BKPM Jaring Rencana Investasi Jepang US$ 4,4 M

JAKARTA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjaring rencana investasi dari Jepang senilai US$ 4,48 miliar (Rp 60,5 triliun dengan kurs Rp 13.500 per dolar AS) melalui kegiatan pemasaran investasi di negera tersebut pekan lalu. Nilai itu terdiri atas minat untuk melakukan perluasan investasi sebesar US$ 40 juta, minat investasi baru sebesar US$ 1,72 miliar, dan komitmen investasi ditandai dengan telah memiliki izin prinsip (IP) sebesar US$ 2,72 miliar.
Kepala BKPM Franky Sibarani menjelaskan, salamkegiatanroadshow pemasaran investasi di Jepang 25-28 Januari tersebut, ia secara berturutturut telah melakukan promosi investasi ke empat prefektur yaitu Aichi (Nagoya), Okayama, Tokyo, dan Saitama. “Kunjungan yang dilakukan bertujuan untuk meyakinkan calon investor potensial serta bertemu dengan investor existing dan menyelesaikan beberapa persoalan yang mereka hadapi,” ujar dia dalam keterangan resminya, Selasa (2/2).
Franky juga menyampaikan, yang menarik untuk dicermati dari hasil kegiatannya itu adalah minat investasi yang muncul tersebut tidak lagi didominasi oleh sektor-sektor tradisional investor Jepang seperti sektor otomotif dan elektronik. “Terutama di sektor properti dan pembangunan terminal di bandara Nusa Tenggara Barat (NTB), diharapkan diversifikasi melalui sektor-sektor baru ini akan terus berlanjut,” jelas dia.
Dari total minat investasi yang terkait dengan perluasan investasi perusahaan Jepang yang ada di Indonesia sebesar US$ 40 juta datang dari bidang industri isolasi tahan panas. Sementara minat investasi baru sebesar US$ 1,72 miliar terdiri atas minat investasi di bidang moda transportasi massal (US$ 1,1 miliar), pembangunan pembangkit listrik (US$ 400 juta), pembangunan terminal bandara (US$ 200 juta), pembangunan jalur pipa gas (US$ 20 juta), industri bahan bangunan (US$ 3 juta), serta industri mesin pertanian dan komponennya (US$ 2 juta). Selain itu, terdapat komitmen investasi yang sudah memperoleh izin prinsip dari BKPM sebesar US$ 2,72 miliar yang terdiri atas pembangunan pembangkit listrik (US$ 2,7 miliar), pembangunan dan pengembangan propert/real estate(US$ 10 juta) serta industri suku cadang dan aksesori kendaraan bermotor roda empat atau lebih (US$ 9,2 juta). “Mayoritas dari minat dan komitmen investasi tersebut berlokasi di Pulau Jawa. Selain itu, ada beberapa minat investasi di bidang pembangkit listrik di Provinsi Sumatera Utara dan di bidang pembangunan terminal di NTB,” lanjut dia.
Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi Jepang di Indonesia pada 2015 meningkat 6% dibandingkan periode 2014. Realisasi investasi Jepang tercatat sebesar US$ 2,87 miliar, dengan total proyek 2.030 unit serta menyerap 115.400 tenaga kerja. Kontribusi utama investasi Jepangmasih didominasi oleh sektor manufaktur, khususnya sektor otomotif, elektronikadan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi.
Sedangkan untuk komitmen investasi Jepang pada 2015 nilainya mencapai US$ 8,1 miliar atau meningkat 95% dari tahun sebelumnya. Komitmen investasi tersebut berada di peringkat ketiga teratas dari daftar negara sumber komitmen investasi. Di atas Jepang terdapat Tiongkok sebesar USD 22,2 miliar atau naik 42% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, kemudian Singapura naik 69% menjadi US$ 16,3 miliar. Setelah Jepang, Korea Selatan juga mencatatkan kenaikan komitmen investasi 86% menjadi US$ 4,8 miliar. (ns)
Investor Daily, Rabu 3 Februari 2016, Hal. 21

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Leave a Comment