Pekerja Mogok, Produksi Freeport Terganggu

JAKARTA – Ribuan pekerja tambang PT Freeport Indonesia melakukan aksi mogok yang mengakibatkan kegiatan produksi menurun hingga menjadi 60-70%. Efek mogok itu bisa lebih besar lagi pada aksi yang akan digelar pada 6 November hingga 6 Desember.
Ketua Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPKEP-SPSI) PT Freeport Indonesia Sudiro mengatakan, aksi mogok bersama terhitung sejak 6 November hingga 6 Desember 2014.
Aksi tersebut dipilih lantaran belum ada kesepakatan antara pihak pekerja dengan manajemen Freeport terkait sejumlah tuntutan pekerja. Keputusan mogok bersama itu telah disampaikannya kepada seluruh jajaran Freeport McMoran Copper & Gold Inc, jajaran PT Freeport Indonesia, serta Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Mimika.
“Mogok kerja bersama ini dapat dihentikan, apabila telah terpenuhinya tuntutan dan aspirasi pekerja yang dicapai melalui perundingan dengan pimpinan tertinggi FCX,” ujar Sudiro di Jakarta, kemarin.
Sudiro menuturkan aksi ini dipicu oleh serangkaian insiden di lingkungan Freeport yang menyebabkan sejumlah korban tewas dan cedera. Namun sampai saat ini belum jelas siapa yang bertanggung jawab dan dikenakan sanksi secara hukum.
“Tuntutan kami segera reformasi pada jajaran pimpinan dan atau manajemen PTFI serta pemberian sanksi secara hukum internal PTFI dan hukum yang berlaku terhadap oknum-oknum manajemen atas terjadinya kecelakaan kerja,” tegasnya.
Secara terpisah, Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik B. Sutijpto menegaskan aksi mogok tersebut tidak aka nmenghentikan kegiatan produksi. “Tidak berhenti,” ujarnya singkat.
Dialog Tripartit
Sementara itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM R Sukhyar mengatakan aksi mogok sudah dilakukan oleh 1.000 pekerja tambang sejak pekan kedua Oktober. Jumlah pekerja akan semakin bertambahmenjadi 3.600 orang pada 6 November, sesuai dengan sikap serikat pekerja Freeport Indonesia yang secara resmi menyatakanmogok kerja.
“Dari laporan yang saya terima hanya 30% dari 12 ribu pekerja Freeport yang melakukan mogok. Sejak pekan kedua kemarin sebagian dari mereka sudah mogok. Imbasnya produksi sekarang 60-70%,” kata Sukhyar.
Sukhyar menuturkan, aksi mogok itu dipicu oleh beberapa insiden yang terjadi di lingkungan Freeport. Dia mengatakan, hasil investigasi Inspektur Tambang sudah mengeluarkan rekomendasi kepada Freeport untuk mengevaluasi manajemen. Rekomendasi itu sudah dilakukan Freeport tapi dinilai oleh pekerja tambang belum memuaskan. Pasalnya serikat pekerja memiliki daftar 50 orang yang mesti diganti pada jajaran manajemen. Kemudian manajemen Freeport menawarkan jalan tengah berupa investigasi bersama. Namun usulan itu ditolak oleh serikat pekerja.
“Kami mengimbau untuk dilakukan langkah persuasif. Mekanisme tripartit yakni pihak manajemen, serikat pekerja dan dinas tenaga kerja terkait yang menyelesaikan ini,” ujarnya.
Sumber: Investor Daily. 29 Oktober 2014. hal: 9

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Recent Posts

Comments are closed.