Lion-Adhi Akan Kembangkan Bandara Halim Rp 5 Triliun

JAKARTA – Lion Group bekerja sama dengan PT Adhi Karya Tbk berencana mengembangkan Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta untuk menambah kapasitas hingga 12 juta penumpang per tahun. Pengembangan bandara milik TNI Angkatan Udara itu diperkirakan menghabiskan investasi hingga Rp 5 triliun
Direktur Umum Lion Group Edward Sirait me­ngatakan, proyek ini akan di­kerjakan oleh anak perusahaan Lion Grup, yakni PT Angkasa Trans­portindo Selaras (ATS) de­ngan menggandeng kontraktor pelat merah PT Adhi Karya Tbk se­bagai pembuat de­ sain rencana pem­bangunan yang men­cakup ter­minal penumpang ser­ta taxiway, apron dan garbarata (belalai).
“Ini sudah menjadi rencana Ba­ pak Rusdi Kirana (Direktur Utama Lion Group) sejak tahun 2004 un­ tuk bisa mengembangkan Halim menjadi bandara alternatif kedua di Jakarta. Pembangunannya kami tar­getkan dimulai November 2014 dan akan selesai selama sembilan bu­lan. Jadi pada Juli atau Agustus 2015 sudah bisa dioperasionalkan. Un­tuk dananya memakan biaya Rp 5 triliun yang berasal dari Lion Group, ” ungkap saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (14/10).
Menurut dia, pengembangan BandaraHalim ini harus dilakukan, me­nyusul kapasitas Bandara Soe­ karno-Hatta Cengkareng su­dah tidak mampu menampung per­ tumbuhan jumlah penumpang yang terjadi sejak 2004. Untuk itu, pi­haknya melakukan penjajakan ke pihak-pihak terkait dalam me­ manfaatkan Bandara Halim Per­ da­nakusuma untuk menambah ka­pasitas penerbangan dari dan ke Jakarta.
“Setelah melalui proses sesuai de­ngan peraturan dan ketentuan yang ada dan berlaku saat itu, ma­ka pada 2005 akhirnya di­tan­da­tangani perjanjian kerja sama pe­man­faatan lahanBandaraHalimPer­danakusuma seluas 21 hektare an­tara PT Angkasa TransportindoSe­laras (ATS) sebagai anakusahaLionGroupdenganInduk KoperasiAng­katanUdara(Inkopau),” jelas Edward.
Dengan demikian, lanjutnya, nan­tinya pengelolaan Bandara Halim akan dipegang oleh ATS de­ngan komposisi kepemilikan 80% Lion Group dan 20% Inkopau. Ed­ward juga mengatakan kontrak lahan antara PT ATS dengan In­ kopau berlaku selama 25 tahun di­ mulai sejak 2006. Kontrak tersebut da­pat diperpanjang dan jika kon­ traknya habis, aset tersebut akan dikembalikan ke pemerintah atau TNI AU.
“Langkah yang diambil oleh Lion Group ini berdasarkan pada UU No 1 Tahun 2009 Tentang Pe­ nerbangan, di mana ada pasal yang menyebutkan bahwa badan hukum In­donesia (BUMN atau swasta) diperbolehkan untuk mengelola atau sebagai operator bandara,” te­gas dia.
Dilengkapi Monorel
Edward menambahkan, pe­ ngembangan bandara tersebut nan­tinya akanmengedepankan visi Ban­dara Halim Perdanakusuma se­bagai pintu gerbang menuju In­donesia.
“Kami akan kembangkan tiga hal, yakni Halim sebagai eta­ lase nasional, kedua harus men­ jadi gerbang Indonesia sehingga dibangun dengan konstruksi yang ba­gus, dan teakhir perbaikan fa­silitas untuk memberi ke­nya­ manan,” paparnya.
Dia juga menyebut, bandara ini nantinya akan dipersiapkan un­tuk maskapai penerbangan full service. Dengan begitu, diharapkan Bandara Halim bisa menjadi base utama maskapai Batik Air, anak usaha Lion Group. “Kami ha­rap tahun depan kalau Halim su­dah selesai Batik bisa di sana. Un­ tuk Batik Air juga pesawat su­ dah ditambah, dari 12 yang ada sekarang, menjadi 48 untuk tahun de­pan,” tuturnya.
Selain mengembangkan ban­ dara, Lion Group bersama Adhi Karya juga akan membangun un­ derpass dari Cawang ke Halim dan mo­norel sepanjang 13 kilometer dari stasiun Dukuh Atas menuju Ha­lim Perdanakusuma. Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk Kis­ wodarmawan menjelaskan nan­ tinyaBandaraHalimakandibangun de­ngan tingkat kenyamanan yang melebihi Bandara Soekarno Hatta.
“Kami mendapat tantangan un­tuk design and build Bandara Halim. Bandara ini akan dijadikan bandara etalase Indonesia dan harus lebih nyaman dari Ceng­ kareng. Nantinya tidak hanya soal ke­nyamanan yang diperhatikan tetapi juga akses ke bandara ini de­ ngan membangun underpass me­ nuju bandara serta jalur monorel se­panjang 13 km dari Dukuh Atas sampai Halim yang juga ter­ sambung dengan jalur MRT,” jelas Kiswodarmawan.
Lebih lanjut, Kiswodarmawan men­jelaskan, Bandara Halim akan dibangun terminal yang di­lengkapi dengan fasilitas gar­ barata. Terminal Halim akan mam­pu menampung penumpang sebanyak 12 juta orang per tahun dan dilengkapi dengan fasilitas pu­sat bisnis serta hotel.
“Terminal ini nantinya dide­ dikasikan untuk mas­kapai full service seperti Batik Air, bukan mas­kapai low cost carrier,” ujar dia.
Investor Daily, Rabu 15 Oktober 2014, hal. 6

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Comments are closed.