Pipa Arun-Belawan Segera Beroperasi, Pertagas Diminta Percepat Proyek Pipa Gas Gresik Semarang

JAKARTA – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) berharap PT Pertamina Gas (Pertagas) segera menyelesaikan proyek gas pipa gas jalur Gresik-Semarang. Sementara itu, pipa jalur Arun-Be­ lawan diperkirakan sudah mampu mengalirkan gas pada bulan depan.
“Proyek pipanisasiGresik-Semarang bisa memenuhi kebutuhan gas wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur,” ujar Direktur Bahan Gas Bumi BPH Migas Djoko Siswanto di Jakarta, Kamis (9/10).
Dia mengatakan, dengan adanya pembangunan pipa Gresik-Semarang bisa mendorong pertumbuhan industri yang dampaknya akan langsung pada pertumbuhan ekonomi.
Djoko juga mengatakan, proyek ini diharapkan bisa mendorong percepatan konversi BBM ke gas. “Ini untuk mendorong dan mewujudkan infrastruktur gas yang terintegrasi di Pulau Jawa sebagai penopang perekonomian nasional,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan, pihaknya membuka pintu seluas-luas­ nya bagi Pertagas untukmempercepat proses pembangunan proyek ini, agar bermanfaat bagi masyarakat.
“Kami mendukung proyek pipa Gresik-Semarang agar dapat memberikan dampak positif bagi industri, multiplier effect masyarakat hingga meningkatkan pendapatan daerah untuk pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan Jateng,” tegas Ganjar.
Sementara Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, surplus gas di Jawa Timur belum sepenuhnya dinikmati masyarakat. Kelak setelah pipa gas Gresik-Semarang ini terba­ ngun, maka setiap ruas yang dilewati pipa, masyarakat akan dapat memanfaatkan gas termasuk untuk rumah tangga dan transportasi.
“Semakin cepat pipa selesai terbangun akan lebih baik bagi pemanfaatan gas di berbagai sektor di Jawa Timur,” katanya.
PT Pertamina Gas (Pertagas) pada hari ini memulai proyek pipanisasi gas sepanjang 271 km di Bojonegoro, untuk menjamin penyaluran gas di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Presiden Direktur Pertagas Hendra Jaya mengatakan, pipa ini memiliki kapasitas penyaluran gas sebanyak 500 juta kaki kubik per hari (mmscfd). “Pengerjaan proyek ini memakan waktu 18 bulan dan akan siap ber­ operasi pada kuartal I/2016,” katanya. Pipanisasi ini akan melewati empat kabupaten/kota di Jawa Tengah dan tiga kabupaten di Jawa Timur.
Pipa­ nisasi Gresik Semarang ini dimulai dari metering station Gresik Pertagas dan berakhir di Tambak Lorok. Pembangunan ruas pipa baru ini menelan investasi sebesar US$ 515,7 juta atau sekitar Rp 6,1 triliun.
Pertagas telahmendapat alokasi gas excess dari Jawa Timur yang berasal dari Kangean sebesar 30Mmscfd pada 2016. Selain itu, pada 2019 Pertagas juga mendapat suplai gas Cepu Lapangan Tiung Biru dan Cendana sebesar 100 Mmscfd, serta potensi gas Cepu lapangan Alas Tua sebesar 110 MMSCFD mulai 2022.
Arun-Belawan
Sementara itu, Pertagas menyatakan pipa Arun-Belawan segera meng­ alirkan gas sebesar 50 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) mulai November ini.
Presiden Direktur Pertagas Hendra Jaya mengatakan, pipa Arun-Belawan sudah tersambung seluruhnya dari Lhokseumawe, Aceh hingga Belawan, Sumatera Utara sejak bulan lalu. Selanjutnya, pipa perlu menjalani uji coba untuk memastikan seluruh ruas berfungsi dengan baik.
“Sekarang kami masih menunggu karena gas dari ExxonMobil akan shut off (berhenti produksi) sampai awal November,” kata dia di Jakarta, kemarin.
Pipa Arun-Belawan memang diba­ ngun untuk mengalirkan gas dari fasilitas regasifikasi Arun ke daerah sekitar hingga Belawan. Namun, sebelum fasilitas regasifikasi tersebut beroperasi, pipa akan mendapat pasokan gas sisa dari Blok North Sumatera Offshore (NSO) yang digarap ExxonMobil.
Oleh sebab itu, tutur Hendra, gas baru bisa dialirkan setelah operasi produksi di Blok NSO kembali normal. Dari blok tersebut, Pertagas akan mendapat pasokan gas sebesar 50 mmscfd yang seluruhnya akan dialirkan ke PLTGUBelawan milik PT PLN (Persero). “Jadi gas diharapkan masuk di awal November dan dibawa ke PLTGU Belawan karena sudah ada perjanjian dengan PLN,” jelas dia.
Selanjutnya, menurut Hendra, pipa Arun-Belawan akan mulai mengalirkan gas dari fasilitas regasifikasi Arun pada tahun depan. Hal ini karena pasok­an gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) dari Kilang Tangguh, Papua baru bisa diterima fasilitas regasifikasi Arun pada Januari 2015.
Pasokan dari fasilitas regasifikasi ini akan menambah gas dari Blok NSO. “Karena kalau hanya gas sisa dari Exxon saja tidak cukup. Pasokan LNG ini bisa untuk PLN dan PIM (PT Pupuk Iskandar Muda),” tutur dia. Pasokan LNG yang diterima fasilitas regasifikasi ini mencapai 12 kargo pada 2015.
Kepala Divisi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki mengatakan, selama ini PLTGU Belawan dihidupkan menggunakan BBM. Dari target serapan BBM tahun ini sebesar 6,5 kiloliter (KL), sebanyak 3,5 juta KL dipakai untuk menghidupkan PLTGU Belawan yang tidak mendapat pasokan gas sama sekali.
Dengan adanya pasokan gas dari pipa Arun-Belawan, Sur yadi optimistis, seluruh pembangkit listrik di Sumatera bakal bisa bebas dari BBM. “Awalnya akan masuk 40 mmscfd dan menjadi 100 mmscfd mulai Maret 2015. Kalau Medan dapat gas, otomatis Sumatera bisa dikatakan full gas,” jelas dia.
Selain PLN, Pertagas melalui PT Pertagas Niaga sendiri sudah berkontrak dengan sejumlah industri untuk memasok gas sebesar 31 mmscfd. Pertagas Niaga juga akan memenuhi gas kelistrikan Independent Power Plant (IPP) di kawasan KIM & KEK sebesar 70 mmscfd. Pertagas Niaga juga berkomitmen memasok gas kebutuhan pembangkit listrik guna mendukung operasional Bandara Kuala Namu yang diperkirakan sebesar 10 mmscfd.
Untuk membangun pipa Arun-Belawan hingga pipa-pipa yangmengalirkan gas sampai KIM dan KEK, Pertagas telah mengucurkan investasi sebesar US$ 586 juta. Sementara untukmerampungkan alih fungsi Kilang LNG Arun menjadi fasilitas regasifikasi, Pertagas menghabiskan US$ 114 juta.
Investor Daily, Jumat 10 Oktober 2014, hal. 9

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Comments are closed.