atau Surabaya) sampai bandara kecil, seperti di Tual di Maluku, Manokwari di Papua, atau Mamuju di Sulawesi Barat.
Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait menyambut baik penurunan harga avtur yang diberlakukan di Bandara Soekarno-Hatta. Namun, ia belum menghitung jumlah keuntungan yang bisa didapatkan maskapai dari penurunan harga avtur tersebut. “Penurunan baru dilakukan per 1 Oktober. Jadi, belum bisa dihitung. Setidaknya penurunan ini bisa menggantikan selisih dollar AS yang terus meningkat,” katanya.
Presiden Direktur & CEO Citilink Albert Burhan juga mengaku belum menghitung dampak penurunan harga avtur. “Pasalnya, walaupun di Soekarno-Hatta turun, di bandara lain, harga avtur naik. Jadi, harus dihitung dengan benar, berapa selisih yang kami dapatkan,” katanya.
Ketua Asosiasi Perusahaan Penerbangan Sipil Nasional Indonesia (INACA) Arif Wibowo menilai penurunan harga avtur sekitar 5 persen diperkirakan akan menambah margin 1 persen. “Tidak besar, karena kebutuhan avtur bagi seluruh penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta hanya 20 persen dari total kebutuhan sebesar 5 juta kiloliter per tahun,” kata Arif.

content

Secara terpisah, saat memimpin rapat terbatas, Kamis, Presiden Joko Widodo meminta harga premium dan solar ditinjau ulang dan berharap ada penurunan harga bahan bakar minyak (BBM). “Coba dihitung lagi oleh PT Pertamina. Tolong dihitung lagi apakah masih mungkin premium itu diturunkan meskipun sedikit,” kata Presiden.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution belum berani memastikan harga BBM akan turun pekan depan. Pemerintah perlu mengkaji dengan melibatkan PT Pertamina.

Bea masuk komponen

Menurut Arif, pengurangan harga jual avtur itu merupakan hal yang positif bagi bisnis penerbangan Indonesia, tetapi belum terlalu efektif. Penerbangan Indonesia akan sangat terbantu jika pemerintah menghapuskan bea masuk (BM) komponen pesawat. “Jika BM 0 persen, PPN juga akan 0 persen, dampak penghapusan BM ini lebih signifikan bagi penerbangan,” katanya.
Menurut Edward, penghapusan BM produk komponen pesawat adalah cara yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengurangi beban maskapai yang sangat berat saat ini. Praktik bisnis di ASEAN juga tidak mengenakan BM komponen pesawat terbang. (ARN/NDY)
Kompas 02102015 Hal. 18

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Recent Posts

Comments are closed.