JAKARTA – PT Angkasa Pura (AP) II melakukan pemancangan tiang perdana ( groundbreaking) proyek pengembangan Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat (Jabar). Proyek pengembangan tersebut akan menaikkan kapasitas terminal menjadi 3,4 juta penumpang per tahun, atau jauh lebih tinggi dari daya tampung saat ini yang hanya 750.000 penumpang.
Direktur Utama PT Angkasa PuraIITriSSunokomenjelaskan, jumlah pergerakan penumpang di Bandara Husein Sastranegara 2013 telah mencapai 2,46 juta orang atau sekitar 300%melebihi kapasitas yang ada.
“Semangat dari pengem bangan ini adalah menjadikan Bandara Husein Sastranegara sebagai kebanggaan dan ikon Bandung, selain tentunya untuk menjaga tingkat pelayanan di tengah pertumbuhan jumlah penumpang pesawat yang cu kup cepat,” kata Tri dalam kete rangan tertulisnya, Senin (29/9).
Dikonfirmasi Investor Daily, Direktur Pengembangan Ang kasa Pura II Salahudin Rafi memperkirakan pengembangan bandara di Bandung itumenelan biaya Rp 139 miliar yang berasal dari internal perusahaan. Pro yek pengembangan ditargetkan selama 12 bulan sejak ground breaking yang mencakup re novasi dan perluasan terminal penumpang dari luas eksisting 5.000 m2 menjadi 17.000 m2 .
“Bandara Hussein akan di kembangkan untuk mening katkan pelayanan, keamanan, dan kenyamanan penumpang. Penambahan kapasitas tampung terminal jugameningkat dari 750 ribumenjadi 3,2 juta penumpang per tahun,” papar dia.
Dia menjelaskan, pengem bangan Bandara Husein Sas tranegara mengarah ke konsep modern yet traditional. Desain bangunan baru terminal terins pirasi arsitektur tradisional atap rumah khas Jawa Barat (Jabar), yakni Leuit dan Julang Ngapak, serta senjata tradisional Jabar yaitu Kujang.
“Desainnya akan dibuat fu turistik modern, tapi dengan interior yang memberikan ke hangatan dari dinginnya Kota Bandung,” ujar Rafi.
Bandara Husein Sastranegara akan dibuat dengan nuansa war na biru indigo, yang dihasilkan tanaman tarum. Tanaman ini me rupakan penghasil alami warna biru indigo, dan seringdigunakan oleh masyarakat Sunda jaman dulu untuk mewarnai pakaian.
“Pengembangan bandara ekisting namun tetap dengan standar internasional. Pengem bangan Bandara Hussein juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di Jawa Barat. Ka rena bandara ini tetap akan menjadi bandara utama di Jawa Barat, sebelum Bandara Ker tajati selesai dibangun dan beroperasi,” papar Rafi.
Di samping itu, PT Angkasa Pura II mempersiapkan area komersial yang cukup luas gu na meningkatkan kontribusi pendapatan non-aeronautika di Bandara Husein Sastranegara. Setelah pengembangan, area komersial di Bandara Husein Sastranegara mencapai sekitar 3.000 m2 atau jauh lebih luas dibandingkan dengan eksisting hanya 500 m2.
Tahun ini pergerakan pe numpang internasional dan do mestik di Bandara Husein Sas tranegara diperkirakanmencapai 3,08 juta penumpang. Maskapai yang beroperasi di bandara ini antara lain AirAsia, Lion Air, Garuda Indonesia, Citilink, Express Air, Silk Air, Wings Air, Susi Air, dan Tiger Air. Bandara Husein Sastranegara memiliki satu landas pacu atau runway berukuran 2.500 m x 45 m yang bisa mengakomodasi penerbangan dengan pesawat se kelas Boeing 737-800NG, Airbus A320, dan Boeing 737-900 ER.
“Melalui pengembangan yang akan menambah kapasitas ter minal diharapkan masyarakat Bandung dan sekitarnya menda patkan pelayanan yang optimal di Bandara Husein Sastranegara,” jelas GM Bandara Husein Sas tranegara Yayan Hendrayani
Bandara Kertajati
Sementara itu, di sela peng galian pertama perluasan ter minal Bandara Husein Sas tranegara, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, Bandara Internasional Jawa Barat (Kertajati) di Kabupaten Majalengka harus terwujud, karena itu akan menjadi masa depan pelayanan penerbangan di Jawa Barat.
“Bandara Kertajati itu harus terwujud dan jalan terus, pasal nya saat ini sudah jalan pemba ngunannya,” ujar Dahlan.
Dia menyebutkan, Jawa Barat harus memiliki bandara yang memiliki kapasitas dan potensi perluasan cukup besar, karena Bandara Husein Satranegara Bandung cukup sulit diperluas.
“Hari ini (Senin, 29/9), ka mi lakukan groundbreaking perluasan terminal Bandara Husein untuk meningkatkan kapasitas menjadi 3,5 juta pe numpang. Tapi ke depan ha rus ada bandara baru yang kapasitasnya bisa dua kali lipat atau lebih, dan diharapkan nanti di Kertajati,” jelas dia.
Pada kesempatan itu, kata dia, kesungguhan dan perjuangan keras untuk meyakinkan pem bangunan infrastruktur bernilai besar itu sangat perlu.
“Perlu kesungguhan dan ten tunya kemauan kuat untuk merealisasikannya. Bila itu dilakukan, semuanya bisa ter wujud,” kata Dahlan.
Terkait hal itu, dia menye butkan, pembangunan tol laut di Benoa, Bali, yang awalnya di anggap tidak mungkin, ternyata bisa dilakukan. Dan, saat ini menjadi solusi bagi penanganan masalah lalu lintas di kawasan itu.
Terkait kemungkinan terwu judnya Bandara Kertajati yang merupakan bagian dari kerja sama antara Jabar dengan PT Angkasa Pura II, Dahlan meng ungkapkan, semuanya sudah dipertimbangkan dari sisi pe layanan dan potensinya.
“Nantinya kan (pengelola annya) dijalankan perusahaan (Angkasa Pura II),” ujar dia. Sementara itu, Gubernur Ja bar AhmadHeryawanmengung kapkan, pembangunan Bandara Kertajati terus dilakukan dan sa at ini sudah terbangun landasan pacunya.
Rencananya bandara di ka wasan timur Jawa Barat itu dibangun di atas lahan seluas 1.600 hektare (ha) dan di kembangkan menjadi kawasan industri aerocity dengan luas total 5.000 ha.
Menurut Heryawan, Pemprov Jabar berkomitmen untuk merealisasikan Bandara In ternasional yang telah dirintis sejak 2008. Bandara itu nantinya dilengkapi dengan fasilitas jalan tol Cisumdawudan jalurKAbandara.
“Bandara Kertajati akan men jadi jawaban untuk mengim bangi per tumbuhan industri penerbangan di jalur Jawa Barat. Bila Kertajati sudah beroperasi, Bandara Husein akan menjadi bandara khusus,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Jabar Deddy Taufik menyebutkan landasan pacu Bandara Kertajati itu su dah terbangun dan tinggal me lakukan pembangunan untuk terminal dan fasilitas lainnya.
“Landasan pacunya sudah ter bangun, luas 1.600ha cukup ideal untuk bandara internasional. Terlebih bandara itu nantinya terkoneksi dengan jalur KA bandara dan tol Cisumdawu,” jelas dia.
Investor Daily, Selasa 30 September 2014, hal. 6